Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Mousamous Apr 2018
pasal VI: tentang aku dan kau; sebuah rasa dalam diam.

- yang aku percaya, skenario tuhan selalu indah walau tak kelihatan di awal, sebab tentu saja, pemandangan akan lebih nampak anggunnya dari ketinggian. dan ini perkara melihat sesuatu dari direksi yang berbeda, atau bahkan berlawanan. rasa dalam diam.

- perihal rasa yang terus saja terpendam, anggap saja aku hanyalah secuil makhluk yang kagum kepadamu, terlepas dari senyummu yang menawan, atau paasmu yang santun, dan hal "wah" yang mereka utarakan lainnya. rasaku apa adanya, tanpa menuntut apapun darimu.

- mengingat kau dan aku tak pernah bersua dengan sengaja, kurasa, rasarasa yang kumiliki hanya akan bertepuk sebelah rasa, sekedar sapa, dan berujung tanpa kata. toh nyatanya entah aku yang sanggup bertahan ataukah memang aku yang terlalu bodoh karena masih saja bertahan, hitungan tahun tanpa jawaban terus saja membuatku beradaptasi dengan keadaan.

- dan jika dilihat, mungkin hanya usahakulah yang terus membuatku bertahan, melihat segalanya hanya jarak dan jarak yang membuat kita dekat, walau kau masih saja entah purapura tak peduli, atau mungkin memang tak peduli. tapi kuharap kau tak bosan menjadi tempat rasaku bermuara.

- menuntut kejelasan? oh, tentu bukan caraku bermain dengan memaksa kehendak. karena dimataku, rasa bukan hanya sekedar hasrat, melainkan suatu hal yang sensitif, terlepas dari rasionalnya akal. takutku kemudian hari, salah rasaku menetap, kemudian menjadikanku lupa arah pulang sebenarnya.

- sampai nanti di akhir cerita, kau menjawab segala tanya yang tak kuharap terjawab. rasa mu sedikitbanyak memiliki kesamaan denganku, sama2 dalam diam, memilih berdiam diri dalam kediamannya. hanya saja kau lebih mahir, sedangkan aku memilih nyaman dalam zona amatir.

- bahagia? kupikir begitu, mengingat rasa kita sudah samasama berirama, terlepas dari tujuanku yang enggan menjalin hubungan (entah apa alasannya). kukira jawab yang membuatku senang, namun haluan berubah arah. justru jenuh yang kurasa, lelah, dan memilih berpaling di kemudian hari.

prdks.
ps: hanya rasaku yang membuatku tertawan dalam usaha, bukan rasamu, apalagi ikatan aneh nan lemah namun menyakitkan. terima kasih telah sejenak menjadi muara untuk riak kecil ini. bagiku, kau sebatas cerita dalam senyapku.
Ken Pepiton Sep 2021
How elite can one be and not be evil?

Is there any justification for greed,
in your house,

fret not, in mine we have nothing, thus
greed is for attention,
whose act is funnier,
who is most dramatic,
what is the Terraria top level?
" have you never read- Road to Wiggen's Pier?"
- paste from JBP taken with a will to find some poetry
- while judging if I knew the point in use and useless knowledge
- sorting
"
In the lecture I included with this post (see below)
I discuss the suffering inextricably associated
with life, attributing some
of it
to tragedy, a necessary consequence
of human limitation,
and the remainder …

to evil,
the conscious and malevolent attempt
to worsen Being.
I
suggest that human beings
can tolerate tragedy —
even triumph over it,
if they are guided
by truth —
but that evil  …"
-sliptaway
{that one feared in lectures with monstors and heroes
as symbols of common sensitif-if-ifity--
for which we make up useful
stories, then feed them
to the children we wish
to tame, fit for function in the brave new sector of ification}
__ that
evil, never known to any creature in eden,
I swear
== "that evil…
is a far more insidious, subtle and damaging force."

From <https://www.jordanbpeterson.com/books/book-list/>

{******* has the brackets}
But we all are the wise *** now,
this not being any
initial dive into the depths of hellopoetry, far from
jolly drinking ditties done
to dance a jig with,
this be that
tarry slough
of despond,
responding
to the doom and gloom
of those who
feel, we must recall
the whole truth
to tell it, as we swore, to the judge on TV.

Here come d'judge, and everybody laughed but me,
I was smitten, by the maiden,
who looked at me as if she knew I stole the emperor's pants.
Dabbling in streams of passing timeless choruses never arranged

— The End —