Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Dalam kerlap kerlip dunia malam
Debuman musik keras menggema dalam telinga
Menggeliat diantara tubuh para adam
Mengumbar buah dada
Menebar wewangian erotis
Menarik para lebah mendekat
Jalang bukan sembarang jalang
Mendesah indah hanya bermodalkan tubuh molek
Selembar uang sengaja tersangkut dalam lingerine
Senyuman diberikan
Membuat libidoku tak terbendung lagi
Mengoyak pakaian minim yang menghalang akses untuk menjelajah tubuhmu
Kau mendesah lagi
Melodi indah mengiringku menuju surga dunia
Peluh yang menyatu malam itu menjadi saksi
Betapa indahnya tubuhmu bak bidadari
Kuhantam titik titik nikmat dalam tubuhmu
Kau bernyanyi, nyanyian erotis terindah yang pernah kudengar
Kutatap wajahmu, rona merah dan peluh menyatu
Wajah sempurna
Penglihatanku berkabut
Sekelebat cahaya putih menyilaukan terlihat
Ketika kita bersama menikmati indahnya surga dunia
Benih benih janin tak sanggup kubendung lagi
Kau pun mendesah lagi
Ah, kau memang bukan sembarang jalang
lepas amarahku
buyar ragaku

semua kuhantam
bagai buku kubaca hatam

kaki menggigil
bibir pucat
apapun yang ku ambil
akan ku catat

lubang besar dadaku
tembus hingga ke pungung
apa yang datang padaku
semua ku tangung

kelakuanmu
membuat pikiranku buntu
aku dapat apa yang ku mau
tapi bukan yang ku butuh

memaafkan mu
bukan perkara besar bagiku
akan ku bayar dengan ragaku
melawan laki-lakimu? hal yang paling mudah di hidupku...

— The End —