Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Di satu sisi aku ingin mengaburkan batas raga antara kita
Menggagalkan objektivitas yang tersurat
Sehingga berdua adalah entitas jiwa yang ideal dan bermakna

Di satu sisi aku ingin menghukummu
Merobekmu hingga berkeping-keping
Menghilangkan eksistensimu agar kau tak memenuhi benakku

Di satu sisi aku ingin membimbingmu
Meniti sehelai rambut menuju altar suci
Bermandikan mentari, kita adalah makhluk yang paling dinanti

Di satu sisi aku ingin mencabikmu
Menikam segala urat nadi yang berdetak
Beriringan dengan debar jantungku kala visimu terbayang olehku

Di satu sisi aku ingin bicara, di satu sisi aku ingin menerkam
Menertawakan humor renyah gestur yang kikuk dalam bertindak
Hanya dengan menyakitilah aku dapat mengungkapkan
Perihal aku candu akan dirimu
Kepada Pria yang menjadi Psikedelik Pribadi-ku selama tiga tahun.
Noandy Jan 2017
Sebuah cerita pendek*

Saat itu mereka sering menonton Mak Lampir di televisi, dan mulai memanggil wanita yang merupakan nenek kandungnya dengan nama yang sama.

Nenek itu punya nama, dan jelas namanya bukan Lampir. Tapi apa pedulinya anak-anak itu dengan nama aslinya? Mereka tak pernah mendengar nama nenek disebut. Mereka sendiri yatim-piatu, dan dahulu, orangtuanya tak pernah mengajarkan nama nenek mereka. Tapi begitu melihat Mak Lampir di teve, mereka langsung mendapat ide untuk memanggil nenek sebagai Mak Lampir. Rambutnya nenek putih panjang dan tiap malam dibiarkan terurai, ia sedikit bungkuk dengan kedua tangan yang terlihat begitu kuat dan cekatan. Matanya senantiasa melotot—bukan karena suka marah, tapi memang bentuknya seperti itu. Yang terbaik dari nenek, meski giginya menghitam sudah, nenek selalu berbau harum karena suka meramu minyak wanginya sendiri. Mereka tidak takut melihat Mak Lampir—mereka justru kagum karena sosok itu mengingatkan pada nenek yang selalu menjaga mereka.

Si nenek sama sekali tidak keberatan dengan julukan itu, ia malah merasa nyaman. Disebut sebagai Mak Lampir membuatnya merasa seperti orang tua yang sakti, hebat, dan serba bisa. Nenek adalah Mak Lampir baik hati yang selalu mengabulkan permohonan cucu-cucunya, serta memberi mereka wejangan. Jenar dan Narsih sayang dan berbakti pada nenek. Nenek—yang sekarang berubah panggilan menjadi Mak—adalah dunia mereka. Dua gadis itu dapat menghapal tiap lekuk pada keriput Mak, menebak-nebak warna baju apa yang akan dipakai Mak pada hari mendung, bahkan mereka ingat betul kapan saja uban-uban Mak mulai bermunculan.

Mak awalnya tidak menyukai, bahkan hampir membenci, dua anak gadis yang harus diurusinya. Ia terlalu tua untuk melakukan hal ini lagi. Wanita  yang sudah tak ingat dan tak ingin menghitung usianya lebih memilih kembang-kembang di taman ketimbang Jenar dan Narsih.  Mak lebih memilih segala tanaman yang ada di rumah kaca sederhananya ketimbang dua cucunya.

Tapi saat sedang menyirami bunga matahari dan membiarkan Jenar serta Narsih bergulingan tertutup tanah basah, Mak merasa seolah ada yang membisikinya, “Sama-sama dari tanah, sama-sama tumbuh besar. Dari tanah, untuk tanah, kembali ke tanah.” Wangsit itu langsung membawa matanya yang sudah sedikit rabun namun tetap nyalang pada sosok dua cucunya yang sudah tak karu-karuan, menghitam karena tanah.

Sejak saat itulah Mak menganggap Jenar dan Narsih sebagai kembang. Sebagai kembang. Sebagai kembang dan seperti kembang yang ia tanam dan kelak akan tumbuh cantik nan indah. Harum, subur, anggun, lebur. Perlahan Mak mulai meninggalkan kebun dan rumah kacanya, perhatiannya ia curahkan untuk Jenar dan Narsih, yang namanya Mak singkat sebagai Jenarsih saat ingin memanggil keduanya sekaligus. Jenarsih dijahitkannya baju-baju berwarna, diberi makanan sayur-mayur yang sehat, diajarkannya meramu minyak wangi, bahkan diberi minum jamu secara terjadwal sebagaimana Mak menyirami bunga.

Kebun Mak perlahan-lahan melayu dan makin sayu. Saat matahari mengintip, tidak ada bebunga yang tergoda untuk mekar. Semuanya redup dan meredup, mentari pun meredup pula di kebun Mak. Karena sirnanya kembang dan embun, Mak tak lagi bisa memetik dari kebunnya untuk membuat wewangian khasnya. Mak jadi sering menyuruh Jenarsih untuk memborong bunga.

Tapi sebagaimana ada gelap ada terang, selepas kebun yang muram, kau akan memasuki beranda rumah di mana matahari tak henti-hentinya bersinar. Bagian dalam rumah yang ditinggali seorang nenek ranum dan cucu-cucunya itu melukiskan hari cerah di musim penghujan.

Di musim penghujan
Di musim penghujan
Musim penghujan
Membawa mendung dan kabut yang menyelubungi mentari.

Narsih jatuh sakit, ia terbatuk-batuk dan memuntahkan darah
Darah merah
Darah
Merah
Jenar selalu di sisinya dan melarang Mak untuk mendekat karena takut tertular.

Mak, meski tak lagi dapat menghitung umurnya, mati-matian menawarkan Jenar agar mau digantikan oleh Mak saja. Umur Mak tak bakal sebanyak Jenar, mending Mak saja yang di sisi Narsih, katanya. Tapi Jenar tak mau tahu, ia lebih memilih berada di sisi kembarannya ketimbang menuruti perkataan Mak yang biasanya tak pernah ia bantah. Semenjak itu mentari tak lagi menyembul. Kebun telah mati, rumah kaca tak lagi rumah kaca, beranda dingin, dan setiap hari adalah penghujan yang tak pernah mau pergi.

Hijau dan jingga hangat berubah menjadi rona kehitaman dalam hijau pucat. Ranting-ranting serta daun memenuhi jalan. Sesekali Mak mengantarkan makanan ke depan pintu kamar Jenarsih, tapi sebagian besar usia senjanya kini dihabiskan mengurung diri di kamarnya setelah Jenar ikut membatukkan darah.

Di suatu sore Mak tidak memperdulikan apapun lagi. Ia menghambur masuk ke kamar Jenarsih dan bersimpuh di bawah kasur kedua cucunya. Jenarsih tak punya tenaga lebih untuk menghalangi Mak, mereka hanya punya satu permintaan. Satu keinginan yang kira-kira dapat membuat mereka merasa lebih baik.

Dengan tersengal-sengal,
“Mak Lam, Jenar dan Narsih ingin bunga matahari.”
“Akan Mak belikan segera di pasar kembang.”
“Ndak mau, Mak. Ingin yang Mak tanam seperti dulu.”
“Nanti menunggu lama,”
“Kami ingin itu, Mak.”

Mak tak membalas berkata. Hanya mengangguk lemas dan bergegeas meninggalkan kamar kedua cucunya, bunga yang telah layu. Di tengah hujan, dengan punggung sedikit bungkuk, tangan yang kuat, wanginya yang digantikan oleh bau tanah, dan gigi yang menghitam meringis menahan tangis, Mak Lampir berusaha menghidupkan kembali kebunnya yang mati. Mak Lampir seolah mau, dan dapat membangkitkan yang mati.

Tapi Mak Lampir tak dapat menyembuhkan.

Segera dibelinya bibit bunga matahari, dan di tanam dalam rumahnya yang kini sunyi.

Mak Lampir sudah tak dapat mengolah minyak bunga yang membuatnya selalu harum,
Sudah tak dapat meminta Jenarsih untuk membeli bunga yang mewarnai rumah mereka,
Sudah tak dapat melihat warna selain hijau, hitam, dan coklat.

Mak Lampir, menangisi kebun yang dahulu ditinggalkannya.

Apa untuk mendapatkan sesuatu selalu harus ada yang dikorbankan? Dan kini kebun, kembang, ranting, dan rumah kaca menuntut balas?
Diam-diam Mak menyelinap ke kamar Jenarsih, diambilnya darah cucu kesayangannya dan ia gunakan untuk menggantikan wewangian yang kini tak dapat ia buat lagi—salah satu cara yang ia gunakan untuk mengingatkannya bahwa Jenarsih masih ada bersamanya.

Mak Lampir sudah tak tahu berapa lama waktu berlalu selama ia hanya memperhatikan bunga matahari milik Jenar dan Narsih. Bunga itu, entah karena apa, tak dapat tumbuh. Mungkin Mak telah kehilangan tangan hijau dan kemampuannya untuk berkebun. Mak kembali ke rumah dan melihat Jenar serta Narsih masih terlelap tak bergerak, lalu ia ambil lagi sebotol kecil darah untuk menjaga wangi tubuhnya.

