Tangan ku kaku ketika menulis Kaki ku lumpuh ketika melangkah Mata ku buta ketika memandang Raga ku pun mati karena merindukan
Langit amat luas Hidup bahagia bersama awan Tapi, langit tak berikan aku Aku pun menangis
Air laut menampung kesedihan ku Meluap menjadi awan Dan menenggelamkan jagat raya Termasuk hati ku yang sudah rentan
Rentan, karena terik mentari yang menyengat Raga ku roboh terhempas angin menjadi puing Jiwa ku lari saat takut desiran pasir Darah ku habis saat berlari mengejar semua
Sumpah mati takkan tergapai Cinta sejati dalam hati yang tulus Dengan ocehan yang melukai Dan kata cinta yang omong kosong