Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
JA Feb 2017
CINTA

Orang kata cinta itu buta

Yaa....

Memang buta...

Aku buta cinta kepada orang yang tak penah aku kenali tak penah aku impikan

Tapi....cinta itu datang dengan sendirinya...
aku sendiri celaru dan keliru mana datangnya cinta yang tak penah ku impikan ini........

Mana mungkin aku kenali dia?
Hanya penah mimpi walaupun sebentar
Walaupun hanya dengan melihatnya didalam alam maya

Buta apakah ini?
Cinta apakah ini?

Adakah ini datangnya sebentar atau berlarutan?

Andai sebentar aku syukur kerna tidak sakit utk rasa ini.......

Andainya berlarutan rasa ini? Bagaimana aku untuk hadapi.....oh Allah ku.. ku perlukan engkau

Sakit......

Sakit..........dada ini
Aku tak sanggup untuk rasa ini......

Aku tak sanggup untuk pedam rasa ini.....

Adakah engkau rasakan wahai orang yang ku cintai dalam diam?

Terlalu sakit untuk pedihnya jatuh cinta ini

Andai saja engkau tahu...mungkin kau akan cintai aku jua?

Pedam dan pedam

Hanya doa ku dari ilahi ku persembahkan rasa ini
Hanya ilahi ku sahaja tahu betapa pedihnya hati ini

Moga saja engkau akan jadi miliku seuatu hari nanti
Kekasih dalam diamku

- JA
Aridea P Oct 2011
Jakarta, Kamis 17 Mei 2007

Aku... yang selalu setia menunggu
Walau tiada harapan untukku
Namun... aku berharap semua terwujud
Demi... waktu yang terus bergulir

Adakah Engkau kasihan padaku... Tuhan
Setiap hari... settiap waktu....
Aku... memohon... meminta pada-Mu
Dengan tetesan air mata mengalir

Apakah aku sanggup menunggu harapan
Bila Kau pun tak memperdulikan
Aku akan tetap menunggu di sini
Harapan yang tak kunjung menghampiri
Maman Screams Jan 2014
Sebelum nafasku yang terakhir
Ku luar kan kepadamu
Engkaulah yang ku tunggu
Engkaulah bintangku

Dan kamu
Aku masih sayang kepadamu
Biarlah ini satu rahsia buatmu

Adakah ini suatu mimpi
Yang selama ini engkau menyelami
Menyinari
Menghiasi alamku dengan warna cinta pelangi

Engkau ada tetap dihatiku walau ku tiada
Engkau ada tetap dijiwaku walau bisa
Dan ku harap kau maafkanlah segala dosa
Sebelum ku pejamkan mata untuk selama-lamanya

Dan kamu
Aku masih sayang kepadamu
Biarlah ini satu mimpi indah bagiku

Apabila nadiku berhenti
Tamatlah sudah puisiku ini
Tapi ini bukanlah satu erti
Kuharap engkau kan terus bermimpi

Kubina cinta di alam mimpi
Bayanganmu ku kan salji
Selalu berada sentiasa disisi
Selamanya kepadamu
Aku..
Aku berjanji..


©2014 RevoLusi
©2014 Maman Screams
Taken and re-arrange with consent from my band "RevoLusi".
Lyrics were taken from my band upcoming latest single, "Mimpiku Yang Terakhir".
The whole lyrics have been re-arrange and some phrases are added in for this piece.
This is my first time writing up a song in my mother-tongue language, "Bahasa Melayu".
This is the poetry version for the song.
Aridea P Feb 2012
Ku pandangi langit yang dihiasi puluhan burung yang terbang
Aku merasa iri pada mereka karena mereka tak sendiri seperti aku
Di malam hari aku termenung tiada teman yang menemaniku
Di siang hari aku memandang burung yang terbang tanpa teman

