Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
andrew juma Jan 2016
Chini ya mnazi bandarini
Kumbukumbu ndizo zilizobakia tu
Kunizinguka akilini
Huba lako kulikosa
Yaumiza moyoni

Upepo  kutoka baharini
Tulipoketi ukininong'onezea
Sikioni kwamba ni mimi tu
Kwamba utanipenda
Tukichora zetu mchangani
Aaah, nyakati za raha hizo!

Ukaniliwaza mtima
Tukapanga mipango ya milele
Nabakia kutafuna utamu
Wa kumbukumbu tu
Chini ya mnazi bandarini
Nikilemewa maradhi ya moyo

Filamu ya huba letu akilini
Tukicheza ufukoni
Penzi ndio madini ninayokosa mwilini
Kama kosa ni langu najuta
Usinkwepe rejea nakwita

Nitakuenzi nikutunze almasi
Tulitwae tunda la penzi nawe
Tulichovye buyu la asali
Wengine waone kijicho

Tupendane tena
Chini ya mnazi bandarini
Come back sweet love!
Translation's up next...
xGalih Aug 2020
Sejenak kita tunda laju lalu-lalang kendaraan yang kebingungan di kota kecil yang mulai penuh sesak.
Menghentikan bising suara mesin di kepala.
Memejamkan mata dari keriuhan yang rumit dalam saku.
Menggantung gaun-gaun yang telah lama tak kita baringkan.

Barangkali kita terlalu sibuk melupakan.
Terlalu berusaha menjauh dari diri sendiri.
Mungkin kita ini tak pernah tersesat pada dunia yang menyesatkan siapa saja.
Tersedak tawa oleh lelucon yang mencekik mimpi-mimpi.

Kita terus berlari tanpa tahu arah, kebingungan dan gelisah.
Seperti kereta kuda di taman bermain yang sepi pengunjung.
Kita terus saja berbicara tanpa pernah merasa.
Seperti suara klakson yang meraung-raung di kota yang semakin sibuk.

Kita terlalu berapi-api memperdebatkan apa saja.
Terus berteriak dan terbakar.
Terlalu sering menertawai, tanpa tahu lelucon sesungguhnya.
Tanpa tahu upacara kematian telah dipersiapkan di akhir tawa.

— The End —