Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Coco Nov 2018
Aku ikut tertawa
Aku ikut tersenyum
Tapi rasanya berbeda

Aku bersama mereka
Tapi aku tidak bisa menggapai
Dan tidak ada yang menggapai..ku

Ku kira aku air
Ternyata aku hanya embun
Ku kira aku cahaya
Ternyata aku hanya bayangan

Aku berada di kotak ilusi
Berdinding fatamorgana

Bersama tapi terpisah
Hanya aku
Hanya aku yang dipisahkan

Haruskah ku pergi?
Atau mereka yang ternyata berbeda?
Hiii. Im indonesian and not giod at English
Thank you and sorry
Have a nice day! Xo
Sipaa Adriani Jul 2019
Aku selalu senang berbincang pada semesta
Membicarakan dia,laki laki yang kucinta

Yang selalu ku sebut ditiap bait bait doa
Meminta pada penguasa
Untuk menjadikannya pendamping selamanya
Dan dipisahkan ketika sudah akhir usia

Egois memang,
Tapi bukannya ketika kita meminta harus katakan yang sejujurnya
Sekalipun itu memaksa ?

Intinya,aku mencintainya.

Semoga semesta selalu baik kepadanya.
Diska Kurniawan May 2016
Pasar dan pasir yang bersatu
Dipisahkan oleh janji
Ditiadakan oleh kilau emas
Yang berkilat padanya akal warasmu

Pasir adalah asamu,
Yang kau bagikan pada mereka
Untuk membangun genting bocor
Pastilah tak bisa kami genggam
                                                          
Rumahmu adalah pasar
Yang saling menjual suara
Cobalah untuk menimbang
Besaran keadilan dan kejahatan

Kami hanyalah ternak
Yang tiap tetes darah kami kau tukar
Dengan sendok dan garpu perak
Dan kau biarkan kami menggelepar?

Harga tiap tetes darah itu
Tak pernah kau bayar
Namun selalu kau tawar.
Ra Jul 2020
Dikatakan berdampingan
bagai langit dan laut.
Dibatasi garis,
mengiris miris.
Dipisahkan antara,
membawa lara.
Kemudian
akankah
diamnya langit dan laut
teralih dengan ramainya
ombak dan pasir?
Pada akhirnya mereka bedebur.
Akankah kita juga ikut melebur?
it is indeed ironic that some things are created to be put side by side but are not meant to be together as one.

— The End —