Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
nabilah Feb 2020
-
masih aku ingat hari-hari dimana belum berisikan akan engkau
sebagaimana tiap harinya yang terasa hanya parau
belum lagi hatiku yang sesak lantaran banyak dibuat sendu
sampai pada suatu pagi sekitar jam sepuluh,
dapat aku lihat kau datangi aku dari jauh
kau jabat tanganku, kau sebutkan namamu
selalu aku kagumi cara Tuhan membuat yang jauh menjadi satu
dan hanya jika kau berkenan, boleh aku titipkan segenap hati, cinta, serta pengharapanku?
lalu sama-sama kita bangun cinta itu, kita jaga dan kita pupuk
kita pelihara supaya jangan dicabut Tuhan kembali
Gina Sonya Feb 27
Keberadaanmu tak ada bedanya dengan matahari. Memberikan pendar di pagi hari, menggiring burung-burung datang untuk bernyanyi.

Seumpama matahari, kamu membangkitkan pohon-pohon yang teduh, memberikan aku tempat untuk mengusir peluh.

Menit demi menit yang berlalu di belakang punggungku menyimpan cinta yang kamu pupuk dengan tekun sampai aku mampu menjadi manusia utuh.

Di dalam mangkuk kaca yang kamu bangun, aku hidup tanpa kalut dengan pikiran bahwa kamu akan bersamaku selalu.

Namun, seharusnya aku tahu matahari tidak berpendar seharian penuh.

Dan jika kamu begitu mirip dengan matahari, kamu tentunya meniru siklus terbit dan tenggelam milik sang surya.

Ketika lembayung datang menaungi angkasa, kamu tenggelam bersama sang surya, meninggalkan aku yang  melarungkan duka melalui mangkuk kaca.

— The End —