Adakah orang yang mau menemaniku?
Entahlah, aku merasa terbelenggu

Temanku menghilang meninggalkan aku
Tak sabar aku menunggu teman yang baru
Akan ku ajak teman baruku
Ke tempat terindah di langit biru
Aridea P Jan 2012
Di suatu tempat, di suatu hari

Kini ku beranjak dewasa
Dan malam ini aku berfikir
Hormonku telah mencapai puncak

Aku butuh bercinta
Ya... memang gila diriku ini
Tapi... aku benar-benar dan sangat ingin

Ku butuh pelukan seorang pria
Di setiap malamku yang dingin
Ku butuh ciuman mesranya
Untuk menghangatkan tubuh ini

Adakah pangeran yang mau melakukannya untukku?

Setiap malam aku kesepian
Hanya bermimpi...
Bercumbu dengan bayangannya
Memeluknya... menciumnya
Begitu mesra menyentuh jiwa

Gila! Gila! Gila!
Memang gila fikiranku ini
Tapi tak bisa ku hindari
Saat nafsu ini melumuri jiwaku
Pikiranku... dan cintaku

Begitu jauh...rumah pangeranku
Tak sanggup sendiri aku ke sana
Sekali lagi...
Pelukan...
Sentuhan...
Kecupan...

Dan saat-saat bercintalah yang akan ku tunggu
Hingga sang pangeran tiba
Bintun Nahl 1453 Mar 2015
“I am just not afraid of being alone,”

Dia datang dari bumi sebelah sana, jauh ke sini untuk mencari lupa pada dunia. Pada suatu sore menjelang senja, dia menyari bahwa bentuk ganda muncul karena rasa takut pada tunggal semata.

Menjadi sendiri bisa membawa resah, terlebih ketika semua berkata ini sudah waktunya. Harga diri bisa membantah, namun di dalam hati takut memang menjadi jawab untuk sebuah tanya; ketika kondisi belum menyajikan jalan untuk berpasangan, apa yang sebenarnya di khawatirkan?

Bila sendiri berupa satu kalut yang perlu dihindari, adakah untuk meraih tenang memang lewat menjadi dua? Bila bahagia adalah satu titik yang telah dilimitasi, apakah untuk mencapainya harus melalui sebuah jika?

Para pendaki bisa menemukan damai pada puncak walau tanpa kawan, petapa sengaja menyepi demi bertemu tenang, biksu bisa merasa teduh walau tanpa sandingan, mereka yang khusyuk menemukan tentram dalam sujudnya yang panjang. Sendiri, walau secara manusiawi.

"Now, I’m just enough with myself,"

Melihat keberpasangan sebagai sebuah hasrat memang tak akan pernah bertemu lengkap, karena bersua dengan damai hanya lewat kata cukup. Setelah kata cukup dipungut, menjadi sepasang bukanlah lagi sekedar penawar kalut.

"So, isn’t this enough?"
Another girl Mar 2016
Setahun yang lalu kupikir kita akan bersama
Menjadi satu persahabatan yang tak terkalahkan
Walaupun jalanmu berbeda
Aku tetap mengikuti dengan senyuman
Berharap kita memang untuk selamanya

Dua tahun yang lalu aku masih rabun
Berjalan tanpa suara
Berhenti hanya untuk menangis
Tanpa istirahat, terus saja
Menyalahi diri sendiri

Tiga tahun yang lalu aku sendiri
Meluapkan amarah
Dan mau menangnya sendiri
Masih buta akan siapa yang salah
Masih berdarah luka di hati ini

Dari semua jalan yang kutempuh
Kehilangan seperti mati
Tanpa rasa tanpa cahaya
Kemarin tersenyum sekarang bisu
Kemarin bersama sekarang sendiri

Apakah adakah
sedikit saja di pikiranmu
keinginan untuk memelukku,
sebelum kau pergi?
Bintun Nahl 1453 Mar 2015
Mendengarmu berceloteh,
Daun telingaku kian mengecil,
Menciut sesak dalam lubangnya,
Hingga tiada bunyi menggugah pikiran.