Ia tahu itu akan membuatnya sakit, dan hal ini akan dapat membuatnya merasakan penderitaan Jenarsih. Wanita tua yang rambut putihnya memerah karena darah kedua cucunya itu terheran-heran mengapa ia tak merasakan sakit di manapun kecuali di hatinya. Pedih di hati saat melihat Jenarsih.

Dibelinya lagi lebih banyak tanah dan bibit bunga matahari. Mak Lampir harus menemukan ramuan yang tepat untuk menumbuhkan bunga matahari yang sempurna. Bunga matahari hasil tanamnya sendiri yang akan membuat Jenarsih baikan. Mak tidak membawa jam, apalagi kalender. Mak hanya mengandalkan matahari untuk menyirami bunga mataharinya sendirian di rumah kaca kecil kumal sambil memakan dedaunan kering.

Di tengah malam, Mak yang kuat menitikkan air mata pada ***-*** bunga matahari di hadapannya. Berbotol-botol kecil minyak wangi dari darah Jenar dan Narsih perlahan ia teteskan pada *** yang tak kunjung berbunga juga. Perlahan, perlahan, perlahan. Lalu lambat laun menyesuaikan dengan jadwal menyiram bunga matahari yang seharusnya.

Dari tanah kembali ke tanah,
Dari tanah untuk tanah,
Dari tanah kembali ke tanah.

Desir angin menggesekkan dedaunan, membuat Mak mendengar bisikan itu lagi dan terbangun.
Mak mengusap matanya yang seolah mencuat keluar dan melihat bunga-bunga matahari berkelopak merah menyembul, mekar dengan indah pada tiap potnya. Hati mak berbunga-bunga. Bunga matahari merah berbunga-bunga. Matahari Jenarsih berbunga-bunga.

Tangan kuat Mak segera menggapai dan mencengkram dua *** tanah liat dan ia berlari memasuki beranda rumah yang pintunya telah reot. Dari jauh sudah berteriak, “Jenar, Narsih, Jenarsih!!”
Mak seolah mendengar derap langkah dari arah berlawanan yang akan menyambutnya, tapi derap itu tak terdengar mendekat. Maka berteriaklah Mak sekali lagi,

“Mak bawa bungamu Jenarsih! Bunga matahari merah yang cantik!”

Lalu Mak dorong dengan pundaknya pintu kamar Jenarsih yang meringkik ringkih,
Mak terdiam memeluk *** bunga,
Jenarsih terlelap seperti terakhir kali Mak meninggalkannya,

Sebagai tulang belulang semata.

                                                            ///

Aku menutup laptop setelah menonton ulang episode Mak Lampir Penghuni Rumah Angker yang aku dapat dari internet—episode yang membawaku kembali ke masa kecil saat Misteri Gunung Merapi masih ditayangkan di teve, dan aku menonton dengan takut. Di tengah kengerianku, ibu malah menceritakan kisah tentang Mak Lampir dan bunga matahari yang diyakininya sebagai kisah nyata.

Sekarang episode sinetron itu tak lagi membuatku bergidik, malah tutur ibu yang masih membekas. Kisah itu seringkali terulang dalam alam pikirku, terutama saat melirik rumah reot tetangga di ujung jalan yang dipenuhi dengan bunga matahari merah.


Januari, 2017
Eunoia Aug 2017
Hindi, Hindi ko alam kung bakit ako nakatayo sa harap ng madla
Hindi ko alam kung bakit ako gumawa ng tula  
Pero sige magsisinungaling  pa ako, magsinungaling pa ako hangga't mapaniwala ko ang lahat maski ang sarili ko
Magsisinungaling pa ako hangga't maputol na ang dila ko sa kasalanang ginagawa nito

Itatangi ko sa lahat na sumali ako dito upang mailabas lahat ng hinanakit ko
Itatangi ko sa lahat na napudpud ang lapis ko habang binubuo ang tulang ito
Itatangi ko sa lahat na ilang papel ang nasayang ko sapagkat nabasa lamang ito ng luhang dahilan ng pagngiti mo
At magsisinungaling at magsisinungaling pa ako hangga't makita na ng lahat ang salitang 'SISI' sa ginagawa kong pagsisinungaling

Hindi ko sinasabing nagsisisi ako dahil minahal kita sinasabi ko lamang nagsisisi akong naniwala ako sa malakas na ulan
Hindi ko sinasabing nagsisisi ako dahil nakilala kita sinasabi ko lamang nagsisisi ako dahil nagpatangay ako sa malakas na hanging habagat
Hindi ko sinasabing nagsisisi ako sa paglapit mo sinasabi ko lamang nagsisisi akong lumingon ako sa bintana
Ngunit mahal kahit kailan hindi ko itatanging nagsisisi akong Umasa ako sa akala ko'y Ulang magtatagal ayun pala'y dumaan lamang

Masakit sa pakiramdam maalala ang paghila mo sa aking kamay sabay sabing "halika at magtampisaw tayo" Habang bumubuhos ang malakas na ulan suot pa natin ang uniporme nating dalawa
Naririnig ko ang halakhak mo Habang masayang tumatalon dinadama ang mumunting butil ng ulan

Samantalang ako'y nakatingin sa kamay nating magkahugpo at sa hindi inaasahang pagkakataon nabanggit sa harapan mo ang katagang nakakubli sa aking puso
"Mahal Kita" ngunit ngiti lamang ang sinukli mo
"Mahal Kita" ngunit yakap lamang ang ginanti mo
"Mahal kita" ngunit ang sinabi mo lamang ay "halika umuwi na tayo"

Lumipas ang mga araw at narinig ko nanaman ang halakhak mo
Nilusong ko ang malakas na ulan upang mahawakan mo ulit ang kamay ko
Habang masaya kang lumulundag sinasalo ang butil ng ulan na siyang pumapatak sa mukha mo
Ngunit mahal nadurog ako ng makita kita sa ulan,

Nadurog ako sapagkat kamay ng iba ang hawak mo ngunit hindi katulad ng saatin nakatitig ka sa mata niya habang dinadama ang ulan
"Mahal kita" nginitian mo siya
"Mahal kita" inakap mo siya
"Mahal kita" ngunit sinabi **** "Mahal din kita"

Tumigil ang ulan ngunit hindi ang pagdurugo ko
Nilisan ko ang lugar kung saan nabasa ako
Umuwi ako sa bahay inaapoy ng lagnat at tinanong ni Nanay "bakit hindi nasuspinde?"

Tinitigan ko siya ng diretso sa mata sabay sabing
"Daang ulan lang naman daw po"
Oo tama!, daan lamang malakas ngunit hindi magtatagal
malakas ngunit nakakapinsala
Daan lamang pala

Sana hindi na lang ako nagpahila
Sana hindi na lang ako umasa
At sana pala'y nagdala ako ng payong nang sa gayon ay hindi na ako namomroblema kung paano maiiwasan ang patak nitong malakas na ulan
My first ever piece of Filipino Spoken Word Poetry
Aridea P Nov 2011
Kau datang di saat ku menginginkanmu
Kau bagaikan menerangi hidupku
Ku tersenyum di setiap waktu
Ku selalu memikirkanmu

Kau menjauh entah mengapa
Ku tersadar bahwa ku yang memulainya
Kau tak sedetikpun berbicara
Ku hanya bisa menyesal

Ku mulai belajar tuk melupakanmu
Ku buka hati ini tuk yang lain
Namun tiba-tiba kau datang dengan sejuta kata
Entah apakah kau berpura-pura peduli pada ku

Kau menyentuh hidup ku, lagi
Kau buat aku menginginkanmu, lagi
Kau buat aku salah tingkah, lagi
Serasa tak ingin aku kehlangan mu, lagi

Kau membuat aku bersyukur pernah mengenal mu
Kau adalah hal terindah yang tak nyata yang pernah aku tahu
Kau adalah semua topik pembicaraan yang ku ceritakan
Kau adalah yang mengiringi perjalanan singkat hidup ku

Kau yang amat susah lepas dari ingatan ku
Kau yang menerangi hidup ku
Kau lah alasan aku tersenyum di setiap waktu
Kau lah yang ku harap hadir di mimpi ku

Kau...
Yang selalu aku harapkan hadir di sisi ku
Yang selalu membuatku ingin merasakan peluk mu
Yang ingin sekali mengecup bibir mu

Kau...
Yang selalu membuat aku gelisah
Yang membuat aku berusaha lebih baik
Yang membuat ku berusaha lebih pantas tuk dimiliki

Kau...
Tak pernah habis kata-kata untuk mu
Selalu ku puji dirimu
Ku ingin bisa mengatakan bahwa
Aku sangat mencintaimu

I LOVE YOU
Coco Nov 2018
Ya
Langit ini terlalu indah untuk dilihat saja
Tanah ini terlalu luas sebagai sebuah pijakan

Bisakah aku melihat sisi langit lainnya?
Bisakah aku mengenal sudut pijakan lainnya?

Aku juga ingin bertemu dengan senja di langit utara
Apalagi saat fajar mengintip di langit selatan

Aku tidak dari timur
Ataupun barat
Aku ditengah.
Ditengah tengah kebingungan

Aku hanya ingin mengenal tanah di sudut barat daya
Di sisi tenggara
Menyapa tanaman dan makhluk hidup lainnya

Salahkah aku?
Aku hanya makhluk yang serba ingin tahu
Tolong, jelaskan padaku mengapa ini salah
Mengapa ini dilarang?!

