Api itu hampir merajai waktu Merenggut harta benda tanpa ampun Mangarang tubuh yang sesepuh Duduk pun terdiam di kursi besi butut
Kekuatan api bagai Sang Supernova Membumbung tinggi tak ada yang terjaga Meletup-letup bagai haus dan lapar Tinggallah hamparan abu di senja tiba
Sebelum fajar menyingsing indah Berisik di tengah jalan sirine mengulang Langkah kaki mondar-mandir yang tentu arah Bergotong royong pun dengan peluh dan baju basah
Ku duduk terdiam terpaku Setengah melamun di sebelum senja muncul Ku tersadar pun di tengah padam lampu Dan ku lihat Monalisa tersenyum pada ku
Ku duduk bersimpuh di kaki Menunduk dan berharap ini hanya mimpi Dan aku bangkit tuk lihat situasi Ku dengar mayat rapuh bagai tiada arti lagi
Tak mampu tumpah air mata Hanya tubuh kaku mati rasa Pikiran yang ingin selalu waspada Mental ini rapuh butuh udara
Abu terasa di mana-mana Terinjak, menyatu dengan tanah Menutup mata kini selaalu terjaga Menjaga hari tanpa Supernova
9 Juni penuh cerita Di bawah tangisan dan panikan Wanita memasak dan menjaga anak Pria bahu membahu membangun rumah