Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
JHT Jun 2017
Dengarlah gemuruh hujan pada malam hari ini;
Dengan irama tetesannya kebisuan dicurahkan;
Dalam kegelapan jua para pencari melangkah;
Menyusuri persimpangan jalanan yang basah;
Mungkinkah sudah keraguan mereka terhapuskan?
Ataukah praduganya telah menjadi satu bentuk prasangka,
Yang sekiranya kembali menolak untuk lagi-lagi berbicara?

Dengan satu sapuan halusnya kembalilah dikau sunyi menjadi hening,
Hening menjadi tiada, seperti tiada memunculkan hampa;
Lalu hampa pergi meninggalkan luka yang menganga pada dikau;
Hanya kesembuhan dari hujan yang dinanti mereka yang terluka;
Seperti juga berkat yang dinantikan dikau yang tak lelah menanti;
Memegang erat setiap butiran yang mungkin tak mampu dimiliki;
Mendengar irama yang selamanya tak mampu dimengerti;

Bersabdalah hujan pada semesta di malam hari ini;
Hanya kesunyian yang terus ia ajak bicara dalam isyarat;
Hanya kegelapan yang selamanya tak mampu ia lihat;
Pengheningan resah telah menjadi gundah sang hujan;
Seperti gundah itu sendiri menjadi gulana dikau;
Seperti dikau yang hadir dan hilang dalam rimbanya hujan,
Kembali dicari namun tak mampu dihilangkan.
Niraksara perbincangan antara sang Pujangga dan Hujan. Sampai kapanpun kebisuan merupakan satu-satunya bahasa yang mempertemukan mereka.
Sito Fossy Biosa Apr 2020
KAMU MENGAKU CINTA AKU-Oklasasadu, yang seisi ruh berdiri melamun.
Oklasasadu, yang biasanya menaruh tangan kananmu di telinga kiriku.
Oklasasadu, pendek pun kali luas menguap berbisa tubuh bukan lagi ruh.
Oklasasadu, mana guna jika mungkin tersisa iri, ruh ini sebagai bukti, HANYA tuhan YANG MEMBENCIKU.

Tadi adalah mimpi, saat Oklasasadu terdapat sapa.
Keluar masuk tanpa rasa, Oklasasadu di saat masa yang hening lagi menyapa dia.
Melihat Oklasasadu sepertinya berubah mentega diantara saya.
Setahuku Oklasasadu hanya benci padanya.
Dia pikir Oklasasadu tidak pernah sadar, adanya dia berulah saja.

Bangun siang di tengah malam, ada Oklasasadu berbunyi (a ku la mu nan mu) diulang hingga benar-benar tenang dalam dirinya. Him. Membunuh dengan halusnya empati.
oklasasadu is a diction that was deliberately created by Sito Fossy Biosa to express his frustration with God, disappointment, against God, and the concept of Godhead. ⊙a concrete poetry project⊙

— The End —