Aku juga ingin menikmati sinar sang surya dari sisi yang berbeda

Apakah aku terhukum?

Aku bukan peminta
Apalagi pengemis
Tapi kali ini, bisakah kau jelaskan padaku?
Apa? Mengapa?
Hiiiiii. Have a nice day and thank you!!
Aridea P Jan 2012
Jakarta, 13 Mei 2007

Ku pandang sisi-sisi sudut di sebuah ruangan
Tiada apapun yang dapat ku kenang
Selain seorang teman yang setia kawan

Ku harap ada seorang kawan yang menemaniku
Di kesunyian malam yang terus mengancam
Seolah tak peduli akan ketenangan

Namun
Ku mencoba untuk sabar menanti kerinduan
Pada seorang terkasih yang s’lalu ku dambakan



(Puisi ini dibuat untuk dinilai oleh guru bahasa pada tanggal 14 Mei 2007, dan mendapat nilai 8)
090716

Sa gunita na lamang ba mabubungkal ang mga nangagdaan?
Pagkat sakdal-lungkot at sisi ang mga anak Mo, Inang Bayan.
Inalipusta’t pinaslang pa, ang mumunti **** katarungan!

Maglakbay ka sa lansangang walang hanggan
Lilipad ka rin sa alapaaap at abang kalawakan.
Humiyak Ka hanggang sa rurok ng sukbo’t hinanakit
Siyang lunas na mabisa sa dusa’t himutok na pasakit.

Itaas Mo ang ang noong aliwalas,
Taglayin ang silahis ng dunong at sining;
Kumilos nang may pagbubuntong hininga’t Iyong lagutin
Ang gapos ng Iyong diwa’t kumukulog na damdamin.

Sagwil sa bawat pikit-matang kaligayahan
Ang natamasa **** pagkabalisa
Buhat sa kurtinang manlulupig ng Liwanag.
Buhay pa si Rizal at hindi Ka itatakwil
Tayo’y hihinga pa’t hahabi sa pluma’t papel.
Mateuš Conrad Jan 2020
.h'america.... the last theological playground of... whatever the mind left behind in the decrepit bulwark that's europe... oh... and those mid-western died-hard hitchcock platinum-blondes in a-waiting... my typo pristine dutch-girls-go-to-church mantra... otherwise? no b'ooh'y'ah! chugger-chugger-chugger-chuck-cherry-choppy-chops-you-*******-cuc­­k-chuckie! quasi-whitman wannabe... billy was a butcher... a thematic long lost gun... billy was a butcher... and all the ripe choppers of pork... gave us a belief in snow; and what some heaved with a falling-of-a-star of dis-.belief: i too was bound to glorification of: what was expected to be known! and the subsequent: wow! i have met only the most limited of men... i have therefore met all men... the "all" men of this rubric of a year, a decade... all that's bygone of a yawn; swear it sn't so! a so! that's not be be sown! i am here too: upon the whim of expectation... merely... waiting... a man comes to be born come his 30s... his 40s? his nostalgia "moment"... former known name of: Jack Lil Lick 'Em Boots... and the crescendo of pauper's black lining of the Wall St. "better oiled"... scalp the ******! and send him unto the rabbi's true blessing... in the cusp of the scalp of the kippah!  and now... you take... your anglo-spreschen-tangle... into the salt-wounds of your h'america! first born: young... i don't like your revision... looking toward Europe with a hope for a sensibility... this pseudo deutsche: pseudo dutch, anglo-; this is no loss of the French or the Slav! this is our celebration! does one have an irish phrasing in uns to be at in it or one? beyond this grip boyo bound glue? this clerical spare of the otherwise leftover skivvy? we have made barons of these minutes.... as if we were to be kings of the coming years... and how we didn't become gods of the atoms... and the men of the suns and planets... that is our... most worthwhile conundrum in a da pacem domine bound; you're going to Beirut on me... or something?!

in my haitus away from this canvas:
naive me thought: perhaps a surge...
again proven wrong -
albeit not disappointed -
so i had to look elsewhere -

i had to look for a clarity of diction...
i had to move away from
the western lands and their:
death of god and their death by metaphysics...

even in this barren english...
i could not figure out:
why are these people,
apologetics from the central leftists...
these liberals...
ditto: i will butcher this name...
i will butcher the pronunciation
of this word...

if there are "questions" regarding
what's being phonetically encoded...
so much for me "learning to code"...
i too once wrote a html encoding...
with all the < and < and > toys...
spacing... {[( gradations... etc.,

i had to look east, after a while writing
schlechtdeutschegrammatik...
bad german grammar...
again: it's posthumous "Latin"...
it might be...
bad grammar german...
or german bad grammar...
deutscheschlechtgrammatik...

spelling is the mathematical equivalent
of... arithmetic...
but grammar? you need a ping-pong
table...
you need something cymru-esque...
a scandinavian-esque bilingual cushioning...

english alone will not solve the matter...
it's not french, it's not german,
it's certainly not spanish...
spanish and how post-colonialism was
settled with a post-racial attitudes of
Brazil...
england has taken too much time
looking up and out of the h'american
*******...
no grand satan 'ere...
no silk road bazar of fruits exotica from...
Teheran...
something more... subtle...

i had to go back to the "tsar"...
and the цэркйэв: 'cerkiew'...
and there i was amused how...
well apparently...
there are a lot of words
that do use the sz'cz...
enough... to deviate from
the Latin bollocking represented via
шч = щ....

that's perfectly logical...
i'm done with "perfectly logical"
if it exists outside of the realm of
orthography...

szczypta soli - pinch of salt...
in russian...
щ... that's a bit of a "question"...
yes, yes it is complicated...

szczery / szczera (he's honest /
she's honest)...
szczerość (honesty)...

no it's not... you german fickle-wit!
you forget the ы!

ah! well then... щыптa....
**** me... disorientating...
they could do all that with greek and glagolitic...
but they still had to keep...
latin: roman: holy roman empire: GERMAN...
lowercase lettering...
akin to a... e... c doesn't count...
since that's a greek cedilla "missing"...
ç... or... sigma... ς -
otherwise known in english as that S
after the apostrophe...
when something is called being:
the possessive article...
a (indefinite) the (definite) - some -ism to mind?!
no... but 's is... a bit like the SS...
in greek...
all in lower case: stephen's and...
στεφηνς...
σtephenς: that very much desired: ha!
ridiculous gag... the "much desired"
alternative to an apostrophe S ('s)...

it's Stephen's! it's Stephen's!
it's Sylvester's!
three articles in english:
the indefinite article (a)...
the definite article (the)...
and the possessive article ('s) - apostrophe S...
eS eS!

russian accents...
ъ, ы, ь...

but i only know of one "hard sign" example...
and that disqualifies the J ever needing a lower-case
"dot"... ȷ... namely... зъ: ż... alternatively
also: rz... and ж...
żuk! beetle! somehow the caron makes it...

szczyt! zenith!
щыт!

- and since i'm no longer writing:
i'd be writing if i were monolingual...
or... if i was animated by
the sort of Knausgardian bilingualism
of chop of swede: marker norgie...
but... i'm painting...

i forgot how to write when i could
see "synonyms" of sounds...
entombed in two different phonetic
encodings, namely elevated latin
and "pan-greek": cyrillic...

the variations between:

й and ы...
i.e. via е - "ye"
ё - "yo" (there's an umlaut in russian?!)
"у" - yew and you...
the gamma subscript...
ю - "yu"...
and... я - "ya"...

with regards to this rubric...
i am in the middle...
i can see a distinction between
a "y" (whine why and no I)...
hardly a jotted anecdote...
and yes... the closest the russians
ever come to Cracow is with ы
to a western slavic y...
ask me: toй - ask me: toȷ...
who needs a dot above the J
in the lower-case... if...
if... there's no absolute need for it to
be there: unlike some greenwich mean time
focus?
it ȷust so happens that...
the better clasp of the equator is
married to Greenwich: London...

dr. who time lords:
bellybuttons of the world: the english are...
again: i have to remind myself...
ı am not wrıtıng... ı am... paıntıng...

1(one), l(el)... I and ı(ıota)...
i guess an apostrophe would suffice...
ıf it's not an "ı"...
ı'ota... ı: oath...
sure as fıgurative "****" it's not...

ı must wrıte some more examples
in russıan...
to get me off me mark into
some "wax lyrıcal"...
ıslander mentalıty of the hen'glısch...

see how "the dot" can appear...
and disappear, as one see fıt?
and ıt makes: no little bıt of...
"dıfference"?!

i need to sleep on thıs "exercise"...
dot-pop-up...
dot-fold
dot-pop-up...
dot-fold...

w­­ıll eyes gets it?
hardly...

the rest of these cosmopolitan *******
focused on gwaffiti awt...
which is welsh for: GRA GRA...
when was the last time you heard
an englishman trill an R?
ı can't remember...
give me a night to soak up the pickling
juıces... i can't remember the last time
i heard an homest trIll eıther!
pauper me...

it's probably because of the welsh:
GWA GWA! gwadleıth cowonew...
or coroner row row row a rombat into a rue:
or a woo...
rhyme: contorts...
shapes and disappearing: oopses...
a whole multıtude of 'em...
come like the tıde...
leave... lıke a tilde... quası N:
it's a... H is a zeus...
and J is a Ha Ha Ha wrap-up rap of
laughter: in spanısh: of course...

i don't wrıte... ı paint...

impromptu interludes, quickened:
i'm a marriage of two continents...
and one island...
east of moscow...
asia... west of warsaw and...
these gloomy island pits of
idiosyncracy... never quiet the icelandic
answer to norway...
or greenland's answer to denmark...
but an island... nonetheless...

