Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
 
Sore hari setelah hujan reda.
Temanku mengajak keliling Surabaya.
Dia menyetir mobilnya yang usang.
Melewati jalanan kota yang ramai.

Kami melewati beberapa restoran Amerika.
Mc D , KFC , Burger King dan Pizza Hut.
Semuanya tampak ramai dipenuhi orang.
orang orang itu masih tetap makan di sana.
Tanpa peduli dunia sedang memboikot.

Lalu kami berhenti di minimarket.
Temanku ingin membeli rokok dan jus buah.
Tapi di dalam ada banyak orang berbelanja.
Membeli produk produk P&G , Nestle , Mondelez dan Unilever.
Tanpa peduli dunia sedang memboikot.

Tak jauh dari minimarket ada taman bunga.
Kami nongkrong sebentar sambil merokok.
Ada banyak juga orang yang sedang nongkrong.
Sambil meminum Coca Cola atau Pepsi.
Tanpa peduli dunia sedang memboikot.

Kami merasa heran dengan semua orang.
Apakah mereka tidak tahu atau tidak mau tahu ?!..
Bahwa produk produk Barat yang mereka konsumsi.
Berlumuran darah dan bercampur serpihan tubuh.
Orang orang dan anak anak Gaza.


November 2024

Alvian Eleven
Should we be grateful ?!
We can eat three times a day.
Meanwhile people in Gaza are starving.

Should we be grateful ?!
we can drink coffe , fruit juice and cold drinks
Meanwhile people in Gaza are thirsty.

Should we be grateful ?!
We can sleep using a warm blanket in our comfort room.
Meanwhile people in Gaza are freezing in flooded tents.

Should we be grateful ?!
We can freely use wifi.
Meanwhile people in Gaza have difficulty getting internet.

Should we be grateful ?!
We can freely use electricity.
Meanwhile people in Gaza have to charge their cellphones using solar panels.

Should we be grateful ?!
We can relax and enjoy the beauty of nature.
Meanwhile people in Gaza are trapped in dangerous chaos.

Should e be grateful ?!
We can go to any places we like.
Meanwhile people in Gaza don't know where to go.

Should we be grateful ?!
We have money to buy anything.
Meanwhile people in Gaza have difficulty getting donations.

Should we be grateful ?!
We can buy all the necessary things.
Meanwhile people in Gaza cannot buy anything because prices are increasing.

Should we be grateful ?!
Our children can play in the park and go to school.
Meanwhile children in Gaza are exhausted from queuing for water and food in the sweltering heat.

Should we be grateful ?!
Our children can sleep peacefully while having sweet dreams.
Meanwhile children in Gaza cannot sleep because of the sound of non stop bombardments.

Should we be grateful ?!
Just because our lives are still pretty normal.
Meanwhile the lives of Gazans are far below normal.


November 2024

By Alvian Eleven
America is dying.
Its people are getting poorer and sicker.
Losing their rights which are endlessly plundered by political clowns.
Those political clowns played by octopus tentacles.
The octopus called Israel is entrenched in the land of Palestine.
Getting fatter and more ferocious plundering the rights of the American people.
Some people are waking up and resist.
But they are being silenced by violence and nonsense law.
The rest of the people are still lulled in the mirage.
The illusion of democracy and the outdated dream of American glory.
Without realizing that America is dying.


December 2024

By Alvian Eleven
People in Gaza are always asking why ?!
Why are we going through this big mess ?!
Why are our lives like this ?!
Why we can't live normally like everyone else ?!

Then...

People in Gaza are always asking when ?!
When will this big mess end ?!
When will we no longer feel fear and suffering ?!
When we can return to normal life ?!

And...

People in Gaza are always asking how ?!
How will this big mess end ?!
How we have to survive any longer ?!
How do we continue our lives after this ?!

Also...

People in Gaza are always asking what ?!
What if we die ?!
What if we don't survive ?!
What is our fate ?!

But...

People around the world don't know the answers.
They don't know the answers.
Anyone doesn't know the answers.
Nobody knows the answers.


