Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Aridea P Oct 2011
Rabu, 2 Mei 2007


Betapa ku rindu lirik indahmu
Sampai kapan ku harus menunggumu?
Setiap hari ku rindu jeritan indahmu
Betapa lelah hati ini menantimu
Pulanglah kau di pelukku
Kau dan aku saling merindu
Jangan kau pergi dariku
Dari suatu rindu yang ku tunggu-tunggu
Joshua Soesanto Jun 2014
sajak yang terulang
semua terlihat sama
balkon di pagi hari dengan kopi kita
bercengkerama lepas kata

rasa manis tanpa gula terasa
kita masih tetap bertukar kisah
dari hulu ke hilir tanpa derasnya alur
kita masih tetap saling menghibur

akan ada waktu
waktu di antara batas cemburu dan kerelaan
menerima kenyataan
sebagai buah resonansi pengakuan

kamu selalu bisa menerjemahkan
rasa yang tak sempat singgah
sederet sajak demi sajak, aku begah
kapan terhenti?
terhenti saat di culik damai
pertanda bahwa jiwa kita pergi
kata itu diam
sediam damai itu sendiri

langit biru mendayu
tapi mata ini semu
hanya bayangan perlahan melayu
haru..
karena tak sempat menyentuhmu

hanya memaksa sumpah
menanak lelah
meminum darah
sedikit sengatan lebah, aku pun rebah
terbangun, lalu ingat
ternyata ada..ya..ada
seikat warna yang tak pernah kita miliki

ternyata kau pun tahu, aku menunggu
dari balik pohon tua di seberang sungai
"tunggu sajalah, sampai lumut memakan dinding waktu"
abu-abu, karena takut jatuh hati

kamu di bawa pergi seorang tuan
dengan kapal bernama masa lalu
sedangkan aku disini
diam-diam menyulam awan menjadi kamu

jika kamu
di antara damai dan terang
aku rela menyembunyikan bintang
aku rela menyembunyikan mentari
aku rela menyandera damai semesta
karena kamu keajaiban
yang aku panggil dalam percakapan bisu
tanpa suara

sejauh perjalanan mata dan hati
aku pun pergi
tak sempat menoleh kebelakang
hanya menitipkan pesan tak harap balasan

semoga harimu bermuara pada kesederhanaan
sesederhana tuhan menaruh cinta baru tiap pagi
sesederhana embun pada dedadunan
sesederhana matahari..
indah dan jatuh begitu eloknya
sesederhana..
sesederhana..

kamu apa adanya.
Dustin Tebbutt - The Breach #Nowplaying #Tracklist
Diadema L Amadea Jun 2021
aku susun susun batu
kujadikan sebuah benteng
cukup kuat untuk beberapa waktu

malam malam ada yang mengunjungiku
datang datang memakai lonceng
cukup gaduh jadinya tidurku

coba kututup telingaku
sial! tambah keras itu suara lonceng!
sulit tidur, akhirnya kubangkit untuk cari tau

dari benteng, kuambil sepotong batu
terlihat sesosok manis tersenyum lebar
bukan main, tidak karuan hatiku


kutanya,
"kenapa kamu kesini?"
"aku ingin mengajakmu main, sepertinya akan seru"
"aku tidak mau, aku lelah"
"ayolah, nanti kita memetik buah beri liar di hutan"
"aku lelah, lagipula siapa kamu?"
"nanti kamu aku gendong. aku gabungan dari semangka dan tembakau, salam kenal"
"aku tidak tanya kamu itu apa tapi siapa kamu!"

lalu sosok itu mengambil beberapa batu yang ada di benteng
"aku gabungan semangka dan tembakau, ayo ikut!"
tanpa lama, sosok itu mengambil tanganku dan dibawanya lari menuju dalamnya hutan
lalu aku? akupun juga heran kenapa tidak ada penolakan
rambutnya yang tertiup angin hutan dan terkena cahaya matahari yang samar samar masuk dari banyaknya daun membuatku tersenyum sembari ikut berlari bersamanya

"sudah sampai!"

