Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Joshua Soesanto Jun 2014
pola pikir bumi tak seiring hasrat pemimpi
saat kala jatuhnya langit dari angkasa
jutaan pasang mata melebur
kadang hidup, seperti kopi rasanya

tegukan pertama serasa tembakan petir terasa
penuh kejutan untuk setiap liur asapnya
cari sudut, panorama inspirasi
jauh hisap nikotin, seruput kepala cangkir

satu perempuan jatuh dalam cangkir
dibayangi riuh ramai cerita cinta orang lain
pelukan, cumbu pasif
biar dada tertusuk duri, nikmati sajalah sendiri

kita masih muda, dosa kecil berbalik sedikit
lentikan jemari memeluk selongsong leher
sedikit kecupan akan lahir matahari kecil dari sana
mungkin esok, lusa atau mungkin cukup hari ini

sekembalinya aku pada sepetir kopi daerah
terasa benar ada yang berlari, memeluk
lalu tersenyum, berkata "kopi ini mimpi"
berkicaulah pisau, tusuk! bunuh!

lalu
terbangunlah euphoria meditasi.
Joshua Soesanto Jun 2014
baru saja kopi tersedia
terpikirnya kembali gambaran diorama
ku rasa rusaknya irama menjadi bencana
namun terkadang rasa asa menjadi surat suara

cinta rasa gejolak mesin rusuh suara
jalanan menanti sosok pengembara
terbakarnya arang ara
sepinya jalan bintaro jaya

makin ku pacu mesin waktuku
kuda besi tanpa boncengan terisi
ingat akan mimpi
kita pernah bersama menepi

gergaji rantai pembalik waktu
marlboro atau kretek kopinya satu
koboi gudang garam saling menunggu
kecaplah air liur kita bercumbu

akan ada waktu terbaliknya jam waktu
ia disana bersama pejantan baru
rasa rasanya pukulan tepat pada paru-paru
sesak napas ingat dia diatas saat bercumbu

— The End —