Sepertiga rasa jatuh pada botol kecupan asa mimpi berkelap-kelip berbias cahaya kamu selalu indah, mengikat semesta.
Satu persatu melankolis tertawa mengeja satu puisi jatuhnya pun tiba-tiba seperti cinta, mudah terisi.
Mengelukanmu seperti bidadari menulis berbaris-baris puisi tentang dirimu hingga terhipnotis sampai lupa diri kini rasa sendiri.. hinggap lagi kembali menagih janji.
Ternyata rasa suka itu.. tidak pernah satu paket dengan kata "bersama"
Rasa pun akan mati nantinya aku selalu penasaran mengapa rona pelangi suka mempermainkan pikiran dan hati? di ujung perjumpaan oleh sebab ketiadaan ia menghilangkan jejak ini.
Sudah cukup perjumpaan ini? aku kira kita masih bisa bersama untuk bermimpi
Mungkin sudah waktunya aku kembali lagi berangkat mencari sepotong daging yang terpisah dari jiwa dan anggur-anggur memabukkan jati diri.