sosok itu tersenyum lebar dan puas

"katanya kamu akan menggendong aku, mana?"
"hehe maaf, lupa. habis saking semangatnya sih.. tunggu sini ya aku akan memetik beri"
"aku tidak ikut?"
"tidak usah, kamu istirahat di bawah pohon itu saja nanti aku menyusul"

akupun duduk dan bersender dibawah pohon besar itu
terlihat antusias sekali, padahal hanya memetik beri

"lucu"

kalimat itu keluar dengan mudah dari mulutku
tunggu, kenapa aku pikir dia lucu?
dia hanya gabungan semangka dan tembakau
itu aneh, dasar gila

"ini sudah selesai, ayo makan"

nyaman sekali berada dekatnya
senang sekali melihat matanya
iya mata itu yang sesekali ikut tersenyum saat sosok itu menatapku
aneh lagi, rasanya hatiku mau runtuh saat itu

"sudah kenyang, ayo main lagi"
"tidak mau, aku kan bilang aku capek"
"oh baiklah, sini"

sosok itu membawa kepalaku ke pangkuannya dengan lembut dan tiba tiba

"eh?!"
"sudah tidak apa apa, kamu tidur saja nanti aku yang berjaga"
"tidak mau aku takut, aku belum kenal kamu"

kecupan manis dan sedikit pahit meluncur di bibirku
tuhan! aku seperti mau meledak

"tidak usah takut, aku pemegang rekor"
"hahahaha rekor apa? ngaco!"

suaraku mulai terbata bata namun tidak ingin terlihat gugup

"sudah ya kamu tidur saja, istirahat"

kembali ia mengusap ngusap rambutku
nyaman
hangat
tenang


"brukkk!"

suara keranjang jatuh tepat beberapa meter dibawah kakiku
aku bangun melihat sekitar

"kemana?"

semangka tembakau sudah lenyap dari pandanganku
ingin kuberanjak pulang namun tertahan

"aku masih ingin menunggu"
"tunggu, untuk apa?"
"untuk temu bodoh"
"apa gunanya temu?"
"tapi aku masih ingin menunggu"
"aku rindu"

suara suara sialan itu menyeruak didalam kepala

kududuk didekat pohon besar sambil menunggu
memakan beri yang masih tersisa sedikit di keranjang


tidak terasa sudah larut
suara suara binatang, hmm ataukah monster itu sudah bersahut sahutan

"aku takut"
"tapi aku masih ingin temu"
"aku harus menunggu"

begitulah kebodohan aku
malam malam
di hutan
sendirian
menunggu orang siapa?

akhirnya aku membangun benteng lagi
di hutan itu
walau bukan di dekat danau yang banyak suara katak dan bunga lili tapi aku coba berusaha membangun benteng lagi untuk sekedar menunggu sosok itu datang

kususun lagi
benteng barupun terbentuk
cuma bedanya
sedikit tidak nyaman karena banyak sekali batang batang pohon tajam masuk ke sela sela batu
tapi aku tetap menunggu
kususun lagi
sampai tertutup
aku masih menunggu untuk temu
belilah majalah bobo untuk melihat cerpen oki dan nirmala di swalayan terdekat!
Aridea P Nov 2011
Palembang, Kamis 6 Januari 2011

Hari ini aku seneng banget
Aku sedang dekat dengan seseorang
Dan aku tak yakin menyebutnya cinta
Karena aku tuk saat ini tak percaya dengan cinta

Cinta memang indah sih
Tapi aku sedang tidak beruntung saat aku dengan mantan
Aku sekarang bisa merasakan dua belas rasa cinta
Sayang, kangen, senang, kecewa, cemas, marah, perih,
sedih, menyesal, bimbang, benci, dan lain-lain
Oleh karena iti aku tak sanggup bertemu cinta
Lebih baik tunggu saja hingga aku siap

Tapi bila aku mendapatkan satu kesempatan lagi
Aku berjanji tuk mengambilnya
Tak akan ku sia-siakan kesempatan itu
Sungguh aku berjanji

Aku tak sanggup untuk bercerita tentang nya
Karena ku takut rasa itu akan berubah
Dan yang ku rasa akan berbeda
Pasti itu akan menyakiti hatiku
Sangat