- to hell witth cascading linear cascades
of narrative: i'm blind to the optics
of "the narrative" in the paragraph
format...

i will look back east...
i will look at the russian script...
i will look at it as a time in ******
history equivalent to:
why didn't you just think of it as Greek?
but "my people" didn't...
and i'm not exactly a "why / didn't"...
i'm part of the excavation machinery...
i come with what was served...
i will leave without
leverage...

and here is the russian icon translated
from the Babel...
the following are orthodox letters
shared by one and all
to the western lands...

а б в г д e з и й
к л м н o п р c т
у ф

a b v g d e z i j
k l m n o p r s t u
f

now we leave: łen łill that be?
we should all somehow know...
to łork out a When a Where
(notably with the "h" being but a surd)...

mother how should i further this?
herbata
hasło (ha-s-woe)
hołd (**-**-w'd)

to no other: otherwise only in scotland:
the loch of tipsy work...
albeit: orthographic distinction...
хęć - a whim a desire...
a loch is no: cheat of a lake...
latching onto the otherwise boredom caron
exposed...

дух (ghost) with a душa (soul)...

else there's c dissociated from the s...
and more so with a kappa kaput...
the drumstick slick on a wet snare of: tss...
ц - almost...
then morphing into a ць -
yet in my version: no so silent...
ćma: moth...
цmokaць / cmokać: to click with the tongue...
to kiss smackingly -
to ingest food via a smoczek...
a smoчek - a smoček... the baby soother...

this is my third day having to return to
this canvas...

first thing's first:
palatization (palatißation)
is not... a name of german crusader song:
palästinalied...

this is one of the main reasons why
i can't imagine myself as being able:
to write a novel -
i can't bear this birth of words into
this pseudo-Kandinsky -
it would be much easier with painting
something for a year -
than writing for a year -
the same thing, over and over again...

if i write a "poem" or, rather, a poo'em...
i expect the concept of
ensō: a circle has to be drawn with
a single uninhibited stroke...
when the body is set free and the body
merely complies...

comparison... if one were to draw
a most pristine ensō...
one would never achieve an ouroboros
depiction... it's quiet impossible
to use one volume of ink
attached to a stroke to complete
a circle... let alone a depiction
of an ouroboros...
what starts off as concrete soon...
fades away... thins out...
until there is so little ink left
on the brush that individual hairs
of the brush start appearing...

a pristine depiction of life...
but never the hardline ouroboros
depiction: this cerberus of reincarnation:
i never would have believed in it -
given that: there would have to be
a limited number of souls...
the thought that i might be introspective
enough as to be one of these: "elites"...
and the rest... were "n.p.c." drones...
zombie-esque drifters...
that had no psychological infrastructure
to have memory and rubric of learning
bound to them to be: invested in?

i am still going to write this Kandinsky...
one way or another...
but i can say only that:
i can imagine myself returning
to a painting - and painting it for a year...
but a book?
if a poem can't be written in one sitting...
it's not a poem...
this is not a poem: this is a novel
equivalent...
the best to my ability: which is none...

all i will ever manage with this
is a pedantic scrutiny of russian orthography,
how i don't follow metaphysical arguments
of the germans, the english or the french,
because i don't dream that often,
and when i do dream?
i dream up nonsense...
last time i dreamed that a hiena was
biting at my arm like a corn-cob...
but it wasn't biting to draw blood...
it was biting and cackling in order
to tattoo me... it bit into my arm and detailed
indentations akin to braille...
a pianola roll...

and that's the only details of the dream
i can remember...
perhaps i strained memory...
perhaps people who dream...
are fond of forgetting...
perhaps i don't dream because i can
remember being 4...
a shadow (my maternal great-grandfather)...
a large piano, a small piano...
he worked a retirement as a security guard
in a kindergarten...
i once spent an afternoon with him...
i have seen pictures of him...
but i don't remember the face in the photographs...
he sat me before a bonsai piano
while he sat at the large piano...
and i guess: we were going to be the new
Chopins or something...
he's still a shadow... a grey form...
perhaps a extract of memory that reaches
back 29 years is the reason why i don't
dream... then again...

what if i were to have recurrent dreams?
i've heard people have recurrent dreams...
i just have details of dreams...
i'm not complaining but...
it has become exhausting to simply sleep sometimes...
to replay that lullaby of the void...
yes: yes... i will return to russian orthography:
give me a moment!

well, on my "haitus" i had to look beyond
"conventionality"...
there was a period where i found
the glagolitic script - i said to myself:
there must be an equivalent alphabet to match
the runes...

there must have been a way to encode
without the romans and greeks...
after all... there is the St. Cyrill alphabet
and that of Methodus...
how many ethnic groups are there
on this old, yawning continent -
minor point: old age is not plagued by
yawning - only youth yawns...
old age is cured of yawning -
hanging over them the yawning death...
when father - when father - will this old
ponce come into my *****?

glagolitic and cyrillic?
well Ⰱ Б...
Ⱂ and P... which is not exactly lent-greek...
i guess it's only "wise"
to go back into the modern scribbles...

there are so many branches
to be plucked off a pine
to reserve yourself with ending up
to owning a pike...
so what would it help me:
if i had to reverse and ezra pound
my way forward...
bubble bulging roma notations?
i see: when that chisel in marble
V is not supposed to be a U...

EVROPA... etc.

i need to bring to the fore my own
distinctions...
spread: universally within the confines
of the people that speak it:
i even had to made balkan additions...
like the caron S and caron C...
to hide the english gimmick
of SHarp and CHeat...
evidently we use the Z to replace
the H when stressing our "demands"...
Šarp and Čeat...

so back into russian?
i almost forgot that i said...
their orthography is not worth the dog's
bollocking of a lick...

i was wrong, obviously...
but even the russians are supposed
to be allowed their idiosyncracy -
their orthographic pedantry...
russian orthographic pedantry?
ah...

when е met э...
was also the time when э didn't meet з...
this is pedantic...
another russian pedantic "detail"...
how many Y's or J's do you need...
to detail: the elongated-iota?
before... "****" becomes confusing...
within the confines of gamma...

i'm pretty sure the russians have
fixated their attention on the Y/J "debate"
working from their central premise of
the english AYE... I... the pronoun bunker...
der deutsche affirmative: ja!
yah in the hebrew respective for: wisdom...

let's see... i'm pretty sure the russians
have all the vowels bow to this mecca
of Moscow, cite me: and please reiterate...
that i use J and Y interchangeably...
i don't imply: to jot - to "dz"ot...
or Joseph in Ypres...

otherwise: a yeti climbing a yew shouting: yes!
it's not exactly jargon -
but... a prefix y- in english...
is not a suffix -y in english...
which just... "out of the blue"...
demands to be associated with the iota
of: ply... and yet: it's no i.e. e'et...
it's neither ate or the fwench and (et)...
it's a yeti... but not a jetty!

never mind... back into the fussy russian...
i'm pretty sure you will find all
of the pentagram (vowels) bowing before
the altar of pseudo-gamma:

                                     ю (yu)
                                    /
(details in) й ------ я (ya) -- ы (oh look, solo!)
   the above"rant")  |
                                  у (which is a u)
                                /   \
                     e (ye)       ё (yo)

almost... but i'm far from learning russian...
i find these orthographic details...
coexisting...

зъ = ж = ż = rz = ř / ž...

eastern, mother slavic...
beginning with a western slavic translation
"innovation"...
central / western slavic...
balkan slavic...
oh we are such famous clarinet players!
because what happens
when the caron is sliced into two...
and an acute ****** pops out?!

hence the зъ beginning...
yes... it's not "silent"... it's simply not
palatalißed... the tongue doesn't tip-off
the palette... the sound escapes via
the gritting of teeth...
with it: the tongue can rattle and a trill
R is heard...

зъ (ż) contra зь (ź) -
życzenia - well wishes| źródło - source...
now to only write these words
in russia - without knowing the russian
noun-denotations...
for orthographic purposes...

жыченя... or is it... жычениa?
зьруд... problem... can't find the english
W in russian... or the ****** Ł...
there's the english V... the ****** W...
but russian doesn't translate (Вв)
so vell into wery: not so weary but
nonetheless very not so, so...

my problem is not about that though...
this poem this poo'em this:
a pigeon drops a zeppelin-****
on your top-hat implies good luck...
no 13's or black cats crossing your path either...
i could most honestly spend
100 years of each of the 100 individuals
bound to the salt mines in the vicinity
of Beijing... and i would still find myself...
without tears...
because this is the most inexhaustible
crux: it's really bugging me foundation stone...

i won't even mind the modern greeks
at this point... they do use diacritical markers
too... but over-do it... as if compensating
or trying to compete on level par
with their metaphysical dittos...

