Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
JA Feb 2017
CINTA

Orang kata cinta itu buta

Yaa....

Memang buta...

Aku buta cinta kepada orang yang tak penah aku kenali tak penah aku impikan

Tapi....cinta itu datang dengan sendirinya...
aku sendiri celaru dan keliru mana datangnya cinta yang tak penah ku impikan ini........

Mana mungkin aku kenali dia?
Hanya penah mimpi walaupun sebentar
Walaupun hanya dengan melihatnya didalam alam maya

Buta apakah ini?
Cinta apakah ini?

Adakah ini datangnya sebentar atau berlarutan?

Andai sebentar aku syukur kerna tidak sakit utk rasa ini.......

Andainya berlarutan rasa ini? Bagaimana aku untuk hadapi.....oh Allah ku.. ku perlukan engkau

Sakit......

Sakit..........dada ini
Aku tak sanggup untuk rasa ini......

Aku tak sanggup untuk pedam rasa ini.....

Adakah engkau rasakan wahai orang yang ku cintai dalam diam?

Terlalu sakit untuk pedihnya jatuh cinta ini

Andai saja engkau tahu...mungkin kau akan cintai aku jua?

Pedam dan pedam

Hanya doa ku dari ilahi ku persembahkan rasa ini
Hanya ilahi ku sahaja tahu betapa pedihnya hati ini

Moga saja engkau akan jadi miliku seuatu hari nanti
Kekasih dalam diamku

- JA
Surya Kurniawan Jun 2017
Kamu berhenti berbicara dengan jendela
Padahal dia mengatup dan terbuka dengan sendirinya
Jika kamu pergi, bukankah pintu mengatakan untuk tidak kembali?
Lalu kamu turuni anak tangga seperti menuruni tingkat kesadaran
Berguling bergelimang bintang diantara remang lampu jalan
Hanya saja kamu hilang tepekur diantara gang-gang gelap hutan

Pertanyaanku, apakah selama ini kamu mengerti bahwa rambu jalan melarangmu untuk berhenti?
Surya Kurniawan Jun 2017
Dalam ke-tiga ratus empat puluh empat meter per detik kecepatan suara, ternyata tak ada bibirmu didalamnya. Sebab kabar tak lebih cepat dari suara, dan tak lebih lambat dari jatuh cinta.

Apakah mungkin, suara dapat merasuk lebih cepat jika dia merangkak di dalam air mata?

Mungkin juga sebaiknya kita perhatikan bagaimana suara merambat melalui  dua puluh satu derajat selsius suhu udara, menjadi sebuah rangkaian gelombang kata-kata yang melambat dan merangkai dengan sendirinya.

Apakah mungkin getaran suara dapat lebih cepat, jika kulitku tidak menjadi sehangat ini?

Jika kamu bukan getaran suara, lantas mengapa sepersekian detik nama mu bergaung dalam kenangan?
Untaian yang kusut
Saat sedang belajar mengenalimu
Kembali terurai dengan sendirinya
Bersama perasaan yang pernah berharap
Kini berganti seiring waktu
Karena aku tau
Aku bukan sosok yang kamu mau
Aku juga tidak ingin jadi sosok itu
Dan aku sudah tidak mau berjuang sendirian lagi
Bukannya tidak mau kenal denganmu
Menghindar darimu
Karena takut timbul rasa lagi
Hanya itu yang hinggap di pikiranku
Dan aku tidak mengharapkan kamu kembali, sayang
Jadi tolong untuk kali ini saja, mengertilah
Bahasa Indonesia
Soleil Dec 2020
Akankah kita bertemu lagi?
Apakah kamu masih mengingatku?
Apakah aku masih ada di benak mu?
Ah sepertinya aku hanya berkhayal..

Berharap kamu masih merindukanku
Sebagaimana aku yang terkadang masih merindukanmu
Mungkin kamu sudah melupakan semuanya, mungkin.
Namun, semuanya masih tersimpan dengan baik di pikiranku.

Yang aku tahu, rasa ini akan selalu ada.
Hingga mungkin suatu saat nanti rasa itu lenyap dengan sendirinya, menghilang, lapuk, termakan oleh waktu.

— The End —