Dan yang manusia tahu
Mereka tidak mau tersakiti
Apalagi oleh cinta :)
NURUL AMALIA Aug 2017
berawal dari waktu
memaksaku menyeret kakiku
melangkah gontai sambil pergi
aku merengek, terisak !
dan mengadu pada-Nya
tunggu ini secepat aku berkedip barusaja
ya, dulu memang aku kecil
nyaliku memang masih payah
masih terjerat pada keduanya
bahkan sekarangpun..

keduanya ingin aku yang terbaik
aku tak tahu yang dirasa mereka
tapi aku sendiri berontak
menyalahkan waktu yang jelas tak akan berhenti
aku kutuk waktu
mengapa begitu kilat
ragaku masih ingin tetap dirumah

tunggu, sejenak aku merasa keliru
bukankah ini baik
aku juga ingin membuat keduanya senang
mimpi harus coba kupanjat
tangga itu sudah dihadapanku
aku termasuk yang beruntung
bersyukurlah!
batinku melerai
aku meyakinkan diriku sekuat tenaga

"ini bukan rumahku" gertakku
saat aku tiba ditempat asing itu
akupun terpaksa tinggal
demi pengetahuan yang ingin kuraup
iya, jika belum paham akan kujelaskan
aku seorang mahasiswa sekarang
predikat yang melekat padaku kini
berat..
pandangan semuanya akan berbeda terhadapku

sungguh aku menemui teman baik
berjuang sama sama, namun tetap harus sendiri
aku menarik nafas..
waktuku kini juga telah memaksaku
rasanya pagi sudah menjadi sore
agaknya aku harus selesaikan hariku
mengerjakan tugas akhirku disana...
memang sulit sekali ketika saatnya tiba harus merantau untuk mencari ilmu, apalagi aku anak tunggal. gak bisadeh jauh dari ortu, and btw jadi anak kos itu enak enak enggak, mungkin kamu kamu juga kalau anak kos bakal ngerasain. dan welcome skripsi.. hope you will be passed sweetly.. okay waktu memang sangat cepat berlalu, gunakan waktumu sebaik mungkin. akupun masih belajar dan mencoba.
Aridea P Nov 2011
Palembang, Kamis 6 Januari 2011

Aku tak mengerti apa arti dari Cinta Sejati
Yang ku tahu hanya cinta itu membuat kita sakit hati
Tapi, mengapa rasa ini lain, tak seperti yang lalu
Ku cemas bagaimana bila aku jatuh cinta dengan nya?

Jatuh cinta...
Cukup umurkah aku tuk mengenalnya?
Aku takut itu akan berujung penyesalan
Tapi, selama ini aku hanya diam tak ada gairah
Diakah yang akan membuatku bangkit dan berdiri?

Cinta... Cinta... Cinta...
Hanya cintakah yang paling mudah di dunia ini?
Mudah untuk mencintai, mudah tuk menyayangi
Mudah tuk melukai, mudah tuk menyakiti
Dan mudah-mudah lainnya...

Aku heran, mengapa aku harus kenal cinta
Bila ujung-ujungnya ku harus menyesal
Semoga cepat ku dapatkan jodoh ku
Supaya penyesalan, penantian, semuanya!
Tidak berlaku lagi dan ku hidup bebas

Cepat katakanlah cintamu
Mungkin itulah yang ku tunggu
Mungkin? Ya, bisa iya
Bisa juga tidak
I'm waiting all alone here
Maman Screams Jan 2014
Sebelum nafasku yang terakhir
Ku luar kan kepadamu
Engkaulah yang ku tunggu
Engkaulah bintangku

Dan kamu
Aku masih sayang kepadamu
Biarlah ini satu rahsia buatmu

Adakah ini suatu mimpi
Yang selama ini engkau menyelami
Menyinari
Menghiasi alamku dengan warna cinta pelangi

Engkau ada tetap dihatiku walau ku tiada
Engkau ada tetap dijiwaku walau bisa
Dan ku harap kau maafkanlah segala dosa
Sebelum ku pejamkan mata untuk selama-lamanya

Dan kamu
Aku masih sayang kepadamu
Biarlah ini satu mimpi indah bagiku

Apabila nadiku berhenti
Tamatlah sudah puisiku ini
Tapi ini bukanlah satu erti
Kuharap engkau kan terus bermimpi

Kubina cinta di alam mimpi
Bayanganmu ku kan salji
Selalu berada sentiasa disisi
Selamanya kepadamu
Aku..
Aku berjanji..


