Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Mousamous Sep 2017
pasal IV: tentang hujan yang tak kunjung reda, dan tangis yang tak kunjung berakhir.

- terkadang, ada beberapa hal yang datang, selain membawa berkah dan kebahagiaan, juga turut di dalamnya kesedihan yang berlarutlarut. seperti halnya hujan, yang datang membawa unsur kehidupan, tapi kemudian, dinginnya mengundang pilu, berusah mencari kehangatan. begitu pula dirimu, datang sekiranya membuatku bahagia walau di awal, namun akhirnya memilih pergi setelah membunuh setiap harapan baru yang tumbuh dengan tega.

- ada beberapa hal yang terjadi, namun datangnya tak dapat dihentikan, dan kepergiannya tak dapat dipaksakan, layaknya hujan ketika mentari tengah bersinar, membuat sebagian orang mendengus kesal, banyak hal rencana yang gagal. seperti halnya dirimu, ketika dirimu datang ketika ku tengah sedemikian rupa menata hati. kau datang mengambil setitik kecil potonganmu yang tertinggal, kemudian justru potongan kecil itu yang menghancurkan hati yang telah tertata rapi. hancur. kembali. lalu kau beranjak pergi, layaknya hujan badai yang reda, seolah tak terjadi apaapa.

- setelahnya, setelah sisasisa hujan pada dedaunan mengering, dan musim hujan telah berlalu, masih sesekali duakali ia datang, mebawa harapan sekilas, kemudian pergi seolah tak ingin kembali. sejenak menentramkan,  meluruhkan kotoran di udara, namun tetesannyamengandung racun yang tak baik. seperti ketikamu datang tibatiba, seolaholah baikbaik saja, ternyata memang tidak ada apaapa, bukan benarbenar tidak ada, hanya saja, bukan untukku, tapi untuk dia yang lain.

- selalu ada akhir dari jutaan tetesan air yang jatuh ke bumi, dan semoga, hal itu juga berlaku pada diriku. entah kapan tangis akan reda, namun kau tetap saja berlalu, semoga kau tak lagi datang membawa harapan. maafkan keegoisanku memilih menangisi kepergianmu.

prdks.
ps: jika dirimu tau rasanya hujan yang turun ketika mentari tengah bersinar, harusnya kau tau, bagaimana rasanya tangis yang muncul ketika senyum tengah memekar. maafkan keegoisanku.
Mousamous Sep 2017
pasal V: tentang rasa sesal; dan sebuah penyesalan.

-sebenarnya bukan salahku semua ini terjadi, hanya saja, memang benar aku juga ikut andil membiarkan semua ini terjadi. dan dikarenakan semuanya telah terjadi begitu saja, maka kini yang tersisa dan muncul ada lah rasa sesal. penyesalan.

- faktanya, kau juga turut andil dalam permasalahan ini, apapun itu, yang jelas, semua yang terjadi diantara kita, kau juga bertanggung jawab. sebab ketika dahulu hal itu pernah terjadi, kau dan aku dulu, adalah kita.

-dan tentu seperti tadi yang telah kukatakan, tidak hanya dirimu yang salah, nyatanya diriku juga turut ikut dalam masalah ini. walau tentu saja, tak bisa sepenuhnya kukatakan bahwa hanya satu orang yang bertanggung jawab di antara kita. sebab sekali lagi, kau dan aku, pernah terikat satu sama lain.

- sebab penyesalan selalu diakhir, maka kau harus tau salahku, yang mana salahku adalah membiarkan semua itu terjadi begitu saja, sementara entah merasa sungkan ataupun malu, hanya kutatap semua itu terjadi, kau mundur perlahanlahan, sementaraku masih ingin menggenggammu.

-dan kau juga hars tau kesalahanmu, walau dari sudut pandangku. adalah ketika aku masih ingin menggenggammu, kau justru merenggangkan genggamanku, melepasnya dengan lembut, kemudian pergi dengan perlahan. kau seolaholah melihatku sebagai bukan lagi prioritasmu, namun tetap saja, masih tak kuikhlaskan kepergianmu setelah semua ini. dan rasa sesal ku yang teramat sangat adalah, ketikaku pernah memilih berbahagia; denganmu.

prdks.
ps: mohon jangan egois, sebab diakhir cerita tadi, setelah kau pergi, yang tersakiti adalah diriku, bukan dirimu.

— The End —