November 2024

By Alvian Eleven
Hell is still hell.
Yesterday they still had some bread.
Today they have nothing to eat.

Hell is still hell.
Yesterday they were still living in refugee tents.
Today they are displaced on the streets without carrying anything.

Hell is still hell.
Yesterday their belongings were still stored in the tents.
Today strong winds tore down their tents and their belongings were flooded with rainwater.

Hell is still hell.
Yesterday they were still able to relax and enjoy the sunset on the beach.
Today they were bombarded by gunboats approaching the shore.

Hell is still hell.
Yesterday they heard rumor of cease fire negotiation.
Today jet planes and helicopters are still bombarding as usual.

Hell is still hell.
Yesterday they were still able to take refuge at school.
Today the school was destroyed by a jet bombardment.

Hell is still hell.
Yesterday they were still able to play football.
Today they are lying in the hospital without legs.

Hell is still hell.
Yesterday they still gathered with their family.
Today a drone bomb blew up the tents and killed their family.

Hell is still hell.
Yesterday they were still playing happily and laughing cheerfully.
Today they are silent and wrapped in blood stained shrouds.

Hell is still hell.
Yesterday the price of vegetables was still affordable to buy.
Today the price is increasing so high and people can't afford to buy.

Hell is still hell.
Yesterday they were still able to feed their cats.
Today cat food is hard to find.

Hell is still hell.
Yesterday they were still able to charge their smartphones on solar panels.
Today they are confused because the heavy rain doesn't stop.

Hell is still hell.
Yesterday they still had petrol to fill their cars.
Today they have to ride a donkey cart to go everywhere.

Hell is still hell.
Yesterday they were still able to pass Salah al Din road.
Today the tanks are blocking and shooting anyone who passes by.

Hell is still hell.
Yesterday they still had enthusiasm and hope for the future.
Today they feel hopeless and helpless again.

Hell is still hell.
Today they still have a bit of luck.
Tomorrow there may be no more luck.

Hell is still hell.
Today they wish for a miracle.
Tomorrow the miracle never comes.


November 2024

By Alvian Eleven
Bulan tampak besar dan terang.
Aku memandangnya pada saat tengah malam.
Sambil berdiri di tepi sawah yang sepi.
Dekat rel kereta pinggiran Surabaya.

Kukeluarkan ponselku dari saku celana.
Lalu kupotret bulan yang kupandang.
Setelah itu langsung kuunggah fotonya.
Pada akun Instagramku.

Kulihat ada banyak postingan foto.
Dari akun Instagram orang orang Gaza.
Ternyata mereka juga sedang memandang bulan.
Bulan yang sama dengan yang kupandang.

Maha sedang duduk di atap rumah.
Dia memandang bulan sambil minum kopi.
Tanpa peduli bombardir pesawat jet.
Meledakkan pemukiman di Deir El Balah.

Omar sedang nongkrong dengan temannya.
Dia memandang bulan sambil merokok.
Melepas lelah setelah membantu relawan.
Membagikan makanan di Khan Yunis.

Mariam sedang termenung di depan tenda.
Dia memandang bulan sambil mengenang.
Kehidupannya yang hilang tak tersisa.
Terkubur puing puing rumahnya di Tel El Hawa.

Malak sedang menangis sedih.
Dia memandang bulan sambil mengingat.
Seorang teman akrabnya yang telah tiada.
Tewas terkena tembakan ******.

Dr Abraham sedang duduk di balkon.
Dia memandang bulan sambil mengeluh.
Kelelahan mengurusi orang orang terluka.
Memenuhi rumah sakit Al Nasser.

Begitulah bulan yang besar dan terang.
Menjadi penghias malam orang orang Gaza.
Yang masih terjebak kekacauan panjang.
Tanpa tahu kapan akan berakhir.


November 2024

By Alvian Eleven
Setahun lebih....

Setahun lebih aku masih tak percaya.
Jaman modern terjadi pembantaian besar besaran.
Terus dipotret dan direkam oleh orang orang Gaza.
Mengguncangkan normalitas seluruh dunia.