чaхa: czacha... almost slang term for:
czaszka... чaкшa...
and this is by no means "smart"...
i can't solve crosswords puzzles...
well i can: but i need to find myself
in the company of my grandmother...
in the morning...
i would have had to drooled over some novel
from 7am until she gets out of bed
come 9am... we'd drink coffee and i'd
smoke cigarettes...
and it would be a month prior to christmas
or easter, or the interlude...
and... i'd be freed from writing or
reading anything in english...
either me looking at diacritical distinctions
in the realm of orthography between:
russian, ******, balkan...
or... me never learning french,
or attempting to: ever, again!

******* suffix-eaters...
dyslexics in reverse...
say one thing: write another thing...
this is probably born from my frustration
at being unable to learn french...
perhaps after having acquired english
i was given german to learn...
but no... first hurdle... french...
flop!
now it's a diet of no crosswords...
some sudoku from time to time...
and my new hobby after having found
"too many" googlewhacks...

so there's nothing smart about this:
this is in no way useful to anyone -
being the sort of person
to "mind" whenever one's being asked
to spell their surname...
it's hardly that difficult but...

would i go for the echo sierra charlie
hotel lima echo romeo tango...
or go out full greek with it?
perhaps the greek...
since that would solve the problem
i've had for a while,
concerning the eta / epsilon "debate"...

how does a greek laugh -
what is the crux letter via which
a greek laughs?
you see a H shape on the horizon...
but you... hear the noun: eta...
you later see the name eta...
but that's eta: without an apostrophe...
the apostrophe 'eta being the "surd" H...

in greek then...
epsilon sigma... **** it... there's no "sch"
of a german worth in greek...
let's cut it out:
epsilon lambda epsilon rho tau...

otherwise in russian...
once more:

ś(lub) - wedding - сь(люб)
"soft" sign - ' - apostrophe -
or ACUTE elsewhere...
why not сьлуб?
i don't know... it's not like сь is even
minded in russian...

ah! my favorite!
goń! gonitwa: a race -
the verb impetus: race! chase after!
гoнь!

since ы is the "odd" one out between
the application of "ь" and
and "ъ"...
come to think of it...
ы gave birth to: ю (yu), я (ya),
у (u), й ("y"), и ("e")...
i... i.e. and... in ******...
akin to those languages that use e...
to also imply and...
ё (yo)... how did i miss the umlaut
infiltrating the russian 'bet...
i blame catherine the great!
and... е (ye)...
is that the pentragram?
u, a, e, i, o... yes! we have it!

i truly had better days when sudoku was
the better puzzle to fill a day with...
not this... from glagolitic, to greek,
to roman, to post-roman to russian
and back into...

if we are all "supposedly" literate...
begs the question why: why oh why the emoji...
the *******-wanking hieroglyphics...
the :) and what not...
i guess to better escape this sort of
headaches... minor chances of everyone
becoming a bilingual:
but what's there to brag about
being bilingual!
i guess the polyglots do not have such
headaches of detail...
they just... bypass these rules and regulations...

to better guide me:
if i managed to sift through james joyce's
finnegans wake... and didn't find any
diacritical markers in it?
can't i compensate?
i'm compensating right now!
if the 2010s as a decade was a decade
filled with... sisyphus titans akin
to kant, hiedegger, kierkegaard,
knausga(a)rd, joyce...
beckett - yes...
again that hollowed "y" distinction!
it's not a sisi: yes yes problem...
hardly me being ***** either...
e'ver... i'ver...
ain't that a *****...

clarity of diction... the best motto there is...
crab-bucket-intellectualism:
alternatively the focus away from
any ontological stressors of "example" -
ontological and its variant of
a priori:
perhaps, given that the ontological
is an a priori argument...
here's my crossword puzzle -
ref. thesaurus rex...

and by no means... at all...
etymology is the better variant of any known
history...
when this bundle of words:
that an ontological dialectic can be achieved:
that ontology can be given within
as much as an a priori: bigot! focus...
with as much as an a posteriori:
wizened unicorn quid pro quo tanz!

hamsterwheel loopholes or:
crab-bucket intellectualism...

now: i really could have put these words
to better use... to make them linear...
less cryptic... but how can i?
i'm solving a crossword puzzle in reverse!
i don't expect the easily scared moths
to entertain this fire...

i expect midgets to be dancing...
before my eyes...
whenever i listen to
faun's tanz mit mir
or in extremo's rotes haar...
when the bagpipes and the flutes
kick in...

- since if i were to write a coherent sentence:
succumb to a linear narrative...
i'd people reading this to be also found:
easily talking about it...
perhaps i don't enjoy freedom of speech
as much as i enjoy the freedom to think...
perhaps i haven't written anything
worth speaking about, regurgitating,
making vogue, working for some intellectual
period-piece of "vogue"...
perhaps this is a shared problem,
hidden in a cipher...
of: how i can't heave this tool...
this tapeworm of existence,
this medium of god...
to later trash it, to have nothing better
to do with it other than play-games...
worded games... crossword puzzles...
perhaps i need a crossword puzzle to imply:
neighbour's share some words...
together... but then write them differently...
perhaps i require a crossword puzzle...
to read into some russian...
on the praxis base of english...
flying past Warsaw toward the itch
of the edge of Asia...
breathe the air - the heart of the continent...

perhaps i would have never managed
to escape this world if i ingested
mind-benders of the h'american 1960s
revolutionary schematics of the:
new-humanists... crash course in literature:
only one magic mushroom trip away!

фoрк ин дэ рoaд (fork in the road)

ИN...

some shared words, of etymological
curiosity...

(fork) вилка - wilka -
polish? wilka? that which belongs to
a wolf... widelec...
видэлэц...

(knife) нож - nóż -
well... orthography comes into play...
while people can have their...
ahem... in-the-meantime metaphysical
playground...
the ground, the word,
the geology is already here...
written alternatively?
нузъ...

i take a different stance to the common day
****** back east...
when russia starts slagging you off...
you put on a Boris Yeltsin mask on
and dance the drunk panda dance...

(spoon) ложка - łyżka -
in polish? ah those russians... ло ло...
лож: lorz...
lo lo and behold the translated
quasi-russian into the borders of europe...
ł.w.(ызъка)...

black and white (черный и белый):

czarny i biały: rho-si-ye!
char-nee-ye! bel'ye)...

perhaps the timing is a bit off:
the proper wording would be:

czarno na białym -
not: in black and white...
чaрнo на биa-wh-ым...

knocked-out to be honest...
the russians use ый like that?
YJ? oh right! i use it too!
in the prompt:

tyj! tyj ty grubasie!
hmm... -asie...
it would do me a lot of good...
if that iota didn't have a decapitated
head of a halo hovering above it...
why? so i could introduce the acute
slant over the S and surd it...
i.e. -aśιe...

тый! ты груб... exactly...
grub-               -aсьие
тый! ты грубaсьие!
to grow fat: тый!
              "problem": -aśιe vs. -aсьие...
well... it's there: сь...
but it also isn't there: и...

but it isn't: but it also isn't...
i just managed to find out that...
in warsaw (if i lived in warsaw)...
we have that conjunction: -ый-
however rare it is: it is there...

any more delegations from Moscow?
tyj! tyj ty grubasie!  
and i will write these last few words
and know why i don't really feel like
solving crosswords puzzles...
or doing those i.q. schematic tests...

**** it... the welsh should know and help me
out... concerning?
how it's YN and not IN...
how it's Y and not I when referring to THE gwyll:
dusk...
y gwyll o hywels: the dusk of powells...
only the welsh would know my "pain"...
yn y gwyll o y hywels:
in the dusk of the powells...

taking a step back - a step back...
yes yes, apologies... if my punctuation...
is too much of a ******* arithmetic!
too bad!

p.s. and yes... don't leave anything lying
around in the drafts or as private...
chances are... with a 2 day delay...
this will never be fed into the LATEST feed.
Ketika awan tak lagi biru
dan mawar tak nampak merah
Gemerlap neon di angkasa mengaburkan sisi moral serta logika
sinisme dan dosa duniawi tak lagi terhalau
dan pepohonan kering menyeruak
Angkasa menjadi saksi

Akan ada kesederhanaan
pemikiran kecil akan hidup di metropolis
belenggu takdir,
tangis serta tawa
larut dalam anggur hitam yang akhirnya luruh dalam hasrat memiliki

Menuju masa lalu,
berhenti,
angin pagi pun hilang,
bersama raja angkasa yang padam
langit membelah
turunlah tangga menuju puncak duniawi
merentang seluas tangan,
menggapai mimpi-mimpi sederhana yang hilang terbawa arus kering,
menusuk tanpa arti
Yang Terhormat
Pahlawan Yang Terkubur Derasnya Kapitalisme
Hujan hari ini begitu deras
Dan selepasnya tak kulihat pelangi
Tak seperti dongeng-dongeng malam
Atau ayat-ayat motivasi penguat hati

Hujan hujan sebelumnya juga begitu
Ku lihat ikan-ikan kesakitan terkena derai siram hujan
Lelaki tua peminta kedinginan kebasahan
Listrik menyambar, tiang jatuh, seorang anak tertimpa

Buruk, buruk, buruk

"Hei ayo bermain!"
Lamunanku terjerat
Segerombolan bocah kecil menari dibawah derasnya hujan
Bernyanyi gembira nyengir tak terkira
Aku menjeling, aku mempelajari, aku mulai tersenyum
Agaknya aku yang lupa
Tak kupandang rumput kehausan bersorak menanti tibanya air minum mereka
Sisi pandangkulah salah

Aku menyalahkan pelangi
Tak kulihat bahwa petani begitu bahagia dan menanti
Ini semua bukan tentang pelangi warna warni itu
Pelangi yang sesungguhnya ada disekelilingmu

Jangan merana
Jangan sepertiku
Yang kulihat hanya aku dan segala kesepian ini
Pelajaran tentang mengeluh.
Pelangi sesungguhnya bukan tentang pelangi warna warni.
Hujan masa kini tak ada pelanginya.
Ketutupan polusi kali ya.
JOJO C PINCA Nov 2017
“Wake up and live”
― Bob Marley

Mga mukhang tao pero ugaling hayup,
hindi naman aso pero laging kumakahol.
Mga bastos magsalita,
mas salaula pa sa baboy ang mga putang-ina.
Matataas ang kanilang pinag-aralan
pero bagsak ang grado pagdating sa kagandahang asal.
Sa maiksing salita mga MAL-EDUKADO sila.

