Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
ga Sep 2017
Senyum itu, dari mana datangnya
Tolong beritahu aku rahasianya
Agar nanti bisa kulakukan lagi
Biar mereka tahu, manisnya kau kala itu

Senyum itu, bisakah lebih lama?
Maafkan aku ini ingatannya lemah
Jadi tolong tersenyumlah lebih lama
Biar aku ingat, manisnya kau kala itu

Senyum itu, di hari yang sunyi tanpa kabar
Apakah senyum itu ada di kala hujan?
Aku ingin tahu, jadi bisikkan padaku
Di mana senyum itu saat malam menuju Minggu

Senyum itu, semanis kala itu
Tapi, siapa yang dituju senyum itu
Mungkinkah senyum semanis itu
Menyisakan pahit yang teramat pahit?

Tetaplah semanis itu, kalaupun pahit
cukup aku yang tahu
Tetaplah semanis itu, aku masih ingin
membagi malamku padamu
Kali ini kau harus punya waktu..
Ceritakanlah rahasia senyum manismu itu.
Mousamous Aug 2017
pasal II; tentang luka, patah hati, dan rasa sakit yang sangat.

- pada sebuah masa yang kelak mungkin saja akan terjadi, dan ketika waktunya tiba, kau mungkin akan mendapatiku terkungkung dalam kesendirian, dan luka patah hati yang teramat sakit; dan kuharap, kau akan datang, lalu ada, dan bersedia menyebuhkan lukaku.

- dan bila nanti kemudian kaulah sebagai pelipur laraku, kuharap kau bukanlah orang yang kembali menoreh luka, setelah mekarnya bunga senyum di wajahku; dan bunga yang indah, hanya akan tumbuh anggun ditempat yang tepat. kuharap kau mengerti.

- ada sebuah kemungkinan, yang tentu saja berpeluang, bahwa kau akan datang bukan sebagai penyembuh, melainkan seseorang yang mungkin saja datang untuk mengiris sembilu, lalu kemudian pergi tanpa malu; mengingat kau juga sama seperti dia, membuatku jatuh hati, hanya saja kau lupa untuk menangkapku kembali.

- bila di kemudian hari, nyatanya kaulah penyebab utama dalam rasa sakit ini, kuharap kau tau, antara ingin bersabar atau saja melepasmu kemudian, beratnya sama berat; terutama jika kau, sebagai orang yang awalnya datang sbagai penyembuh. kuharap kau mengerti.

prdks.
ps: luka mungkin saja sembuh oleh waktu, walau tentu saja, bisa semakin menyakitkan oleh waktu. kuharap kau mengerti.
Mousamous Sep 2017
pasal V: tentang rasa sesal; dan sebuah penyesalan.

-sebenarnya bukan salahku semua ini terjadi, hanya saja, memang benar aku juga ikut andil membiarkan semua ini terjadi. dan dikarenakan semuanya telah terjadi begitu saja, maka kini yang tersisa dan muncul ada lah rasa sesal. penyesalan.

- faktanya, kau juga turut andil dalam permasalahan ini, apapun itu, yang jelas, semua yang terjadi diantara kita, kau juga bertanggung jawab. sebab ketika dahulu hal itu pernah terjadi, kau dan aku dulu, adalah kita.

-dan tentu seperti tadi yang telah kukatakan, tidak hanya dirimu yang salah, nyatanya diriku juga turut ikut dalam masalah ini. walau tentu saja, tak bisa sepenuhnya kukatakan bahwa hanya satu orang yang bertanggung jawab di antara kita. sebab sekali lagi, kau dan aku, pernah terikat satu sama lain.

- sebab penyesalan selalu diakhir, maka kau harus tau salahku, yang mana salahku adalah membiarkan semua itu terjadi begitu saja, sementara entah merasa sungkan ataupun malu, hanya kutatap semua itu terjadi, kau mundur perlahanlahan, sementaraku masih ingin menggenggammu.

-dan kau juga hars tau kesalahanmu, walau dari sudut pandangku. adalah ketika aku masih ingin menggenggammu, kau justru merenggangkan genggamanku, melepasnya dengan lembut, kemudian pergi dengan perlahan. kau seolaholah melihatku sebagai bukan lagi prioritasmu, namun tetap saja, masih tak kuikhlaskan kepergianmu setelah semua ini. dan rasa sesal ku yang teramat sangat adalah, ketikaku pernah memilih berbahagia; denganmu.

prdks.
ps: mohon jangan egois, sebab diakhir cerita tadi, setelah kau pergi, yang tersakiti adalah diriku, bukan dirimu.
Devita putri Nov 2019
Kau juga tau bahwa melepaskan sesuatu akan selalu terasa berat..
Apa lagi jika yang kau lepaskan itu adalah hal yang ter-amat-sangat berarti bagi hidupmu.
Tapi melepaskan juga tidak selalu buruk.
Apa lagi jika itu selalu membuatmu merasa tertekan.
Tidak semuanya yang berarti untukmu akan selalu membuatmu bahagia, terkadang justru malah menjadi beban.
Kini aku pun sadar..
Dan kau akan selalu tau bahwa aku tak pernah berani untuk melepaskan.
Tapi kali ini rasanya untuk apa aku terus mengikat yang sudah hilang.
Dengan sisa kekuatan yang aku punya
Dengan rasa enggan yang teramat sangat
Aku akan melepaskan.

— The End —