©2014 RevoLusi
©2014 Maman Screams
Taken and re-arrange with consent from my band "RevoLusi".
Lyrics were taken from my band upcoming latest single, "Mimpiku Yang Terakhir".
The whole lyrics have been re-arrange and some phrases are added in for this piece.
This is my first time writing up a song in my mother-tongue language, "Bahasa Melayu".
This is the poetry version for the song.
gadisunja Feb 2023
Lapar, kantuk, dan rindu
semuanya sama saja.
Sama-sama tidak tahu waktu,
tidak kenal tunggu.
sunja berlalu
Aridea P Jan 2012
Di suatu tempat, di suatu hari

Kini ku beranjak dewasa
Dan malam ini aku berfikir
Hormonku telah mencapai puncak

Aku butuh bercinta
Ya... memang gila diriku ini
Tapi... aku benar-benar dan sangat ingin

Ku butuh pelukan seorang pria
Di setiap malamku yang dingin
Ku butuh ciuman mesranya
Untuk menghangatkan tubuh ini

Adakah pangeran yang mau melakukannya untukku?

Setiap malam aku kesepian
Hanya bermimpi...
Bercumbu dengan bayangannya
Memeluknya... menciumnya
Begitu mesra menyentuh jiwa

Gila! Gila! Gila!
Memang gila fikiranku ini
Tapi tak bisa ku hindari
Saat nafsu ini melumuri jiwaku
Pikiranku... dan cintaku

Begitu jauh...rumah pangeranku
Tak sanggup sendiri aku ke sana
Sekali lagi...
Pelukan...
Sentuhan...
Kecupan...

Dan saat-saat bercintalah yang akan ku tunggu
Hingga sang pangeran tiba
Aridea P Jan 2015
Palembang, 11 Januari 2015

Aku jatuh cinta lagi

Benarkah ini cinta?
Mengapa rasanya begitu berbeda?
Tak ada rasa takut saat aku menatap matanya
Tak ada rasa sungkan untuk menyentuh kulitnya
Dan aku sangat menyukai bau tubuhnya

Aku suka bersandar di punggungnya
Menyandarkan keningku di tengkuknya
Memainkan jemariku menyentuh punggungnya
Mencium aroma parfumnya

Aku suka berjalan di belakangnya, menunduk
Memandangi langkah kakinya ketika berjalan
Sangat lebar dari langkah kakiku
Aku tak mampu menyusulnya
Di saat seperti itu aku membutuhkan tangannya
Tuk menggenggam tanganku
Menuntunku tuk berada di sampingnya
Agar aku tidak tertinggal

Apa benar aku mencintainya?
Tapi tunggu dulu
Apa itu cinta?
Bagaimana rasanya mencintai seseorang?
Apa yang akan aku lakukan ketika mencintai seseorang?
Inikah cinta?
Aridea P Oct 2011
Jakarta, Senin 20 Oktonber 2008


Malam ini aku bersedih
Aku menangis, aku berfikir
Agar waktu menunggu
Hingga aku mulai tenang

Cobaan hidup datang
Melumuri ragaku
Hingga terasa lumpuh
Tak berdaya bagai mati

Ku tunggu hujan bunga
Yang harum bebaskan raga
Mungkinkah aku bisa sabar?
Jika petir tetap menyambar
Aridea P Oct 2011
Jakarta, Minggu 31 Agustus 2008


Jika malam ini indah …
Ku kan memuji bintang-bintang
Tanpa sakit ku sementara
Ku beri senyum indah tuk mereka

Namun bila sebaliknya
Ku kan jatuh dari langit
Dan tertimpa sakit selamanya
Aku kan menangis tuk mereka

