Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
coffeesign Jun 2013
Aku lari ke hutan, kemudian menyanyiku
Aku lari ke pantai, kemudian teriakku
Sepi… Sepi dan sendiri aku benci.
Aku ingin bingar. Aku mau di pasar.

Bosan aku dengan penat,
dan enyah saja kau, pekat!
Seperti berjelaga jika aku sendiri
Pecahkan saja gelasnya biar ramai
Biar mengaduh sampai gaduh

Ahh.. ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang
di tembok keraton putih
Kenapa tak goyangkan saja loncengnya?
Biar terderah,
atau… aku harus lari ke hutan belok ke pantai?
Jika kau tanya siapa aku
Bagaimana harus kujawab?*

*Tiada hari tanpa kukenakan kedok tebal ini
Menebar senyum, canda, berpesta
Aku meraung sambil tertawa

Riasan mata dan bibir dengan berbagai opsi warna
Jangan! Jangan terlalu pucat juga jangan terlalu mencolok
Nanti orang tidak senang
Kau kan harus memuaskan setiap mata
Jangan lupa pasang tameng itu tanggal demi tanggal
Jika tak lalai kalungkan secercah pamor dan aga

Bagaimana jika terlalu pucat?
Ah ya orang  tidak suka
Cakap nista kan menghardik
Memekik
Menghamun
Siapa monyet abu kucam menjijikkan didepanku?

Namun jika terlalu mencolok
Jua hinaan berkunjung ada
Biar ku beritahu
Mereka tak suka kau lebih darinya

Aku benci dunia
Aku berantakan
Kecurian
Namaku hilang dimakan cacian
Bagaikan karang tertutup berjebah rumput lautan
Aku mahkota yang hilang

Ah! Omong kosong semua!
Enyah kau kepala cemar
Umbi harus kembali didekat akar
Aku berkenan rujuk atas jasadku
Biar aku melalak tinggal abu
Aku enggan gemang
Aku punya Sembilan nyawa

Jika kau tanya siapa aku
Aku namaku
Jangan berani-berani hina nama itu!
Marcapada boleh berlimpah belang dan muka dua
Aku  jijik serupa dengan dunia
Oleh Novita Olivera
Puisi ini untuk dilombakan dalam Deklamasi Puisi Pekan Seni Tiga 2016 yang bertemakan "Inilah Aku".
Mengisahkan kekecewaan dan bentuk penentangan aku akan tuntutan dunia yang selalu berkomentar akan dirinya. Diakhir puisi, aku kembali percaya diri akan sosok asli dirinya dan tidak peduli akan apa yang dunia katakan.
O saw ye bonnie Lesley
As she gaed o’er the Border?
She’s gane, like Alexander,
To spread her conquests farther.

To see her is to love her,
And love but her for ever;
For Nature made her what she is,
And ne’er made sic anither!

Thou art a queen, fair Lesley,
Thy subjects we, before thee;
Thou art divine, fair Lesley,
The hearts o’ men adore thee.

The Deil he could’na scaith thee,
Or aught that *** belang thee;
He’d look into thy bonnie face,
And say “I canna wrang thee!”

The Powers aboon will tent thee;
Misfortune sha’na steer thee;
Thou’rt like themsel’ sae lovely
That ill they’ll ne’er let near thee.

Return again, fair Lesley,
Return to Caledonie!
That we may brag we hae a lass
There’s nane again sae bonnie!
Daan Sep 2021
We zijn overbelast met nieuws,
eigen belang in contrast met views
en clicks en tok en tiks.
Wanneer is er tijd voor niks,
voor in het nu leven?

Hooguit twee van de zeven.
Als er toeval in het spel is.
Anders één of nul dagen met gemis
van overspoelend energieverbruik.

Ons opladen werd in fnuik
gezet, in vluchtersduik gewed
dat productiviteit maal vier
kon gaan als we stopten met pootje baden.

Nu zijn we bijna allemaal fier
alsook volledig overladen.
We hebben het doel bereikt, jeej.

— The End —