Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
kekasih, sebelum takdir melenyapkan tubuhku
dan takbirku menjadi sesuatu yang senyap

ajari aku mencintaimu:

ajari lidahku menyebut namamu
ajari mataku melihat parasmu
ajari telingaku mendengar suaramu
ajari tanganku memegang tanganmu
ajari kakiku melangkah padamu

sekali lagi

agar aku, kekasih, yang cuma
hamba sahaya ini bisa merdeka

merdeka adalah berada di haribaan cintamu
sepanjang waktu
2017
malam telah beranjak menuju rahasia
sebuah pagi yang lembut datang menghampiri
ketika aku mengisi diri sendiri
dengan sebuah nama

sebentar lagi sungguh sebentar lagi
napasku akan pergi
meninggalkan segala yang fana
menuju muasal segala cinta
2017
"Bahwa bukan kesedihan yang nyala
Di ruang mata, melainkan hakikat rela"

(Kisah Soe Harry, 2 - Astrajingga Asmasubrata)


aku datang padamu dengan surah yasin
dan rasa ingin
bertemu yang tak bisa dicukupkan oleh
simpuh sujud
seorang anak yang imannya sedang
runtuh. ayat

demi ayat menjelma percakapan kita
tentang hakikat
hidup dan mati: tentang hidup adalah
seluruhnya ibadah
dan mati adalah nikmat tertinggi. mad

dan waqaf menjelma tempatku berhenti:
tempat aku
meluruhkan air mata saat terbayang
wajahmu yang
tak bisa lagi kupandangi. aku bertanya
seberapa rindukah

tuhan padamu tetapi tak ada jawaban
meski telah aku
cari di setiap lembar yang sebentar lagi
menuju akhir.
aku bertanya akankah kau bangun untuk
sekadar menyapaku

tetapi tak ada jawaban meski aku telah
sampai di ayat

kun fayakun.
2017
dengan apa aku harus mencintaimu?

bertahun-tahun aku habiskan untuk
mencari namamu
entah pada do'a yang mana atau
pada ayat ke berapa

dengan apa aku harus mencintaimu?

bertahun-tahun aku lewatkan demi
menemukanmu
entah pada sunyi yang mana atau
pada sepi di mana

dengan apa aku harus mencintaimu?

bertahun-tahun aku arungi dengan
menyusuri jejakmu
entah pada dzikir yang bagaimana
atau sujud yang mana

dengan apa aku harus mencintaimu?

bertahun-tahun aku membayangkan
wajahmu pada
setiap entah dan setiap langkah yang
ngungun lalu

aku bertanya:

dengan apa aku harus mencintaimu?
2017
di dadaku kau menjelma dzikir dan aku
menyebutmu dengan
khusyuk dengan takbir atau kun fayakun
yang barangkali bisa

mengubah takdir. sedang di dadamu aku
menjelma sunyi dan
kau tak pernah mendengarku meski telah
kulantunkan ayat-ayat

sepi.
2017

— The End —