Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
So Dreamy Nov 2014
Diawali dengan udara pukul setengah empat sore yang hangat dan suasana hati yang sedang bagus, aku melihat perempuan itu berada di tamannya yang berantakan. Ya, berantakan kataku. Tamannya, bukan dirinya. Ia duduk di sana, dengan anggun dan cantiknya membibiti bunga bakung dan menyirami bunga krisan. Di sekelilingnya terdapat semak bunga mawar liar dan pohon pinus tua. Pohon itu berbatang tebal dan tampak kukuh, kini ia duduk menyila di bawahnya, berbincang dengan semak lavender di sebelahnya. Ia tidak gila, tapi tampak penyayang dan sangat lembut. Rambutnya yang berwarna gelap itu diterpa angin senja, di atasnya secerah sinar matahari menyeruak dari balik dedaunan membuat wajahnya tampak berkilau. Lihat bagaimana cara matanya mengerling dan lihat bagaimana caranya tersenyum; manis sekali.

Itu dia, Qinaani.

(Mahesa)
Diska Kurniawan Nov 2016
Putih janggut si Bapak Waktu
Menguban menuakan diriku
Ditengah kerumunan hantu-hantu
Yang mengisik rahasia,
Menggoda batu-batu tajam
Di hamparan padang rerumputan
Berkilau kelabu
Sehitam langit malam

Lalu semua mati gantung diri
Padahal hantu-hantu tak bisa mati.
Bersamamu mayat berusaha hidup

— The End —