Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Joshua Soesanto Jan 2016
Kita adalah papasan awan dalam setiap lagu
Dengan cerita yang tak tentu
Meraba dan menunggu
Waktu untuk bertemu.

Rindu
Keadaan orang tersesat dalam jemu
Saling bertanya hanya dalam waktu
Pilu hati menyelimuti kalbu
Menderu.

Kamu dan aku
Bagian dari kata yang tak terkatakan
Yang mempunyai arti beribu
Dari kata yang sering diucapkan.

Kamu
Diantara waktu dan rindu
Yang memastikan aku akan kembali utuh
Mendekatkan yang jauh
Seperti suara rindu yang gaduh
Mengikat persendian tulangku.
https://soundcloud.com/fatpossum/pure-x-starlight
Joz Jul 2016
Terkadang bukan fisik yang terpenting.
Walaupun tanpa fisik, rasa tak kunjung muncul.

Mungkin aku menyayangkan cinta yang tak kian bersatu.
Keraguanmu menahanku bagai angin yang menderu.

Di penghujung jalan pun 'ku tersadar,
keraguanmu bukan untukku.
Karena cinta untukku sudah tiada sejak dulu.

Aku bukan pejuang cinta,
aku hanyalah pecinta yang setia.
Ketika cinta pergi,
itulah saat dimana pecinta undur diri.

Karena untukku,
cinta kita harus diperjuangkan
dan cintaku seorang haruslah dilenyapkan.
Bukan oleh waktu, tapi oleh angin dan debu
bercampur air mata.
17 Juni 2016
14.50
Diska Kurniawan Nov 2016
Mata itu membiru duka lama yang menderu
Badai dan lindu mengantar jasad tubuhku
Terbilang sudah berapa kali kau dan aku berjanji
Diantara pagi haru dan sedikit isak tangis merdu

Aku suka kala kau menangisi canda tawa
terbawa pula hawa panas diantara kata berlalu
Rapat-rapat tak ada dalam bisik-bisik mayat
Sedepak dari liang lahat berpijak,
jemari kaki peti-peti mati digusur pergi

Lelah lelaki itu bertelingkah
Membuang gelas yang telah dituang
Meracau melampau dari batas kewarasan
Disana dia merumput maut, meraut ribut

**Pergi pulang membaur diantar lalu lalang kabut
Aku ingin membawa sosokmu pulang.
annvelope Jan 2015
Dia
Dia,
Bagaikan angin yang menderu,
Lembut dan tenang menyapaku.
Bagaikan matahari,
Menerangi hidupku.

Di kala aku kesunyian,
Dia menjelma.
Di kala aku kesepian,
Dia juga yg ada untukku.
Di kala aku sedih,
Dia tempatku mengadu.
Dikala aku gembira,
Dia yang aku mahu.

Tidak bermakna hidupku,
Tanpa dia di sisi ku.
For Zahipslangstar
pergi pergi yang menyepi
menyendiri di tengah sunyi
sunyi sunyi yang mati
terlelap dalam lamunan diri
siapa peduli?

sayup sayup yang menderu
menyatu khidmat dalam sendu
sendu sendu yang biru
membisikan kata rindu
apakah itu kamu?

yojana yojana yang dalu
torehkan gelak berbalut sedu
sedu sedu yang maksum
mengantarkan kamu kepadaku
lantas siapa aku?
terima kasih nihil karena telah menginspirasi :)
Loveeyta Sep 2019
Hembusan angin menderu rayu,
Tak henti aku mendengar cerita tentang bagaimana kau sangat mencintai hidupmu,
Bagaimana kau selalu melihat kebaikan dalam segala keburukan.
Bagaimana kau selalu memaafkan dalam segala kecerobohan.

Sial, bagaimana ada orang seperti kamu hadir di dunia?
Tidak pernah mengkhawatirkan tentang kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi,
Tidak seperti aku.

Kembali aku menoleh ke matamu,
Yang katanya bintang pun tidak bisa bersinar se terang itu.
Ku pertajam lagi tatapku,
Meyakinkan diri bahwa bintang pasti menang,
Dia pasti menang atas dirimu.

Sial, aku salah lagi.
Kamu menang atas segalanya.

Termasuk atas diriku.
Surya Kurniawan Jun 2017
Langit memberi kesan
Bahwa kesedihan membawa
Warna ungu pucat di pipinya
Tanpa seorang teman
Tanpa awan kelabu untuk
Berkabung dengan kesendiriannya

Hujan dikenal sebagai pembawa sendu
Namun dia tak datang untuk bersyair
diantara gemuruh guntur yang berkilat
Diantara gemerlap air yang ditangisinya

Langit tetap merindu
Bersedu sedan dan menderu
Memanggil-manggil nama yang tidak diketahui oleh siapapun
Meninggalkan ruam ungu
Diantara pucat pasi di pipinya
Megitta Ignacia Jul 2019
bakar saja paru-parumu.
hantam saja semua,
biar jatuh berhamburan sampai koyak.
tendang sekeliling deretan batu bata yang tersusun rapi sampai kakimu ngilu.
aku telah kebal pada tatapan tajammu.
telingaku tuli dari raungamu yang menderu.
ketukan bunyi lidah tak bermakna kian lesap mengganggu.
biar bergelut dengan bingungmu.

aku benci
caramu menyatakan perang.
110719 | 23:53PM depressive episode di indomaret, benci impulse buying, dengki dengan teh hijau.

— The End —