Setahun lebih aku lupa rasanya hidup normal.
Yang kulakukan tiap hari hanya membuka sosial media.
Terus melihat pertunjukan horor harian di Gaza.
Pembantaian demi pembantaian yang tak ada habisnya.

Setahun lebih aku terus berpura pura normal.
Dari luar terlihat baik baik saja tapi dari dalam terus menderita.
Penderitaan orang orang Gaza yang berkepanjangan.
Juga menjadi penderitaanku.

Setahun lebih....

Setahun lebih aku kehilangan kenikmatan.
Soto , rawon , bakso dan makanan apapun tak lagi terasa nikmat.
Aku teringat terus dengan orang orang dan anak anak Gaza.
Mereka sering kelaparan hingga kurus kering kekurangan gizi.

Setahun lebih aku kehilangan kesenangan.
Film , musik , game dan hiburan apapun tak lagi menyenangkan.
Aku teringat terus dengan orang orang dan anak anak Gaza.
Mereka selalu ketakutan terancam kematian yang menyakitkan.

Setahun lebih aku kehilangan ketenangan.
Tidurku tidak pernah terasa nyenyak.
Aku teringat terus dengan orang orang dan anak anak Gaza.
Mereka selalu kedinginan saat malam tanpa punya apapun untuk kehangatan.

Setahun lebih....

Setahun lebih aku tak lagi punya semangat.
Segala macam urusanku jadi berantakan.
Rasanya aku kesulitan berkonsentrasi penuh.
Setiap hari pikiran dan jiwaku terus tertuju pada Gaza.

Setahun lebih aku terus mengkhawatirkan mereka.
Orang orang Gaza yang telah kukenal hingga kuanggap saudara.
Jika mereka terlalu lama menghilang tanpa kabar.
Rasanya aku benar benar sangat khawatir.

Setahun lebih aku merasa seperti orang mati.
Terlalu sering melihat kematian demi kematian yang menyakitkan.
Darah terus bertumpahan , serpihan dan potongan tubuh terus berceceran.
Angka statistik para martir terus bertambah setiap hari.

Setahun lebih....

Setahun lebih aku masih merasa heran.
Melihat orang orang tetap menjalani kehidupan normal.
Bersenang senang atau sibuk urusan sendiri.
Tanpa peduli apapun tentang Palestina.

Setahun lebih aku masih tetap heran.
Melihat orang orang muslim yang tampak religius.
Hanya sibuk beribadah siang malam.
Tanpa peduli apapun tentang Palestina.

Setahun lebih aku masih tetap terheran heran.
Melihat gerai dan restoran Amerika masih tetap ramai.
Produk produk Barat masih tetap dibeli.
Tanpa peduli apapun tentang boikot.

Setahun lebih....

Setahun lebih rasanya benar benar memuakkan.
Melihat para pemimpin Barat terus beretorika.
Bicara perdamaian dan kemanusiaan.
Tapi terus mendukung pembantaian.

Setahun lebih rasanya semakin memuakkan.
Melihat para pemimpin Arab terus membual.
Pura pura peduli dengan Palestina.
Tapi diam diam mendukung Israel di belakang.

Setahun lebih rasa muakku semakin tak tertahankan.
Melihat media media Barat dan buzzer buzzer zionis.
Terus menerus menyangkal dan membenarkan pembantaian.
Tak peduli seluruh dunia sudah tahu kenyataan yang sebenarnya.

Setahun lebih....

Setahun lebih aku telah putus asa.
Kehilangan harapan yang tampak terlalu sulit diwujudkan.
Seluruh dunia terus melakukan aksi protes menentang Israel.
Tapi tak terjadi perubahan apa apa.

Setahun lebih aku telah kecewa.
Tak percaya lagi dengan tatanan dunia.
Yang tak lebih sekedar ilusi kemunafikan.
Bentukan Barat yang merasa berkuasa atas dunia.

Setahun lebih aku telah lelah.
Menunggu keajaiban yang tak kunjung terjadi.
Seluruh dunia terus bertanya tanya.
Kapan dan bagaimana semua ini akan berakhir ?!..

Setahun lebih....


November 2024

By Alvian Eleven
Next page