Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Aridea P Dec 2011
Palembang, 25 Desember 2011

For my beautiful Mom:

Mama, kamu cantik
Tanganmu melentik indah saat mencuci baju kami
Mama, kamu sungguh cantik
Badanmu bagus melenggok saat memasak untuk kami
Mama, kamu benar-banar cantik
Sekalipun kamu sedang terlelap di tidurmu

Mama, kamulah harta tak ternilai bagi kami
Harta wajib yang harus kami bawa kemanapun kami melangkah
Kamulah semangat pagi kami tuk menghadapi dunia
Kamulah alasan kami bertahan hidup sampai sekarang
Harapan kami adalah tuk membahagiakanmu selamanya
Pikir kami kata Terima Kasih takkan pernah cukup tuk membalas kasih mu

Mama, kamu cantik setiap hari
Di mata kami kamulah hal yang terindah yang kami punya
Di dunia ini tak ada pahlawan seikhlas dirimu
Kamu terus bertahan meskipun kadang air mata menyertaimu
Kamu terus menebarkan senyummu di waktu kami resah

Mama, kamu tegar setegar batu karang
Mama, kamu bersinar mengalahkan sinar Matahari
Mama, kamu sejuk sesejuk embun di pagi hari
Mama, kamu sehangat dekapanmu pada kami
Mama, kami mencintaimu

Mama, terima kasih atas cintamu selama ini
Terima kasih atas pengorbanan mu kepada kami
Maafkan kami yang pernah membuatmu menangis
Maaf atas tingkah kami yang menjengkelkan hatimu
Kami percaya dan tahu bahwa kamu tahu betapa kami mencintaimu,
Mama
Aridea P Nov 2011
Palembang, Selasa 29 November 2011

Maaf,,,
Maaf hanya kata maaf yang bisa aku ucapkan

Sungguh,,,
Kalian tahu sendiri aku terlalu bodoh tuk berbuat
Dan aku terlalu bodoh tuk bicara

Yakinlah,,,
Aku selalu berusaha menjadi orang yang lebih baik lagi
Jadi orang yang mudah senyum dan menyapa

Tapi kalian tahukah?
Tuk melakukannya itu terlampau sulit bagiku
Bila hidup ini ku kurung sendiri
Ku kunci sendiri
Tanpa interaksi

Aku tahu kalian pun bertanya
Mengapa aku terpilih bila aku tak bisa apa-apa?
Jawabannya adalah beruntung
Ya, terkadang Keberuntungan mau berteman dengan ku
Tapi lebih banyak ia meninggalkan ku

Kalian pasti tahulah mengapa ia meninggalkan ku
Karena aku tak pandai berteman
Karena bakat ku melukai perasaan orang
Meski aku tak bermaksud
Terkesan begitulah di hati kalian

Sekali lagi
Maaf aku tak bisa menjadi yang kalian mau
Inilah aku apa adanya
Yang ku mau kalian bisa sabar
Sehingga terbiasa menghadapi aku yang sekarang
Aridea P Oct 2011
Angkasa jauh tak kan sampai
Rindu pun ada selalu datang
Itukah tanda bahwa aku sayang
Dia seorang penghias hati cinta paling dalam
Ejaan lagi terhias di angin-angin

Penghias hati ku selamanya
Untuk temani aku menghadapi dunia
Rasa rindu berkurang karenanya
Peluh terasa dingin menyegarkan jiwa
Lukisaan indah wajahnya
Embun pagi hari yang menyimpannya
Diadema L Amadea May 2018
Berikut adalah percakapan antara aku dan aku;

Aku bertanya, apa itu self love ?
Mencintai diri sendiri jawabku.

Bagaimana bentuknya ?
Mencintai dan menjaga diri sendiri.

Bagaimana spesifiknya kalau boleh tahu ?
Merawat diri sendiri baik dari tubuh, pikiran, dan hati.

Bisa beri detail lebih jelas mengenai merawat tubuh, pikiran, dan hati ?
Tentu saja.
Dari tubuh,
Jika engkau ingin mempercantik dirimu tetapi benar benar untuk dirimu. Bukan hanya sekedar konsumsi publik semata agar engkau dianggap kualitas super hanya dari fisik. Maka, lakukanlah.

Dari pikiran,
Oke ini level dua. Sulit.
Kau harus pandai mengolah semua pikiran negatifmu. Cobalah ubah menjadi sebaliknya, rasa takut kau ubah sebagai rasa penasaran menghadapi suatu hal, singkirkanlah logis yang terlalu mengedepankan ego sejenak, ajak pikiranmu tenang lalu coba bawa ia ke tempat yang luas.