Ayaw nila nang sinasagot sila kahit nambabastos sila.
Gusto nila na galangin sila pero wala silang galang sa kapwa nila.
Masyadong mataas ang tingin sa kanilang sarili
kaya sobrang baba kung ituring nila ang iba.
In short, mga HIJO at HIJA DE PUTA sila.

Ang kanilang libangan ay ang pagalitan ang mga nasa ibaba nila.
Hindi sila kailanman pweding magkamali
at hindi nila tatanggapin ang kanilang naging pagkakamali.
Ang ipasa ang sisi d’yan sila dalubhasa na tila ba sanay na manggahasa,
manggahasa ng damdamin ng iba.
Ang paborito nilang motto ay ito “THE BOSS IS ALWAYS RIGHT”.

Mga bossing na saksakan ng kupal hindi pa kayo tamaan ng kidlat.
Sana bumuka ang lupa at lamunin kayong lahat.
Kung totoo ang aswang sana dagitin kayo ng mga manananggal.
Bakit kasi hindi pa kayo dukutin ng mga Tamawo?  

Ang mga katulad ninyo ang nagpapahirap sa buhay ng mga maliliit na tao. "You're adding insult to injury."
Dinadagdagan ninyo ang sugat sa kanilang mga dibdib.
Ipinamumukha ninyo lagi kung gaano lang sila kaliit.
Hindi kayo marunong umunawa at maawa
kasi ang alam lang ninyo ay ang mag-utos.
Puro lang pakinabang ang laman ng utak ninyo.

Hindi ninyo alam kung paano mabuhay ng marangal
kasi wala kayong dangal.
Salapi at posisyon ‘yan lang ang gusto ninyo.
Kapag hindi na ninyo napapakinabangan ang isang manggagawa
hindi na n’yo ito pinapansin,
walang pagsalang na inyong binabaliwala.
So Dreamy Oct 2017
"Cahaya redup itu umpama semesta alam."
birunya naungan langit fajar
ketika tetes embun hadir di atas permukaan daun
pada hari itu kau berujar

"Pernahkah kamu tahu bahwa gelapnya mengisahkan beribu kisah?"
yang ada suaraku bungkam oleh pertanyaanmu
gaungnya terngiang mengisi sudut hampa telingaku
sebuah kubus berisi ruang kosong tak beraksara
ada sorot matamu yang terjebak di dalamnya

"Pernahkah kamu sentuh sisi gelap yang bersembunyi itu?"
pernah
taman kecil berisi bunga warna-warni dalam suaramu yang sepi kusam, kota lama yang redup di tengah peradaban
kuperhatikan rambut ikal panjangmu menjilati tengkukmu
sambil disiuli angin yang bernyanyi pelan, begitu tenang

"Atau yang tidak sengaja kamu sembunyikan?"
"Ralat, yang sengaja kamu sembunyikan."
matamu mengerling menerawang memandang langit Juni
apa lagi yang kamu dambakan dari gelap pada pagi secerah ini?

"Cahaya redup umpama semesta alam, gelapnya mengibarkan beribu ilham."
jemarimu cepat berdansa dengan senar begitu cermat
ingat pertama kali dua pasang mata sendu ini berkenalan
dalam gelap dalam redup
lahir melodrama di tengah rintik tangisan langit bulan kedua

"Gelapnya mengibarkan seribu ilham. Gelapnya mendatangkan pelangi di tengah tulisan dalam buku kelabuku."
diremasnya jemariku, lalu tenggelam dalam beribu rasa
bunga-bunga merekah membentangkan senyum sang surya

apa lagi yang kudambakan dari gelap pada pagi secerah ini?
satu pertanyaan kubisikkan untuk langit biru pada bulan Juni
apakah hadirku sudah cukup bagi hari-hari gelapmu?

lalu, jemarimu meremas jemariku lebih keras
seolah tak pernah ingin lepas.
Bintun Nahl 1453 Mar 2015
^_^
Serasa haru , campur bahagia , sedih , kesal senang juga . bercampur menjadi satu ketika aku mendengar bahwa sahabat tercintaku akan menikah dengan kekasih pujaannya . Haru kenapa? Terharu saja , disisi lain aku kagum akan usahanya memperjuangkan cintanya trhdp org yg dia cinta sejak bbrpa tahun lalu. padahal , jika boleh menengok kebelakang , kisah cinta mereka terbilang sangat rempong . Yaaa... beberapa kali sebut saja novi kerap menghubungiku utk meminta petuah2 apa saja yang bisa membuat dia gak cemburu buta lagi hanya karena si cwoknya ketemu mantan via jalur reuni .

Dan kesalnya adalah , mereka menikah dengan jalan pacaran . Padahal , Dalam islam tdk menganjurkan pacaran ,meskipun kegiatan itu sudah menjadi budaya seluruh dunia . Tidak melihat dari sisi buruk . aku hanya bisa mendoakan saja , agar ALLAH memudahkan segala hajat . menjadikan kalian sepasang suami istri yg saling mencinta di dunia sampai meggapai jannahNYA .  Semoga Bahagia selalu sahabatku NOVI APRIANI ,
Religion is cascading the hill
Of reason into a reptilian dale:
**** by the dark Jidhadists' acts--
Souls demented beyond the pale.

From Iraq to Egypt--there, thanks
To Heaven for el-Sisi; from Syria
To Yemen to Somalia, and a place
Like the lands and shores of Nigeria,

Where Boko Haram breathes hell
In slaying and off skirting dames,
Destroying to the smirk of the devil--
Knowing terrorists are no Muslims.
Diska Kurniawan Apr 2016
Angin semilir menghembuskan
Lembaran kertas, bergurat bagai nadi
Namun mereka tetap menari.

Sayu, menatap serat-serat kayu
Dan merendah, menghamba pada ilmu
Ku tahu mereka berlari namun tak berlabuh

Harapan mereka gantung di sisi bulan
Yang menemani muram di sisi jalan
Lelaplah, karena bintang
Tak dapat kau peroleh semalam.
Semangatlah untuk UTS Shokyu~
D Mar 2019
Bapak, aku ingin pulang

Aku rindu dengan rumah atau ide akan rumah

Tapi kau telah mempunyainya.

Aku rindu disambut harum masakan buah tangan sang Ibu

Tapi kau tak pernah menyicipinya, Ibu tak bisa masak.

Aku rindu berduduk diatas kursi kayu yang terletak di ruang makan

Tapi kau bahkan tak pernah melakukannya. Kau, tak pernah makan.

Aku rindu akan ruang sesak penuh sayang

Akan kentalnya keakraban yang melekat di dinding-dinding bisu;
yang dalam diam mendengar isak tangis setiap manusia yang menjajalkan diri dalam rumah ini

Akan hangatnya cinta kasih yang tergurat diantara bisingnya suara televisi yang kau nyalakan setiap Minggu jam tujuh pagi dan gaduhnya percakapan seorang diri yang terproyeksi dalam tiap benak manusia, lagi-lagi, dirumah ini.

Kau tak akan menemukannya disana

Aku dan Ibumu ini hanyalah tamu

Kau adalah rumahmu

Tapi kau adalah bukan tempat singgah

Badanmu bak ruang luas tak terbatas

Tamu-tamu tak bisa lalu-lalang melalui satu pintu saja

Banyak pintu-pintu lain didalamnya namun tak terbuka

Ribuan pintu tersebut tertutup adanya

Terkunci dengan rapat

Namun kuncinya telah kau telan  

Dibalik pintu itu,

Lagi-lagi ribuan misteri

Teka-teki tentang dirimu yang tersimpan dalam boks berbagai macam ukuran

Tersimpan terlalu aman


Jiwamu adalah fondasi

Kebaikanmu harum masakan yang mengundang setiap orang

Keingintahuanmu benda mahal; memikat tamu untuk ingin bertualang ke setiap ruang

Kenekatanmu—sisi Sang Pembangkang yang kusayang—menantang mereka untuk tinggal lebih lama

Empatimu alunan musik yang menyodorkan kenyamanan

Namun parasmu, anakku sayang,

Matras termahal yang membuat mereka ingin menginap

Hati-hati dalam memberi izin

Jaga rumahmu

Bersihkan

Bagiku Istana terbesar di Dunia tak ada nilainya jika disandingkan dengan Rumah yang kau punya.
Jack Jun 2022
Terbangun aku di kamar mimpi,
dulunya kau ada di sisi,
kini sepi,

mata dan minda tempat ku jelajah,
menerokai diri mu tanpa lelah,

kembara kita tiada henti,
kerna, tiap kali kita bersua,
kucupan dan senyuman manis menghiasi pipi,

ku susun aksara ini,
untuk mereka tahu,
bertapa indahnya kau di mata ku

cereka tiada noktah atau koma,
kerna di sini,
kau kekal selamanya.

