Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Aridea P Oct 2011
Jakarta, Senin 20 Oktonber 2008


Malam ini aku bersedih
Aku menangis, aku berfikir
Agar waktu menunggu
Hingga aku mulai tenang

Cobaan hidup datang
Melumuri ragaku
Hingga terasa lumpuh
Tak berdaya bagai mati

Ku tunggu hujan bunga
Yang harum bebaskan raga
Mungkinkah aku bisa sabar?
Jika petir tetap menyambar
ZZ Mar 2018
penuh sesak dan sakit,
yang kini kucoba hadapi ternyata bukan sekedar itu.
bukan sekedar melepaskan diri dari cinta duniawi,
tapi perihal sebuah kerelaaan.
perihal menciptakan ruang kosong penuh kepasrahan dalam hati.
yang memang, tak akan ada yang mengerti
kecuali Dia, Ilahi Rabbi

bukan pula sekedar siksa rindu yang kurasakan sekarang
tapi untuk bisa berjumpa, dan bersama di waktu mendatang
karena visioner bukan hanya mampu menyusun apa yang ada didepan
tapi dimulai dari bisa membedakan, mana yang sementara mana yang dibawa ke bilik kuburan

dan karena kaya bukan hanya perihal harta
tapi seluas apa hati kita bisa ikhlas hingga lapang
dan pasrah bukan cuma perihal kata
tapi seberapa ingat kita berserah tiap kali cobaan datang.
14 Juli 2017

dapat juga dibaca di https://tintaqabila.wordpress.com/2017/07/14/jauh/

— The End —