aku rasa
setiap aksara yang kutuliskan terasa seperti lelucon yang lahir dari jemariku sendiri,
menggeliat di atas benda bercahaya dengan kecerobohan yang puitis.
Makaa,
kubungkus ia dalam bahasa asing ,
seperti melarungkan rahasia ke samudra yang tak banyak mengerti,
berharap maknanya karam sebelum sempat ditertawakan.