Memandangmu beserta materimu,
Kelopak mataku tak kuasa terbuka,
Ku paksa terbelalak, menatap tajam,
Sampai pandanganku kosong hampa.

Menghadiri kelas mata kuliahmu,
Detik jarum jam seakan tertidur tuk berdetak,
Ruangan seakan penuh dengan jeritan jiwa,
Tinggallah hasrat untuk kembali pulang.

Wahai bapak dosenku,
Adakah engkau menawarkan air di panasnya hati,
Akankah kau menabur harum bunga di otak yang usang,
Atau apakah rasa jemu takkan terganti?.
kulantunkan - lembut
kunyanyikan - kesenian
kukumandangkan - religi
kuikrarkan - formal
kulafazkan - detail
kuucapkan selamat malam duhai..... hahay.. :D
mana nih yang pas ya..

*kukumandangkan maklumat yang merindu..
oleh sanubari yang tersenyum kelu..
dari iman penghapus birahi dalam kalbu..
membangkitkan cinta yang menggebu..


       hingga ranting direlung hati tak sempat betanya..
       akan kemana gundah dalam jiwa terbawa..
       mungkinkah hanya sebuah nestapa...?
       yang tersingkap oleh nafsu dunia fana..


nurani yang kian membangkang..
bertanya pada tubuh yang terkekang..
merebahkan raga dihamparan angan yang tak lekang...
adakah keikhlasan yang terjengkang..

    
      tutur bijakmu sering tak terhiraukan..    
      seluas samudra perhatian kau berikan..
      dalam kasihmu tersandar persahabatan..
oshooney Nov 2018
aku ini bagai puisi usang bukan?

yang kian terlupakan seiring berjalan nya waktu.

hingga akhirnya, dianggap telah lenyap dari bumi.

tapi sebenarnya, aku tidak benar-benar lenyap,

aku hanya sedang menghilang, dan tidak ingin di temukan.

bagaimana rasanya kini?
setelah aku mencoba tuk sembunyi.

adakah kau berbalik mencari?

hei, bahkan untuk sekedar melirik pun kau enggan bukan?

aku ini seperti tengah berharap kepada batu.
karna kamu akan tetap diam, dan tidak akan pernah berubah.

apa kau tahu?, puisi yang dulu kau campakkan,

kini telah berubah menjadi syair lembut yang mematikan.
—dari senja mu
Aridea P Oct 2011
Jakarta, Jumat 31 Agustus 2009


Adakah ucapan syukur bagi-Nya
Yang mencipta Adam Hawa
Hingga hadir manusia
Yang hidup di dunia

Bukan mensyukuri
Namun.. mengingkari
Manusia memang serakah
Ingin lebih dari yang diberikan

Bukan berdoa
Malah berbuat curang
Hingga tiba di akhirat
Tak mau bertanggung jawab
Megitta Ignacia Apr 2022
malam ini,
si bocah rewel berhenti menyamar
pikirannya terlalu gerah
jiwanya renta, terkekang
tempurung dahi hanya terisi geram
kantong kapuk bersaksi
atas tangis kelelahan tanpa suara

ia sempat doyan bekerja
berpayah-payah memunguti kerikil
satu demi satu
tiap pijakannya bukan tindakan acak
menempa diri demi bilangan

kini yang tersisa
hanya pendar-pendar ambisi & setungku kekosongan menjemukan
Ia berkutat pada teka teki yang tersuguh manis
mencari pembebasan yang sepadan
berharap segera merdeka dari jerat alur yang mengikat keras