Dunia ku memang tak indah
Bagai hancur saat bumi berputar
Hati ku pun bertahan
Tuk tetap indah selamanya
Dan biarkan cinta
Ku tunggu darinya
Fahali Machi Mar 2012
ia telah berusaha menjadi sesuatu yang berguna bagi orang-orang terdekatnya

ia membasuh kepalanya yang penuh dengan keringat dan menuangkannya di sebuah mangkuk, dan ia menyuruh orang yang ia sayangi untuk meminumnya

ia meminum air kebahagiaan, sebuah benda cair yang sangat ia tunggu.

ia kembali pergi untuk melakukan tugasnya menemukan logika dan akal pikiran.

ia akhirnya temukan di tengah lautan. ia lepaskan jangkarnya kedalam air. ia melompat dari perahu kecilnya, menyelam ke dalam lautan jiwa.

dari jauh ia temukan sebuah cahaya kecil. cahaya tersebut tersenyum. ia yang bersemangat berenang semakin cepat. hingga akhirnya ia temukan logika dan akal pikirannya hanya sebuah….


cinta.
NURUL AMALIA Jan 2019
deburan ombak bersatu dengan asa
namun tak memecah karang pengharapan
serbuk- serbuk pasir adalah partikel kecil impianku
tak apa diinjak- diinjak
karena untuk menjadi langit
aku masih terlalu awam
Menanti dalam hening yang panjang,  
jarum waktu tak kunjung berbelok.  
Detik-detik terhenti di angkasa kelam,  
aku tunggu pukul 21:00, dengan harapan.

Namun, saat itu datang, ia terbang.  
Fase yang aku tunggu pudar di angin malam,  
jejaknya lenyap tanpa kesan,  
dan kini yang tersisa hanyalah bayang.

Apakah ini luka yang membiru,  
menoreh lembut di dada tanpa suara?  
Ataukah sekadar angan yang terbang jauh,  
meninggalkan ruang kosong di relung jiwa?

Mungkin luka, mungkin juga rindu,  
menghilang bersama waktu yang tak pernah tahu.  
Tetap kau berdiri di bawah langit biru,  
menghitung bintang yang pernah jatuh,  
sambil menanti, dalam luka yang samar membiru.
Bella Ayu Apr 2019
Untuk yang merindukan Rumah, lebih dari apapun.
Rumah bukan lah tentang bangunan, ruang, pintu-pintu yang kokoh, atau jendela-jendela yang ditata.
Bukan tentang jenis kayu apa yang digunakan untuk pintu-pintu, jendela-jendela, entah itu jati, sigi atau mahoni.
Ini tentang apa yang hidup di dalam sana.


Aku pernah memiliki rumah, dan selalu ingin kembali pulang kesana, tapi seseorang yang memiliki peranan sangat penting di rumah, pergi meninggalkan, anggaplah ia sebagai jantungnya, dan ketika jantung tersebut sudah berhenti berdetak, mati lah yang akan kau temukan. Barangkali ia sudah menemukan rumah barunya, dan benar saja.
Baginya aku dan ibu hanyalah tamu, dan kau tidak pernah benar-benar menerima tamu, mereka lalu lalang disana, ia menemukan rumah barunya, bukan aku bukan juga ibu.

Saat aku berusaha sekuat tenaga untuk kembali pulang dan mengingat-ingat jalan menuju rumah, aku menemukannya, namun rumah itu sudah terkunci sangat rapat, aku megetuknya, tak juga si pemilik membukakan pintunya, beberapa waktu aku masi mencobanya, mungkin tidur di teras rumah ini dan berharap suatu waktu pintunya akan dibuka oleh sang pemilik, namun waktu yang ku tunggu itu tak pernah datang. Aku mencoba mengintip lewat jendela-jendela yang kokoh, aku melihat seorang anak kecil laki-laki berlarian di ruang tengah dekat perapian. Aku tersingkir.

Hujan turun dengan derasnya, bukan dari langit, melainkan dari pelupuk mataku, sepertinya awan hitam menyelimuti seluruh ruang hatiku, aku tersadar bahwa ia sudah benar-benar pergi meninggalkan rumah lamanya, dan sudah benar-benar juga menemukan rumah barunya.