Dari hati,
Sulit. Karena mungkin sejatinya sifat tiap kamu kamu itu terefleksi dari sini. Tinggal pilih, mau babak belur mencoba lebih baik atau nyaman di tempat kotor ?
Kalau ini caraku.
Cobalah untuk selalu berbuat kebaikan, banyak orang yang akan sering berkata kamu nanti terlalu naif, munafik. Halah, persetan dengan itu semua. Jalani hidupmu sendiri sendiri, senang itu tergantung kita bukan orang lain. Kita yang putuskan mau senang apa tidak.
Coba lihat, karena apa ?
Ego mereka sulit diolah, atau bahkan sudah diracuni oleh ego sendiri ?
Apapun itu, aku turut berduka untuk mereka.
Intinya berbuat baik, tidak hanya kepada makhluk hidup saja.
Alam jangan dilupakan.
Kau itu sama sama ciptaan-Nya, bukankah kalau saling sayang kita akan selalu tenang ?
indonesia poetry
a daydreamer Nov 2018
Aku ingin kembali ke dalam kesunyian,
Ada ketenangan yang tak pernah membosankan,
Dan juga diriku yang amat sangat tenang.

Tapi, suara di atas sana berbisik,
Aku harus kembali saat waktu sudah menjelang senja,
Menghadapi realita
Penuh drama
So Dreamy May 2016
mungkin ini alasannya mengapa Tuhan belum mempertemukan saya dan Anda sekarang:

                                         saya yang belum siap
                                                      atau
 ­                                       Anda yang belum siap


untuk menghadapi saya.
hey it's b Feb 2024
Mungkin kalian bertanya mengenai sosok yang aku sebutkan di tulisan ku sebelumnya

Yaa.. Satya

Seorang laki-laki yang mengisi hari demi hari seorang perempuan yang dari dulu sudah sendirian, kesepian, dan kesakitan menghadapi dunia nya

Bagaikan bias pelangi yang melukis abu-abu nya langit, begitulah ia

Hadirnya mengisi segala kekosongan yang ada pada diri ini dan mengisi penuh sesak dengan kasih sayang nya yang tak terhingga

Setelah ribuan pertanyaan yang selalu menyerbu kepala, lalu sampai pada kesimpulan "ternyata aku bisa ya dicintai sebegininya oleh seseorang?"

Menjadi cinta terakhir nya adalah kalimat yang selalu ia utarakan di bibir yang selalu menampakkan senyum manis nya

Namun perempuan ini tidak menyangka dalam waktu yang sangat singkat hal itu menjadi kenyataan, sebelum sekarang ia sudah berada di tempat terbaiknya

Ia berpulang.
Griefing phase; to remember forever
Gina Sonya Feb 19
Kehidupan singgah lebih cepat dari embun pagi. Manusia berdatangan lalu pergi. Kamu paham betul bahwa tidak ada gunanya terikat takdir dengan orang lain, cuma pedih dan perih yang akan kamu hadapi ketika mereka pergi nanti.

Perang antar dinasti yang kamu jalani sudah cukup banyak memberi pelajaran tentang hidup di dunia keji ini. Tanah kelahiranmu kamu bela sepenuh hati, kamu hancurkan tulang benulang mereka yang jadi lawanmu dengan tebasan setipis angin. Namun, hasil yang kamu dapat hanyalah puing-puing kota yang tidak bisa kamu kais lagi.

Kamu mulai berpikir, apa gunanya semua ini?

Rumah kayu yang ayahmu bangun runtuh, toko wijen dan daging di depan rumahmu ikut jatuh. Kedua matamu tersayat sampai-sampai penglihatanmu semu, kamu kehilangan seluruh keluargamu. Tanah airmu melebur bersama debu-debu perang yang berlalu.

Dan sialnya, setelah semua itu, kamu masih harus melanjutkan hidup.

Kehidupan pasca perang tidak seindah angan-anganmu. Negara barbar yang kamu bela dengan keringatmu tetaplah jadi tempat bengis tanpa hukum.

Kamu mulai menutup semua sisi yang membuat kamu menjadi manusia. Melumuri tangan dengan darah orang jahat kamu lakukan demi sekantung uang (dan kamu berpikir bahwa mungkin kamu lah orang jahat yang harus dibunuh demi uang).

Kamu membangun dinding yang memisahkan kamu dengan manusia lain. Kamu menyadari bahwa mereka yang datang kepadamu akan dengan cepat pergi seperti embun pagi.

Kamu berkelana ke seluruh negeri seorang diri. Bergulat bersama sepi setiap hari agar ia mengoyak kamu sampai mati.

Namun, rupanya kamu mengingkari janji untuk sendirian sampai mati.