berlumuran lamunan
ia berserah, membakar doa
sambil melempar akal
'adakah satu dari seluruh umat manusia yang masih belum paham, kita ini gerombolan wayang bukan dalang!'
080422 | 00:01 Anjani itu salah satu nama tokoh pewayangan yang artinya ketekunan. Dari bawah selimut, tempat tidur di kosan gunung talang lantai 3, AC dingin banget, diluar panas banget. Hari-hari ini sedang benar-benar burnt out. I work 7-days-a-week, Masuk early & pulang paling malem dibanding orang lain, and achieve a tremendous result, but I'm tired & apperently nothing can be done from company side. Praying for new - better -more relaxed job soon. I can't do this anymore. Balik lagi, pada ahirnya kita bisa punya banyak may tapi Tuhan yang atur apa, dimana, gimana, kapan yg terbaik buat kita. I know the blessings are coming, just need to surrender to God💆
Zharfa Zhafirah Nov 2017
Ia pujangga cinta
Ia mati mendekap dirinya sendiri
Luka yang membekas
Luka yang tak pulih
Membuat hatinya merasa mati

Ia takut
Akan cinta yang ia percaya
Adalah cinta yang berkhianat

Setiap malamnya
Ia selalu bertanya
Adakah cinta sesungguhnya?

Cinta - cinta itu
Selalu saja pergi
Meninggalkan ia sendiri
Hingga ia merasa mati
Coco Sep 2019
Silau mobil menabrak kelopak mataku
Bersandar pada jendela kenangan
Sambil tangan berpeluk pada ruang hampa

Aku melewati bekas tapakan kita, lagi
Aku langsung mengembara melewati waktu

Masa itu, kita duduk berdampingan
Sangat jelas diingatanku
Didalam bis, kita mengobrol
Kau duduk bersandar di bangku mu
Dan aku yang bersandar di jendela

Kau hanya fokus padaku
Menatap ku dengan sabar sambil mendengarkan cerita ku
Bahkan, kalau boleh jujur, pada masa sekarang pun aku masih ingin tatapan itu, lagi

