Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Hujan hari ini begitu deras
Dan selepasnya tak kulihat pelangi
Tak seperti dongeng-dongeng malam
Atau ayat-ayat motivasi penguat hati

Hujan hujan sebelumnya juga begitu
Ku lihat ikan-ikan kesakitan terkena derai siram hujan
Lelaki tua peminta kedinginan kebasahan
Listrik menyambar, tiang jatuh, seorang anak tertimpa

Buruk, buruk, buruk

"Hei ayo bermain!"
Lamunanku terjerat
Segerombolan bocah kecil menari dibawah derasnya hujan
Bernyanyi gembira nyengir tak terkira
Aku menjeling, aku mempelajari, aku mulai tersenyum
Agaknya aku yang lupa
Tak kupandang rumput kehausan bersorak menanti tibanya air minum mereka
Sisi pandangkulah salah

Aku menyalahkan pelangi
Tak kulihat bahwa petani begitu bahagia dan menanti
Ini semua bukan tentang pelangi warna warni itu
Pelangi yang sesungguhnya ada disekelilingmu

Jangan merana
Jangan sepertiku
Yang kulihat hanya aku dan segala kesepian ini
Pelajaran tentang mengeluh.
Pelangi sesungguhnya bukan tentang pelangi warna warni.
Hujan masa kini tak ada pelanginya.
Ketutupan polusi kali ya.
Klo Sifa Sep 2015
Perjalanan di kereta selalu menarik.
Masing-masing punya cerita, semua ada makna,
Pernah ku bertemu orang asing secara tak sengaja di kereta, sekarang menjadi teman cerita.
Pernah ku menangis, berontak, pusing, mual, homesick di kereta.
Pernah ku melewati perjalanan ini dengan orang-orang berarti yang tak terganti.
Pernah pula aku naik kereta, berbohong pada mama, hanya demi bisa bertemu. Kamu.
Tapi yang pasti, aku sering menganalogikan perjalanan di kereta dengan keharusan memikirkan masalah.

Cinta, terutama.

Klise. Tapi nyata.

Dan pada perjalanan ku yang kali ini, kamu orangnya.
Yang dipikirkan masih sama, apakah harus bertahan atau berusaha lupa.
Biarkan aku memikirkan mu sampai mabuk di kereta, malam ini.
Karena selepasnya, aku akan mengubah statusmu menjadi bukan siapa-siapa.

— The End —