Hello? Poetry!
Classics
Words
Blog
F.A.Q.
About
Contact
Guidelines
© 2024 HePo
by
Eliot
Submit your work, meet writers and drop the ads.
Become a member
Iqbal Ramadhan
23/Androgynous
0 followers
/
479 words
Follow
Message
Block
Stream
9
Poems
9
Latest
Popular
A - Z
Iqbal Ramadhan
yang
tak
bogor
papua
itu
masyarakat
kota
mereka
dengan
aku
indonesia
ini
kita
begitu
pemerintah
tetap
hidup
diatas
kau
kami
dalam
tanpa
kehidupan
kepada
waktu
sendiri
setia
tiada
untuk
indah
hari
berhenti
seperti
dan
hingga
awan
mana
negara
tindakan
hanya
bentuk
tugu
surga
miskin
rakyat
kehidupannya
lupa
kemudian
rindu
tidak
jatuh
kini
tentang
telah
sebuah
terhadap
perlu
singkat
palsu
menentukan
hal
diri
saja
cinta
sejengkal
kesejahteraan
tarian
pemandangan
berjalan
pagi
justru
saksi
bintang
orang
melakukan
tahu
sedangkan
penindasan
dari
bagaimana
kujang
mengenal
selamanya
akan
kekayaaan
kenangan
initak
kemanusiaan
dingin
mendorongku
rembulan
perkenalan
terhempas
mengantarkan
terpana
menyandang
angkot
motor
masa
lebih
rupanya
ditelan
harapannya
haus
memperlihatkan
penumpang
keinginanku
saling
hatinya
layak
cintamu
bau
selama
dasar
kecilnya
hidupnya
disediakan
perampasan
fitrah
nyata
meninggalkan
kebijakan
kebiasaan
diteror
bersamamu
tersisa
janjikan
jauh
disesali
kepadamu
kekejaman
menunjuk
tulus
bertanya
biasanya
mendukung
gelap
tentu
taraf
kala
besar
sebab
campur
membawa
bangsa
bising
imbalan
lama
mengusik
kenangannya
berakhir
keadilan
tuhan
dinda
hendak
suatu
menatap
tindakannya
kudengar
bertentangan
berlidah
pedagang
keabadian
seketika
anaknya
istri
adalah
mungkin
nasib
menahan
memulai
salahkan
kenang
lapar
menjaga
merangkak
negeri
atau
tabah
teror
sedemikian
terik
pergi
kemajuan
jejak
secara
terimakasih
butut
bisa
bahkan
mempunyai
ditutupi
bebas
tatkala
dibenturkan
meskipun
neraka
kenyataan
utk
gedung
depan
ingat
menyimpan
dahulu
bukan
ramadhan
berdua
mati
satu
negrinya
hasil
kalbu
penjilat
makar
mengemis
mencampuri
berdoa
siapapun
hening
malu
tempatnya
hujan
berada
terindas
menunggu
menyumbang
merupakan
suara
tangan
hadirkan
iqbal
melahirkan
penentuan
beribu
berselimut
suruh
dibunuh
sayur
jawab
kekuasaannya
kejam
musiknya
begitukah
hantui
dongeng
menyirnakan
datang
selain
melenyapkan
memilih
namun
pemerasan
kaca
julukan
menggambarkan
sumber
pemimpin
pengecut
melangkah
agustus
tujuan
gunung
dituduh
ontologi
kerap
iblis
beratap
makan
terpukau
ingin
tanah
duka
sungguh
semakin
manusia
wakil
muhammad
dihalangi
lantas
pernah
ternilai
panorama
perihal
sebagaimana
amis
hati
dendam
temaram
atas
bertanggung
salak