Bagaimana kau tersenyum melihatku berimajinasi
Menyambut segala harapanku

Tuan, aku ingin melihatmu lagi
Adakah celah kesempatan itu?
Masihkah kau sama seperti isi memori ku?
Hope u get the feeling
Mungkin memang hanya diriku
Yang terlalu dalam jatuh dalam godaan asmara
Hingga membuatku terasa mati dibunuh diri sendiri
Sengaja menyayat hati
Menutupi bingar amarah ini
Sakit yang membuatku terenyum
Tersenyum dengan hati merintih pedih
Bunda, tak ada tempat bagiku untuk kembali
Siapakah diriku
Dimanakah hati ini terbuang
Hanya memandang kosong dalam angan tanpa buaian selayang pandang
Meratap pada langit
Berdusta pada tanah
Kini tinggallah aku berdua dengan-Mu
Masih adakah tempat bagiku di pangkuan-Mu?
Mai May 2018
Kosong lagi hampa
Apalah artinya rasa
Penuh luka lagi derita
Bahagiaku telah direnggut masa
Sepiku yang tertinggal sisa
Sedihku tidak tersirat
Dukaku tidak tersurat
Hatiku telah patah arang
Apakah keajaiban akan datang?
Apakah rasa akan kembali terulang?
Apakah kau akan pulang?
Berkhayal aku di antara temaram senja
Menikmati luka yang tlah kau beri cuka
Pernah aku sedikit bertanya,
masih adakah rasa tercipta?
Pernah aku sedikit bertanya,
masih bisakah kau dan aku bersama?
Sito Fossy Biosa Jun 2020
[2/6 22.08] SITO FOSSY BIOSA: Perempuanku yang Sendu, sebuah puisi.
[2/6 22.12] VINDA MAYA: Lantas Senja menenggelamkannya
[2/6 22.12] VINDA MAYA: Malam....dan hilang
[2/6 22.15] SITO FOSSY BIOSA: Kukan hilang pun bersamamu.
[2/6 22.19] VINDA MAYA: Bunga bunga layu itu jatuh ditaman berduri
[2/6 22.19] VINDA MAYA: Lalu ditelan angin berbisik
[2/6 22.21] SITO FOSSY BIOSA: Hujam Jantung, Hujan Rindu
[2/6 22.24] VINDA MAYA: Pilu....Berantakan....Tak terselamatkan
[2/6 22.27] SITO FOSSY BIOSA: Aku sengaja tak mau tahu tentang tuhan, sebaliknya, kau sepenuhnya kutelusuri sedalam hati.
[2/6 22.32] VINDA MAYA: Wajahmu ada di kening....rinduku sepanjang jalan
[2/6 22.32] SITO FOSSY BIOSA: Padaku?
[2/6 22.34] VINDA MAYA: Lalu pada siapa
[2/6 22.34] VINDA MAYA: Adakah selain bayangmu menyapa
[2/6 22.35] SITO FOSSY BIOSA: Lebur.
[2/6 22.36] VINDA MAYA: Berkeping-keping
[2/6 22.41] SITO FOSSY BIOSA: Tuntas.
oklasasadu is a diction that was deliberately created by Sito Fossy Biosa to express his frustration with God, disappointment, against God, and the concept of Godhead. ⊙a concrete poetry project⊙
Nabiila Marwaa Nov 2020
kapan kamu mau menyadari bahwa bentuk ganda muncul karena rasa takut pada tunggal semata?
menjadi sendiri memang bisa membawa resah, terlebih ketika semua berkata ini sudah waktunya
harga diri bisa membantah, namun di dalam hati takut memang menjadi jawab untuk sebuah tanya
bila sendiri berupa satu kalut yang perlu dihindari, adakah untuk meraih tenang hanya lewat menjadi dua?
tapi kamu lupa; petapa sengaja menyepi demi bertemu tenang, biksu bisa merasa teduh walau tanpa sandingan, mereka yang khusyuk menemukan tentram dalam sujudnya yang panjang
sendiri, walau secara manusiawi
karena bersua dengan damai hanya lewat kata cukup
setelah kata cukup dipungut, menjadi sepasang bukanlah lagi sekedar penawar kalut
Nêijî Dec 2018
Penat,
Penat melayan karenah.
Penat mempercayai tutur kata manusia.
Hampir tidak kuduga,
manusia bergelar sahabat sanggup berbuat sedemikian rupa.
Selama ini aku percaya setiap bait yang kau tuturkan,
Kenapa hari ini kau dustakan?
Adakah aku hanya manusia biasa bagi kau?
Hmmm teruknya bahasa aku. :')
Vickiazaira Jul 3
Di setiap ucapannya, ada lembut yang terpancar,  
Membuat hati bergetar, rasa senang tak tertakar.  
Ia merengkuh jiwa, menjadikanku dekat,  
Empat huruf itu, manisnya tak terlewat.

Bukan sekadar suara,  
Ada kehangatan dalam panggilan itu.  
Empat huruf yang jarang terucap,  
Namun kini menjadi istimewa.

Setiap kali ia berkata, dunia menjadi indah,  
Empat huruf itu membungkus rahasia.  
Adakah makna tersembunyi di balik suaranya?  
Adakah alasan mengapa aku terpilih untuknya?

Panggilan itu,  
Hanya untukku, terasa begitu akrab.  
Empat huruf yang manis,  
Mengisi hari dengan rasa tak terucap.
guess what those four letters are?
fatin Sep 2021
dingin malam seperti bukan untuk ku..
aku sedang memikirkan jawatanmu di layak kisahku..
apakah kau layakku namakan mimpi atau masa lalu?

apa ku harus aku gelar kamu puisi tak selesai?

ya.
aku menulis lagi...
padahal kau telah lupa
sedikit pun tentang apa kita ucapkan
selamat pagi buat kita jatuh cinta
dan
selamat tinggal yg tak pernah kita ucap
adakah sisa sesal di hatimu?
atau cuma malu alasanmu utk tak berbicara lagi...?

masih ku kenang ke harini utk soal hati mu
tapi puisiku cumalah kata kata yg tak punyai jari
yg tak bisa menyentuh hatimu
lessache Apr 2020
.
adakah sedikit saja aku di hatimu?

— The End —