Saat ini aku sedang mencoba untuk membangun rumah yang lebih kuat, kokoh, dan indah. Aku tidak akan kembali pulang atau kembali mengingat-ingat jalan menuju rumah lamaku.
Aku akan membuatnya sendiri, dan semoga rumah baruku tidak pergi lagi.
Coco Aug 2019
Tiiin. Lalu lalang kendaraan
Aku masih disini berdiri, dengannya
Apa aku menunggu sepi? Tidak
Aku juga tidak tau sedang apa. Haha

Tiba tiba kulitku tersengat
Bukan. Bukan terkena listrik
Ia memegang tanganku dan menarikku
Mengikutinya
Kami melangkah menyusuri jalanan
Tiba tiba, dia melepas tanganku
Dia terlihat.....kaget?
Dia kaget, bagaimana denganku?
Haha lucu sekali dia ini
Aku jadi suka


Tapi, tunggu....
Ini aneh
Tanganku yang ditariknya,
Namun mengapa seakan seluruh pusat perhatian ku yang ditariknya?
Sengaja ya?
Dia ini haus akan perhatian ya?
Bilang saja padaku, biar aku perhatikan hehe
Im back. Xoxo
NURUL AMALIA Aug 2017
kau adalah puisi
berputar dalam imajinasi
mengendalikan tanganku untuk menulis
entahlah, aku memang tak mampu
menyulam kata kata manis
terkadang bingung memilah kosa kata
yang kurasa memang terbatas

tapi kau adalah puisi
ku menulismu  dibawah lampu temaram
duduk termangu menjelajah inspirasi
aku ingin sekali menulismu
aku akan menulismu
tunggu sampai kau menjadi puisiku
Coco May 2019
“Whats wrong?”
“Kenapa? Ada apa?”
Kalimat yang selalu ku tunggu
Saat aku butuh wadah bercerita
Bentuk kepeduliankah?
Atau hanya seutas penasaran?
Aku tidak peduli
Setidaknya, kau masih ada saat aku butuh sandaran
Dan tempat berbagi cerita

Walaupun kita sedang berjarak,
Tidak selucu dan semenggemaskan dulu
Tapi terimakasih
Karena selalu siaga ada disisiku
mahantir Jul 2018
apa daya diriku yg sedang merindu,
dengan bising nya malam yang mendebu,
seolah segalanya ingin bertemu,
dengan rasa yang telah di tunggu.

-Mhnt.r
rindu
Coco Aug 2019
Saat itu dia melihatku,
Aku....hanya bisa melihat sekitar
Kau tau kan bagaimana rasanya?
Sangat malu hehe
“Tunggu disini, aku akan mengantarmu”
Dia pergi dengan kikuk, mengambil kendaraan
Meninggalkanku yg kikuk juga
Kenapa sih dunia ini
Kenapa kami jadi sama sama kikuk
Sama sama malu
Sama sama kaget
“Hhhh” helaan napasku terdengar
“Kenapa?” Tanyanya
Aku kaget “gapapa hehe”
“Lucu sekali” katanya sambil menampilkan senyum khasnya
Bagaimana ini?!
Rasanya duniaku teracak
Luruh bersama senyumnya
Tolong aku.....
Amira I Jun 2019
mencintai tanpa memiliki.
klasik, ya, apa boleh buat?
aku tak pernah menganggapmu adalah milikku, pun aku adalah milikmu.
namun rasa itu tumbuh di antara kita, tanpa satu pun yang memaksa.
aku tau kau masih memiliki seseorang dalam daftar prioritasmu, terlebih, mungkin dirinya lah yang nomor satu.
tunggu, bukan berarti aku senang dijadikan yang ke-sekian; lagi-lagi, apa boleh buat?
aku hanya bisa menunggu sampai sang waktu memberiku lelah yang luar biasa hingga rasa sabarku perlahan habis,
karena ku tau rasa cintaku takkan pernah.
untuk bumi yang masih dan akan terus be-revolusi pada matahari.
B'Artanto Aug 2019
-
Tepat di hari kedua sebelum akhir Agustus, entah repetisi yang keberapa kali--aku bertanya pada aku.
Sedang aku meninggalkan apa yang aku tunggu, sebagian lain dari aku membiarkan apa yang datang menuju.
Tepat di peralihan pagi dan khotbah Jumat, ia datang lagi.
Yang harusnya kubiarkan pergi sendiri dengan maunya
Ntah akan kusambut kembali atau nanti menjadi babak tercanggung.
Ntah, kali ini jawaban entah telah ditolak sepersekian lebih awal sebelum ditanyakan.
Aku menolak mengikhlaskan apa yang aku sendiri tidak tau apa inginnya.
Melalui percakapan rutin beberapa kali sehari, seminggu dan sudah masuk separuh tahun.
Tepat menuju penghujung hari, aku membiasakan apapun ia boleh lakukan. Aku biarkan semaunya menghirup-hirup apa yang sudah dilewati.
Agar jika pada bagian akhir yang awal nanti ia tak salah langkah, kembali kesini atau mengantar kabar lain yang lebih ia senangi.

