Bulan tampak besar dan terang. Aku memandangnya pada saat tengah malam. Sambil berdiri di tepi sawah yang sepi. Dekat rel kereta pinggiran Surabaya.
Kukeluarkan ponselku dari saku celana. Lalu kupotret bulan yang kupandang. Setelah itu langsung kuunggah fotonya. Pada akun Instagramku.
Kulihat ada banyak postingan foto. Dari akun Instagram orang orang Gaza. Ternyata mereka juga sedang memandang bulan. Bulan yang sama dengan yang kupandang.
Maha sedang duduk di atap rumah. Dia memandang bulan sambil minum kopi. Tanpa peduli bombardir pesawat jet. Meledakkan pemukiman di Deir El Balah.
Omar sedang nongkrong dengan temannya. Dia memandang bulan sambil merokok. Melepas lelah setelah membantu relawan. Membagikan makanan di Khan Yunis.
Mariam sedang termenung di depan tenda. Dia memandang bulan sambil mengenang. Kehidupannya yang hilang tak tersisa. Terkubur puing puing rumahnya di Tel El Hawa.
Malak sedang menangis sedih. Dia memandang bulan sambil mengingat. Seorang teman akrabnya yang telah tiada. Tewas terkena tembakan ******.
Dr Abraham sedang duduk di balkon. Dia memandang bulan sambil mengeluh. Kelelahan mengurusi orang orang terluka. Memenuhi rumah sakit Al Nasser.
Begitulah bulan yang besar dan terang. Menjadi penghias malam orang orang Gaza. Yang masih terjebak kekacauan panjang. Tanpa tahu kapan akan berakhir.