Di tengah perjalananmu yang penuh sepi, kamu bertemu ia yang baru pertama kali menghadapi kehilangan di dunia ini. Semua yang ia punya direnggut sampai yang tersisa darinya cuma dendam yang buat kamu meringis.

Umurnya masih seujung jari, belum pernah menelusuri setiap celah dunia ini, kamu berpikir bahwa ia hanya akan jadi kerikil di dalam alas kakimu.

Kamu mendorong ia jauh-jauh, sana cari tempat lain untuk berteduh karena aku tidak punya apa-apa untuk mengobati luka-lukamu.

Kamu pernah kehilangan, kamu selalu kehilangan, kamu tidak punya apa-apa untuk membantu ia yang baru saja kehilangan.

Namun, ia bersikeras berteduh di bawah kain pelindung milikmu yang kumuh. Satu bulan perjalanan ia tempuh hanya untuk kembali ke kediamanmu.

Dinding yang kamu bangun bertahun-tahun mulai goyah karena kehadirannya yang mengisi hari-harimu.

Kamu biarkan ia tidur di atas kasurmu, kamu biarkan ia mengikuti perjalananmu. Kamu mulai menerima cuap-cuap yang ia lontarkan di tengah malam ketika kalian sulit tertidur. Kamu membiarkan ia menghancurkan seluruh dinding yang mengelilingimu.

Kemudian, tanpa kamu sadari, kamu lagi-lagi terikat takdir dengan manusia yang meruntuhkan pertahananmu.

Kamu lantas menyadari, ada kepingan cinta yang mulai muncul di sela-sela hatimu. Berpuluh-puluh kasih timbul di ruang terdalam hati yang kamu beri nama ruang kemanusiaan.

Dan tanpa kamu sadari, kamu mulai menjadi manusia lagi.

Kamu berpikir bahwa kamu akan mati sebagai makhluk bengis yang sebutannya bukan manusia. Namun, ketika ia datang ke hidupmu, kamu berpikir bahwa kamu layak mati sebagai manusia.

Kamu menikmati hari-harimu sebagai manusia baru.

Kali ini, kamu menelusuri negeri bersama orang lain. Kamu tidak lagi bergulat dengan sepi sampai mati.

Dan ketika kamu mati, ada ia yang berduka di pemakamanmu. Kamu mati dengan jutaan cinta yang bertabur di atas tanah kuburanmu.
Sebuah kisah tanpa tajuk--ditulis untuk ia yang hatinya kembali dibuat utuh.
Gina Sonya Mar 20
Berbagai hidangan tertata rapi di atas piring. Kamu duduk menghadap aku di meja makan ini. Kamu masih di sini.

Kerutan di ujung bibir tak akan mampu aku tahan, senyumku lepas bersamaan dengan pujian basa-basi yang kamu lontarkan atas upaya yang aku lakukan.

Matahari kembali hadir. Pagi hari datang lagi dan lagi.

Jika semua itu datang lagi, dengan berani akan aku hadapi hari yang menanti.

Akan aku tata berbagai hidangan di piring-piring. Aku sajikan makanan terbaik untuk menyambutmu di pagi hari.

Jadi, aku mohon bukalah matamu sekali lagi. Lantunkanlah tawa hangatmu untukku berkali-kali.

Dan akan aku sanggupi semua harap yang kamu warisi. Akan aku sanggupi karena kamu sudah banyak memberi.

Kamu beri aku rumah, kamu beri aku ruang melepas penat. Kamu tanamkan aku moral, kamu jauhkan aku dari aral. Kamu membangun mangkuk kaca berisi cinta, berharap aku tambahkan isinya dengan jutaan cerita.

Inginku, cerita kami terus abadi seperti bait-bait dalam puisi. Kamu dan aku. Cuma ada kamu dan aku serta semua hal yang kamu beri. Namun semua yang kamu beri begitu ringkih, begitu mudah hangus dilahap oleh api.

Cerita kami terpaksa berhenti. Menyisakan kenangan yang tidak bisa bertambah lagi.

Kobaran api meretih-retih mengisi sunyi. Tak tahu lagi aku bedanya nyala api dengan dendam yang meretih lirih.

Mimpi buruk membangunkan aku setiap hari. Aku bangun dan menata diri untuk menghadapi hari yang aku harap segera berakhir.

Aku harap kamu masih di sini.
Awal kisah ini adalah akhir, akhir kisah adalah awal. Kisah ini ditulis dalam format fictogemino. Jadi, setelah membaca tulisan ini dari awal sampai akhir, silakan baca dari paragraf akhir sampai paragraf awal.

— The End —