Bila kau tiada,
Jumantara ku gelita
Malam ku sunyi tanpa suara,
renjana pada roh ku kian lemah.

ku berharap kita bersua lagi,
dengan renjana sama dengan ku,
kau bagaikan sahmura,
menghiasi kamar mimpi,
dengan ukiran kirana di bibir,

kerna

Gian aku kepada sanubari mu,
tiada henti
René Mutumé Oct 2014
I talk deviant to the deviants
and the deviants don’t like it

they like their unifroms pressed
they like their hums made of silence
and drunk was the wine of the iris

even their licks flee in patience from it all

shadows move low
where nothing collects

the face
behind it
where holograms go into the future
annvelope Jan 2015
Dia
Dia,
Bagaikan angin yang menderu,
Lembut dan tenang menyapaku.
Bagaikan matahari,
Menerangi hidupku.

Di kala aku kesunyian,
Dia menjelma.
Di kala aku kesepian,
Dia juga yg ada untukku.
Di kala aku sedih,
Dia tempatku mengadu.
Dikala aku gembira,
Dia yang aku mahu.

Tidak bermakna hidupku,
Tanpa dia di sisi ku.
For Zahipslangstar
EVewritesss May 2018
terbalas pertemuan singkat tadi siang
dengan sedikit berdebah dengan ego
malu menukik dan gemetar beramai gaduh

sulit juga, berjuang dengan lara yang
kian runyam
kian dalam
kian menepis dalam malam

aku yakin dia bertanya
"kenapa dia?"
haha.. apa aku harus jawab aku rindu
aku rindu seperti dulu

bukan apa-apa
tidak ada lugas kata atau tindakannya
hanya saja aku sudah terlajur menyukainya
menyukai derap langkahnya
lemah gemulai tubuhnya beradu dengan udara sekitar
aku juga suka saat matanya bertemu dengan mataku
sisi lainnya muncul
lebih hangat dari yang kubayangkan

bolehkah juga aku berseru ?
aku menyukaimu ! sangat..
lungai sudah jika itu terucap
pasrah..

tapi tenang, aku masi pandai menyimpan
masih pandai menukik ego
tapi tetap
aku rindu,.,.,.,.

                                                      -rindu,mengenang-
pada malam yang dingin setelah banyak mengerutu basa basi tak pasti
Sipaa Adriani Jun 2019
Rasanya tubuhku seperti ditikam jutaan kali
Ragaku,perlahan mati
Rasaku hancur tak bertepi
Dan kau si bajingan,yang ku dambakan
Yang selalu ku beri pujian
Yang detik ini masih pertahankan
Tapi malah membunuh ku secara perlahan

Aku benci hadirmu yang selalu membayangi diri
Disaat ku mulai melangkah kan kaki
Sejauh mungkin, melupakan kau
Dan rasa kita yang perlahan mati

Tolong,untuk kali ini
Jadilah bajingan yang sedikit punya rasa baik hati
Bantu sedikit aku memulihkan raga ini
Bantu aku sedikit percaya diri
Bahwa kau memang sudah sepantasnya tak di sisi
Pergilah jauh dan tak perlu lagi kau kembali disini

Rasaku sudah mati
Sejak kau memilih berlalu pergi
Aku benci
Tapi aku mencintai
Sipaa Adriani Jun 2019
Kemana kau tuan,hilang tanpa pesan
Meninggalkan hamba dengan sejuta kerinduan
Boleh hamba mengatakan? Bahwasanya kehilangan tuan,tidak pernah hamba inginkan
Bahkan,sejak kepergian tuan
Hamba masih berdiri disini,mempertahankan,berharap tuan akan merubah arah pijakan
Dan kembali ke sisi di pangkuan

Semenjak tuan pergi,
Desau angin mulai menyepi,
Kicau burung tak terdengar lagi
Berganti dengan sesak nafas hamba,dan suara tangis yang kian menusuk telinga
Hamba masih belum bisa menerima kenyataan,
Bahkan,merelakan tuan pergi saja masih terasa menyakitkan
NURUL AMALIA Nov 2018
itukah yang dinamakan gagal?
hatiku berteriak keras mengguncang isi tubuhku
sudah.. tak guna semua ini bibirku mengoceh pelan
ingin rasanya berlari jauh pergi
kemana? tak tahu arah jika rasa syukur tak bertahta di diri ini
sudah.. bersabarlah!..sisi lainku mencuat..
pura- pura saja aku tegar..
didepan mereka..orang terkasih
harapan dan doa terpancar jelas menyiangi ketakutanku
iya aku takut..
membuat mereka lara
tapi sekali lagi..sudah
mereka hanya menyuruhku untuk bersyukur..
menjadikan itu elegi
tetapi hari esok haruslah berseri
senjakala May 2019
Memandangmu dari kejauhan, aku memang menjadikanmu harapan, tetapi detik ini kukatakan, aku akan menyimpan, membuang seluruh kenangan, dan melepasmu dari jangkauan.

Aku tergoda, karena kamu ada di saat aku merasa hidupku hanyalah kesialan semata.
Aku terjatuh, karena kamu menemaniku menyusun kembali hati yang sempat patah hingga utuh.
Aku terbuai, karena kamu memberiku seringaian yang menggugah hati.

Aku merasa, menjadikanmu asa, tetapi kusadari kamu terpaksa.
Aku suka, anganku kamu tak memberi luka, tetapi kamu hanya menganggapku sebagai salah satu rentetan angka.
Aku di sini, menantimu kembali, meskipun sejak awal tak pernah di sisi.

Kamu tidak pernah sekalipun mencariku di tengah keramaian.
Kamu tidak pernah sekalipun berbalik dan memelukku dalam diam.
Kamu tidak pernah sekalipun menyuarakan kata suka, yang teramat kunantikan sebagai bentuk kejujuran.

Kamu tidak pernah suka, tetapi mengapa kamu buat aku terlena?
Kamu tidak pernah cinta, tetapi mengapa kamu perlakukan aku bagai punya rasa?
Kamu tidak pernah menoleh, tetapi mengapa kamu buat aku meleleh?
Kamu tidak pernah, hanya aku.

Kesalahanku, menyayangimu sepenuh hati, tanpa tahu kamu mungkin saja membawa luka yang tak mampu kusembuhkan lagi.
Ketidakberuntunganku, memilihmu di tengah keramaian kotaku, membuat hati selalu risau, padahal sudah pasti sekarang kamu sedang tertidur pulas.

Kubiarkan kamu hanya angan yang kini menjadi kenangan.
Akan aku tenggelamkan di dasar samudra terdalam, dalam diam, dan berjanji tak akan kembali menyelam.
Inginku melupakanmu, mengganti presensimu dengan yang baru, meski sulit bagiku.

