Keretanya melaju sangat kencang. sampai-sampai, ia lupa cara untuk bernafas. Matanya tertuju pada kesunyian yang tampak di luar jendela. Otaknya terus menerus melontarkan tanya, Apakah ia bisa beratahan dilajunya kereta ini? Apa ia bisa untuk berdiri dan berjalan kemanapun yang ia mau? Apa bisa? kalau hatinnya mati, ia takkan kesepian lagi? Tetap saja, ia tak tahu bagaimana cara menjawab pertanyannya sendiri. Dan, keretanya takkan pernah berhenti.