Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member

Members

54/M/South Florida    Veteran. Father. Author. Poet. Tutor.
David Tejeda
Tegucigalpa    XVlll. Dead Soul, body insane, depressed mind.

Poems

Aridea P Aug 2014
Inderalaya, 27 Agustus 2014

Seorang gadis kebingungan di antara kerumunan orang dewasa yang asyik menikmati pesta dansa yang diadakan penguasanya
Matanya biru terang, namun jauh di lubuk hatinya, ia begitu kelam
Seorang yatim yang ditinggalkan ibundanya tuk melayani pria yang bukan pasangannya
Gadis itu terpaku, hanya sendiri di tengah-tengah manusia lain berdansa berpasangan
Namun dia hanya sendirian

Musik telah terlalu lama menyeberangi gendang telinganya
Otot-otot di kepalanya mulai berontak tuk membuat gadis itu pergi meninggalkan tempat ia berada
Namun ia hanya  diam, matanya memancar sorot sangat kebingungan
Pikirannya terbang jauh menelusuri kenangan saat ia masih balita dibawa Ayahnya pergi ke taman paling indah di negaranya
Dentuman keras kaki-kaki manusia yang masih berdansa tanpa lelah dan tanpa jeda
Menyadarkan sekali lagi bahwa gadis itu masih sendirian

Kaki gadis itu serasa tak mampu lagi tuk melangkah
Maka ia mulai membuat gerakan tak berarti pada kedua tangannya. ke kanan dan ke kiri, mengitari tubuhnya
Semakin lama gerakan tangannya semakin cepat dan kini gadis itu menari pada akhirnya
Sekali lagi, ia menari sendiri, berputar-putar bagai roda yang diputar pedal sepeda
Kini semakin cepat gadis itu berputar-putar
Semakin cepat
Semakin cepat
Semakin makin cepat
Gadis itu menutup matanya, ia bahkan dapat merasakan detakan jantungnya
Ia memutar makin cepat dan sangat cepat
Sampai akhirnya di antara putaran yang cepat itu, ia berteriak
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA­AAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRGGGGGGGGGGGGGHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH­HHHHHHHHHHHH

Ia kemudian terjatuh di pelukan Ayahnya
Sang Ayah yang telah lama pergi meninggalkannya
Sang Ayah kini kembali, namun tiada satupun manusia di sana menyadari kehadirannya
Pesta dansa terhenti dan semua pasang mata tertuju pada pemandangan tak biasa di tengah-tengah mereka
Sang Gadis sedang berdansa dengan Ayahnya

Suasana menjadi hening, hentak kaki manusia yang sedang berdansa kini benar-benar sunyi
Oh kelamnya hidup ini
Tuhade bin sannu sohneya koi hor ni labhna,

Tuhade naal hi saddi rooh nu sukoon milna.

Tussi saddi jaan ** mahiya,

Pyaar kardi haa tuhanu inna saara.

Aawe tuhanu jado hichki,

Tuhadi jaan tuhanu yaad kardi.

Har vele har dua ch tuhanu yaad karde,

Har janam tussi hi milo ohi mangde.

Saat janam ki assi hazaar janam lave,

Bs sadde utte sirf tujhada haq hove.

Warna koi Zindagi na mile sannu jide ch tussi na **,

Tuhado baajo hor nahiyo chahida koi,

Ye mahiya har janam sirf tuhadi layi hoyi.

Saddi har peedh da ilaaj tussi hi ne,

Rooh muskandi saddi jado tussi muskande.

Sadde har nakhde tussi hi jhel sakde,

Har duavan ch sirf tuhanu assi mangde.

Jeho tussi khayal rakhde ** sadda,

Tuhadi rooh da karun mai sajda.

Ankhiyan ch ankhaa paake jado dekhde,

Chand di Chandni hi hi feeki dasde.

Inni khubsurat hai rooh tuhadi,

Dil jeda saaf tey saccha utey mardi.

Sab tou sohna sohneya mileya mainu,

Jachde ** tussi hi jaan Meri sannu.