hari ini— kuputuskan untuk menghapus namamu dari lembar-lembar buku harian itu
berhenti membuat puisi tanpa arti tidak ada lagi intuisi di sini
dulu— aku pernah memberimu ruang paling indah dalam hatiku sebuah tempat yang tak pernah kuberi pada lelaki manapun sampai kau datang membawa badai membuatnya luluh lantak hingga tak ada lagi tersisa tempat untukmu
aku bisa saja membuat ruang lain untukmu tapi aku tau kau tak akan lagi singgah di dalamnya lagi pula, aku sudah terlanjur berdarah dan aku tak mungkin menyembuhkannya hanya dengan berhenti memikirkanmu jadi, kuputuskan untuk berhenti mencintaimu bukan karena kenangan yang perlahan memudar aku hanya berusaha terlepas dari rasa sakit
aku bukannya manyerah aku hanya mencoba bangkit dari ketidakmampuan memilikimu