Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
 
Surya Kurniawan Nov 2017
When I hate the November Rains,
It wets my eyes.
So, I don't hate it.
When I love the November Rains,
It splashed my lies.
So, I just stay.

Farewell, November Rains.
As I leave you,
Please, don't cries.
Surya Kurniawan Nov 2017
Tak tahu mengapa tiba-tiba Fatima terjatuh. Orang-orang pikir dia tertidur. Mereka mencoba membangunkan, namun sia-sia. Disentuh dengan hati-hati, tak juga berhasil.

Fatima dengan sepasang burka berkeliling di dunia ide. Mimpi-mimpi yang awalnya ilusi, kini nyata. Dia menari-nari diatas kesedihannya. Fatima mondar mandir mencari-cari sepasang burkanya. Burkanya yang satu dipasangkan di kepala pak Kucing.

Pak Kucing adalah teman yang baik. Artinya dia menemani Fatima dalam ide dan materi. Pak Kucing berkata bahwa Fatima adalah gadis yang cantik. Fatima terharu mendengarnya, tetes-tetes air matanya jatuh membasahi burkanya.
Pak Kucing menghibur, dengan membacakan teka-tekinya;

"Tiba-tiba, orang-orang merasa sia-sia berhati-hati. Mimpi-mimpi kini menari-nari, mondar-mandir mencari-cari tetes-tetes teka-tekinya"
Surya Kurniawan Nov 2017
(Palindrome)

"Su, position sum in Animus!"  
"No, it is opus"

"A morning, is a sign in Roma

put in way I am in Anima,"
I yawn it up

"Saw title bar off, or a belt it was?"

"I did wonder evolved demand
Or a rod named Dev?"
"Love red now, did I?"

"Evil stab, as a bats live"
It's a sad attempt to palindrome.
Surya Kurniawan Oct 2017
Sepuluh berkumpul,
Yang tujuh berganti.

Dunia ini masih sangat gila.

Kehidupan tak boleh berbaik hati
Sedang kematian mati dimutilasi
Oleh segregasi manusia waras tak tahu diri

Dunia ini berakhir gila.  

Saking gilanya,
Yang berhimpun terkapar mati.
Tergeletak dipenggal, meninggal
Akal dan luhur budi berganti

Jadi,
Sekumpulan gila mengibarkan selebaran selamat tinggal
Yang lain menggasak grafiti dan vandal
Begundal disisakan termarjinal
Kewarasan mewabah ganas tak terbantahkan

Lalu muncul manusia
Bergerombol berebut botol-botol alkohol
Berharap ikut gila sedikit saja,
jadi mereka tak ikut menderita

Sepuluh gila beraliansi
Yang tiga bertumbuh
Tujuh lainnya berempati
"Who am I? Am I not unique? Maybe I am not here at all"
Surya Kurniawan Oct 2017
Between you and I
Imagination
Spread the living ghost
Of that honest foes
Coordination
I would never been there
Lonely, sweating joy
In zero three thirty five
Humanoid
Heartbeat like stone-cold void
Phonetical grid are the illicit
Paralleled bars, I hid
Through
Rules and kinetical force
Bounce between
Walls and the vulnerable shield
Surya Kurniawan Oct 2017
Your feet taps around the grass
Hop and jump, melodic dance

Girl across the forest stands
Look upward the sky, cries
What would she recalled at
Her finger flow, points to the constelation far beyond her open arm
And she hop around

Found
A
Broken
Bone

On
The
Sacred
Zone

Then she go to the new home
A place to lay, play and sway
Back to the place
Of
Abandonned
Lake

Dance around the sky
The melody sing
Harmonic of the rotten wood
Smell of the love, she never had
And
Run
The
Entire
Savanah
Bare
Foot
Slide
Down
Fall
Into
A
R­abbit
Hole.

Am I should
Be amazed
To the feet
Of a girl
Who slept
In His constelation?
Surya Kurniawan Oct 2017
1/
Biasanya aku melihatmu di pojokan ruang itu. Melamun betapa sedih dan merananya jika jadi dirimu. Senyummu usang, sudah selayaknya kau buang. Atau paling tidak, kau gadaikan ke pasar loak. Pertimbangkan, aku bahkan menawarkan diri untuk jadi gerobak rombengnya.

2/
Mengamatimu bagai meneliti susunan arsitektur sarang semut, bercabang rumit walau sekelumit rahasiamu tak terungkit, atau paling tidak cerita masa lalu mu tak pernah terkuak.
Omong-omong, sudah tiga hari aku datang dan duduk di bangku yang sama, bahkan meja dan kursinya tak segan menyapaku dari kejauhan "kawan, mari duduk sini dan amati keindahan". Aku tak begitu paham bahasa furnitur, jadi ku jawab seadanya.

3/
Duduk diam mengawasi kerumunan, siapa tahu kau kembali terlihat, tanpa terhalangi punggung, atau ransel. Pintu maupun kerudung. Jangan bilang aku penguntit, karena aku tak bermaksud buruk. Aku hanya tak tahu apa yang harus ku lakukan untuk sekedar bertukar sapa, atau paling tidak tatapan mata. Menurut ku matamu cukup layu jika tak ada kawanmu yang menemani. Air mukamu tak pernah kulihat benar-benar menikmati hidup merdeka, mereka tetap saja terjajah. Entah karena sedih atau kecewa.

4/
Hari ini kau tak ada di antara kerumunan, tak ada dalam ruang, tak ada diantara rekan, tak pula hadir dalam lamunan. Aku takut telah menculikmu tanpa sengaja dengan tatapan. Aku terus memandang kedepan, mendengar percakapan.

5/
Tak ada. Aku tahu. Tak berharap pula aku akan tibamu di dalam ruang.

6/
Aku mendengar gosip dan rumor, bahwa kau yang di ujung ruang telah berpindah ke lain ruang. Ujung koridor. Aku bergegas kesana.

7/
Hari ini aku berhasil mengejarmu, berbicara padamu. Tapi kau tampak tak senang, dan hanya mengulang kata-kataku. Aku juga tak sengaja menemuimu di toilet. Masih mengulang kata-kataku. Sore ini aku berjanji akan menemuimu di ruang ujung koridor.

Kala itu, dia menghadap cermin. Menyapa citranya sendiri. Di ruang ujung koridor.
Teka-teki yang selalu membuat aku keki
Next page