30 Agustus 2019
B_A
B'Artanto Apr 2020
Dik, tidak ada yang salah dari 6 tahun yang berlalu

Harapan dan batasan-batasan yang kau buat sendiri melalui ketikan pada ponselmu

Tidak ada yang bisa melawan garis-garis pada telapak tanganmu

Jangan tunggu yang tidak menemui ayahmu

Berhentilah memikirkan sepeda biru yang pernah kita bahas

Tidak ada yang salah pada garis tanganmu

Jilatlah,
Ia kumpulan garis-garis yang membentukmu

26 April '20
_BA
Semoga kamu masih ingat.

Seperti aku yang ingat betul suhu tubuhmu pada pukul 3 pagi saat hujan turun dan tubuhku sibuk mencari kehangatan yang kau tawar.

Semoga kamu masih ingat.

Caraku menciummu, dengan segala isi yang aku punya.

Tunggu,
Cukup dengan pembahasan “semoga kamu masih ingat” ini.
Apa nyatanya kau sudah lupa semua ?

Kalau begitu lebih baik ajari aku.
Bagaimana pilihan menjadi lupa begitu mudah untuk semua ?
Aku bermain dengan Raja Hutan
lessache Jan 2021
Halo kak Yoongi. Apa kabar? udah bobo ya? atau masih buat lagu?
Aku sayang banget sama kak Yoongi, maaf aku bukan Shakespeare yang pandai dalam kata, cuma mau ungkapin perasaan aja kayak orang lain.

Kak, kalo nanti ada kehidupan selanjutnya, aku mau banget jadi teman kak Yoongi, jadi musuh juga gapapa deh! tapi aku gak mau berantem! soalnya aku anak baik. Kak Yoongi tau gak sih katanya manusia itu made of stardust, tiap aku lihat ke langit berarti aku lihat bahan bahan pembuatan manusia ya? Kak Yoongi pernah dengar gak, kata orang dunia itu sempit. Tapi kenapa kita belum pernah ketemu? atau emang takdirnya aku tau kak Yoongi hanya dari layar hp? Pengen juga punya kesempatan buat kenal kak Yoongi lebih dekat! Nanti ya kak. Semoga aku bisa capai cita-cita aku. Tunggu.
Nabiila Marwaa Nov 2020
mencintai tanpa memiliki.
klasik, ya, apa boleh buat?
aku tak pernah menganggapmu adalah milikku, pun aku adalah milikmu.
namun rasa itu tumbuh di antara kita, tanpa satu pun yang memaksa.
aku tau kau masih memiliki seseorang dalam daftar prioritasmu, terlebih, mungkin dirinya lah yang nomor satu.
tunggu, bukan berarti aku senang dijadikan yang kesekian; lagi-lagi, apa boleh buat?
aku hanya bisa menunggu sampai sang waktu memberiku lelah yang luar biasa hingga rasa sabarku perlahan habis,
karena ku tau perasaanku takkan pernah.

— The End —