Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Sipaa Adriani Jun 2019
Kemana kau tuan,hilang tanpa pesan
Meninggalkan hamba dengan sejuta kerinduan
Boleh hamba mengatakan? Bahwasanya kehilangan tuan,tidak pernah hamba inginkan
Bahkan,sejak kepergian tuan
Hamba masih berdiri disini,mempertahankan,berharap tuan akan merubah arah pijakan
Dan kembali ke sisi di pangkuan

Semenjak tuan pergi,
Desau angin mulai menyepi,
Kicau burung tak terdengar lagi
Berganti dengan sesak nafas hamba,dan suara tangis yang kian menusuk telinga
Hamba masih belum bisa menerima kenyataan,
Bahkan,merelakan tuan pergi saja masih terasa menyakitkan
Dia ingin bermain kata-kata ternyata.
Sampah!
Mari kita permainkan dia bersama kata-kata! Akankah takut siapa yang tahu jika tidak pernah kita coba!
Kita perlu membencinya!
Membenci kebohongan busuk akal manusia.
Mari kita bermain kata-kata!
Siapa yang takut jika ia sering di cerca oleh pertanyaan mengapa!
Baiklah, bunyinya seperti ini.
Kau busuk akal rupa juga canda tawa tidak pernah ada artinya.
Kalimat yang kau lontarkan tidak pernah bermakna lantas apa arti jika harus hidup tak bisa bebas dan merdeka!
Bebas dan merdeka hanya kata-kata, tindakan ada setelahnya, apa yang kau perbuat setelah bermain lantas kau bereskan semua permainan yang ada!
Kau dalang permainan yang sejak awal kau ingin menang di dalamnya!
Masih ingin bermain?
Masih ingin bermain atau kau tak punya lawan main?
Seperti apa kata-kata kita cipta seperti apa kau punya wewenang kuasa!
Lupa cara,  buta aturan semua kau yang pegang!
Itu ujaran kebencian katanya!
Indonesia, 11 Februari 2021
Arif Aditya Abyan Nugroho

— The End —