Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
el Aug 2014
kursi di bawah pohon kenari
masih dengan setia duduk disana
tidak peduli siapa yang mendudukinya
atau siapa yang lewat di depannya
ia tetap setia menunggu kedatangannya
burung-burung dengan bebas menyuarakan
nada-nada indah berisi pesan
untuk diberikan kepadamu,
tuan tanpa nama
jangan berpura-pura tidak peduli kepada dunia
di lubuk hatimu yang terdalam, sial,
aku sangat yakin kau kesepian
kau membutuhkan seorang teman yang rela
mendengar ocehan mautmu sampai matahari
tenggelam di ufuk barat nantinya
kemarilah, tuan tanpa nama
duduk bersamaku di bawah pohon kenari
dan menikmati indahnya matahari senja
di dadaku kau menjelma dzikir dan aku
menyebutmu dengan
khusyuk dengan takbir atau kun fayakun
yang barangkali bisa

mengubah takdir. sedang di dadamu aku
menjelma sunyi dan
kau tak pernah mendengarku meski telah
kulantunkan ayat-ayat

sepi.
2017
arby Sep 13
Hal apa yang disedihkan sampai ingin mati?
uang, obrolan, ataukah jodoh?
Sesak? Coba tantang semesta "ayo, selesaikan sekarang juga!",
diam, kosong, tak terjadi apa-apa kan?
Kau mungkin bertanya,
Apa Dia tak melihatku? tak mendengarku? atau bahkan Dia tak beritahu bahwasannya Aku sudah mati sejak dulu?

Bunda berbisik, “Jangan begitu.”  
Ayah bertanya setengah tertawa, “Emang iya?”
Kakak melotot, “Apaan sih?”  

Sepertiku, dengan teguh aku berpegang,
bahwa keluargaku, sahabat, dan teman-temanku,
Mereka pernah ingin mati, mereka pernah sakit hati, bahkan mereka pernah padam api.

Kali ini, Aku pilih bercerita dibanding diam, Aku hidupkan emosiku dan Aku tantang semesta bahwa kali terbaru hari ini, Aku ingin mati!

Untuk bunda, ayah, kakak, dan semua sahabat serta temanku;
Setiap masalah yg sedang kita hadapi,
Aku tak tahu sampai kapan kita bisa berdiri. Namun, tantang saja semesta,
coba beberapa kali (lagi, lagi, dan lagi),
dan biar Tuhan berikan Solusi atau Mati!

— The End —