Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Aridea P Jul 2012
Palembang, 28 Juni 2012

Haruskah ku hapus semua fotomu dari folderku?
Haruskah ku buang semua gambarmu dari kotakku?
Haruskah ku remove kamu dari teman facebookku?
Haruskah ku unfollow kamu dari twitterku?
Haruskah ku kubur dalam-dalam kertas puisi untukmu?
Haruskah ku tutup semua jejaring sosialku?
Haruskah ku berjalan ke seluruh dunia,
menghafal semua nama negara tuk melupakan namamu?
Haruskah ku menyelami seluruh samudera,
mengingat semua rupa makhluk laut
agar bisa melupakan rupa wajahmu?
Haruskah aku menyusuri padang pasir serta pegunungan,
berjalan tanpa arah supaya melupakan jalan rumahmu?
Haruskah aku terjun dari tebing tertinggi,
atau dari jurang terdalam,
supaya kepalaku terbentur dan melupakan semua tentangmu?
Haruskah?
Karena aku sudah tak sanggup lagi di sini
Hidup denganmu, dengan kamu
"Bahwa bukan kesedihan yang nyala
Di ruang mata, melainkan hakikat rela"

(Kisah Soe Harry, 2 - Astrajingga Asmasubrata)


aku datang padamu dengan surah yasin
dan rasa ingin
bertemu yang tak bisa dicukupkan oleh
simpuh sujud
seorang anak yang imannya sedang
runtuh. ayat

demi ayat menjelma percakapan kita
tentang hakikat
hidup dan mati: tentang hidup adalah
seluruhnya ibadah
dan mati adalah nikmat tertinggi. mad

dan waqaf menjelma tempatku berhenti:
tempat aku
meluruhkan air mata saat terbayang
wajahmu yang
tak bisa lagi kupandangi. aku bertanya
seberapa rindukah

tuhan padamu tetapi tak ada jawaban
meski telah aku
cari di setiap lembar yang sebentar lagi
menuju akhir.
aku bertanya akankah kau bangun untuk
sekadar menyapaku

tetapi tak ada jawaban meski aku telah
sampai di ayat

kun fayakun.
2017

— The End —