Aku menjadikanmu yang pertama, tetapi kamu tak melakukan hal yang sama.
Jika suatu hari nanti kamu menoleh ke belakang dan mendapati aku tak lagi berdiri di sana, jangan kamu berusaha mengajakku kembali, sebab aku tak akan memilihmu untuk kedua kali.
Merinda Jan 2019
Hey buddy
Engkau yang tak pernah mungkin kembali
Kau yang membuatku terjebak dalam sebuah ironi
Kita dihadapkan dengan sebuah hukum pasti
Semua yang terlahir pasti akan mati
Pada masanya
10 tahun penuh makna
Bersamamu ku dapat melihat indahnya dunia
Ya, indahnya dunia
Walaupun sekarang engkau sudah di alam baka
Dan sosokmu hanya tergambar dalam sebuah berkas kamera
Kehadiranmu kala itu bak seberkas cahaya
Yang membuatku tetap ingin bertahan di tengah ketidakadilan dan penindasan yg bermakna
Di saat aku tidak bisa lagi melihat sisi baik 'manusia'
Ketika aku pulang dari kandang ilmu dengan penuh tangisan
Seakan engkau menanyakan 'apa yg sedang terjadi?'
Ketika aku hanya ingin berhenti
Berhenti dari segalanya
Bahkan untuk sekedar bersinggungan dengan udara
Engkau seakan tak rela
Aku tak pernah ingin mengulang waktu
Walaupun itu bersamamu
Waktu yang begitu berat bagi hidupku
Waktu yang membuat semua yg kucita-citakan seakan tabu
Waktu yang telah membentukku sebagai sosok pemalu
Malu dalam segala hal
Bahkan terlalu malu hanya untuk sekedar mengatakan 'aku'
Aku hanya ingin menambah waktuku bersamamu
Agar aku bisa membagi kisahku denganmu
Aku yang sudah bisa pergi jauh
Yang sudah banyak mengenal Medan baru
Yang sedikit banyak telah mendapat penerimaan waktu
Dulu, saat aku jatuh
Engkau selalu ada didekatku
Dengan untaian kata motivasi dan semangat alamu
Tapi, di usia rentamu
Aku terlalu peduli dengan sibukku
Hingga ku lupa hanya sekedar menyapa keadaanmu
Entah apa yg ada dipikirku
Sungguh egois memang
Tapi, apa mau dikata
Semua telah tertulis rapi dicatatan-Nya
Aku hanya bisa menjalankan
Dengan tetap menjagamu dalam lamunan
NURUL AMALIA Aug 2017
"Aku selalu menunggu
Bahkan kita hanya dibedakan dengan sedikit perbedaan waktu
aku ingin melihatmu
Tapi aku akan silau dan aku bahkan tak berhak
kamu adalah apa yang seharusnya tidak ku lihat
kamu lebih pantas menerima cahaya yang mengelilingimu itu
Sementara aku berada di sisi lain
yang selalu berharap agar kamu selalu bahagia"
Amira I Jul 2019
Halo, hari ini hari Sabtu, tanggal 27 Juli.
Mungkin di atas bumi bulan sebentar lagi tak terlihat dan beberapa hari lagi akan muncul kembali, namun sepertinya di kehidupan Bumi; Bulan akan sirna sebentar lagi.
Bulan bingung, bagaimana cara Bulan tetap tinggal di sisi Bumi sementara Bumi tidak memberikan ruang untuk Bulan singgahi, sementara Bumi tidak memberikan kesempatan untuk Bulan mengasihi.
Apa yang pernah Bumi sampaikan pada Bulan terdengar seperti omong kosong belaka saat ini.
Terima kasih ya, untuk hal apa pun yang pernah kita bagi.
Maaf jika Bulan akan tetap menjadi Bulan untuk selamanya, bukan Matahari yang menjadi pusat perhatian dan gravitasimu, Bumi.
Bulan izin pamit ya, sampai jumpa jika alam semesta merestui.
kahel Jan 2020
Hindi ko na kilala ang mga sugat na ‘to.
Kung saan ba 'to nanggaling o
paano ba 'to nangyari
Nandito na tayo sa parte ng magulong mundo
na hindi na alam ng mandirigma kung
nasa hilaga ba o nasa timog ang binabaybay.
Kung sino ba ang tunay na kakampi sa hindi
Saan ba gagapang palayo?
Saan itatago ang natitirang pagkatao?

Hindi ko na marinig ang bawat katinig
at patinig ng bawat salita dahil sa ingay.
Kanino ba nanggagaling ang hinaing
Saan nagsimula ang pasaring?
Paano nga ba tayo nakarating dito?

Alam mo, dahil sa’yo.

Gusto kong ipako lahat ang sisi sayo.
Ikaw ‘to. Kasalanan mo. Sinabi ko naman sayo.
Ganyan ka. Mali ka. ‘Di mo maintindihan.
Ikaw; Ikaw lang ang mali.
Alam ko ang bawat kanto
nitong pinasok nating pangako.
Kabisado ko ang bawat pintong nakasarado
Mga pinakatatagong sikreto
Hindi tulad mo.
Hanggang ngayon naliligaw pa din
Kaya tama ako.
Mali ka, tama ako.
Tama ako?
Tama na.

Pero ito ‘yung parte ng laban
na hindi na tayo pwedeng sumuko.
Hindi pwedeng tumakbo
palayo at takasan ang katotohanang
nilakbay natin 'to ng magkasama,
narating natin ‘to sa sarili nating mga paa.
Dahil magkabuhol na
ang mga sintas ng pagkatao natin
at imposibleng ipangalan lang
sa isa ang kasalanan.

Hindi na natin kailangang magpanggap pa
dahil tanggap na
Nadapa tayo. Hindi lang ikaw. Hindi lang ako.
Tayo. Nagkamali tayo.
‘Yun lang ang tamang hinaing
para maitama natin ‘to.
Coco Aug 2019
Bersama suara tawa
Terdengung hasrat hati sedikit kata
Dia yang berbaik hati
Dan saya yang bersakit sakit

Merangkak dibawah kebaikannya
Menggumam kala dia tertawa
Gapai senyumnya yang tak kasat hati
Bahkan, rela tenggelam dalam pasir khayalnya

Hm, apakah ini saatnya?
Pengakuan akan hasrat hati sebenarnya?
Mengenai rasa dan karsa

Di akhir petang ini,
Bersama riakan air dan sapaan ombak
Bahkan ditemani oleh anak kepiting lucu
Dan lembayung surya sebagai saksi
Saya, sang khalayak yang tengah berdiri
Memintanya untuk berhenti
Baik dalam melangkah, ataupun berlari
Karena saya akan mencari sisi ujung lembayung surya yang lain
Dan dia tak perlu tahu jika memang tak ingin
Terima kasih
Hope u enjoy it!
Sundari Mahendra Nov 2017
Ku berharap esok pagi matahari bersinar cerah
Ku berharap hatiku yang gelisah sirnah
Ku berharap perjalanan hidupku berubah
Ku berharap segala kegalauan ku pecah

Ku berharap hari-hariku bahagia
Ku berharap kanan kiriku sejahtera
Ku berharap atas bawahku mulia
Ku berharap sisi-sisi kehidupan terarah

Ku berharap masa depan yang ceria
Ku berharap kegelapan tidak nyata
Ku berharap mata dan hati terbuka
Ku berharap hanya sukacita melanda

Ku berharap segala yang buruk tiada
Ku  berharap kemajuan semata
Ku berharap matahari dan cahaya
Ku berharap kakiku tetap lincah

Tapi semua itu hanya ku berharap
Belum tentu seperti yang Kau tatap
Ajarku tetap berharap
Hanya kepada Kau saja....
Mousamous Aug 2017
pasal III; tentang berpisah, memisahkan diri, dan sebuah perpisahan.

-sampailah rasa ini di titik paling akhir perjuangannya, dimana setelah semua usaha bermuara, dan nyatanya tak terbalas sesuai ekspektasi. akhirnya, aku (dan kamu) memilih untuk mundur dari pengharapan masingmasing, memilih memisahkan diri, untuk kemudian bersamasama mencari jalan hidup pribadi.

- mungkin saja di satu sisi, ada pihak yang merasa terberatkan, dan tentu saja yang memberatkan, mengingat perihal perpisahan adalah suatu fase, dimana 2 pribadi yang dulunya saling dan berusaha terikat mengikat, kini harus mulai merenggangkan ikatan masingmasing. dan pasti ada yang tak sanggup, dan ada yang terburuburu berpisah. tapi tak apa, aku terbiasa menopang perkara berat ini.

- namun ada kalanya, kau lah yang terberatkan dengan proses ini, jadi mulai sejak dinilah, kumohonmaaf untuk apa yang akan terjadi di kemudian hari, atau mungkin saja esok hari, ketika ku mulai merasa, bahwa perpisahan adalah cara terbaik untuk melanjutkan hubungan ini.

- plot twist; adalah ketika kita masih tetap berusaha saling menyatakan setia dan menjaga keberadaan masingmasing kita, tapi, kita tetap saja terpisahkan, karena sebab masa depan masih terlalu gelap untuk diterawang sekarang, mengingat kodrat yang bernyawa akan mati, yang dekat akan jauh, dan yang jauh, tak penah lagi kembali. maka nanti kemudian masa, jika saja kita memang terpisahkan oleh takdir, maka sekali lagi maafkanku, juga terima kasih, untuk mu, dan untuk hadirmu.

- karena berpisah, bukan sematamata hanya sekedar ego, melainkan sebuah komitmen. semoga kau mengerti, jika kelak kita berpisah, dirimu tetaplah dirimu, kau tetap saja begitu, dan jangan berubah, sebab kisah kita yang berakhir tragis, tak layak mengubah senyummu yang manis.

prdks.
ps: tetaplah mengagumkan, _____.
Mateuš Conrad Jan 2017
i always wondered what
je ne sais pas might sound like in german...
   ah, **** it, let's put
this prosthetic limb together,
you never know, a siamese twin
might just pop out to steal the show...
ich      (je ne sais.... ah.. ha ha ha!
i was thinking of je ne sais qua...
ok ok... je ne sais quoi, quo-oh-e...
    e. e. cummings, come ere!
fiddle this violin to a fine tuning
that a deaf man might 'ear)...
and when language does indeed
as diabolical as this, you really should
stop using Poles as antibiotics to
German then Islamic fascism...
or kidding yourself that it's really
just a pardonable dream you're having...
so the prosthetic limb is coming...
  no point schmoozing me with
anything else... oh please please:
just dance the one legged tango a while
longer, i'm working on it... honest...
  look here... je, ich
   ne, nein, nein-stimme... no steam:
bog **** choo choo!
     meaner: neinschtimme -
   kinder dicht... why would i say kid-tight?
well... ballerinas begin their careers
at an early age... maybe that's why...
   otherwise? dunno...
let's feed this alcoholic cold-sweat -
finding the tutti-frutti hyper-delusion,
trying to say much more than the sound
of knocking on a door can ever provide...
that's one way to go about it, for sure...
and every part of me wants to be a serious
novelist, and be sober, and chop wood,
but then every other part of me
wants the poetry, and the drinking,
    and the scarcity of the adventure...
  to feel, having only slaughtered one pig,
that i was able to feed a billion ching chongs
in Beijing...
           china... ching chong...
a focus on the prefix ch, and the suffix cha cha cha?
no? different joke, on a different continent...
   i swear there was this guy from Bethlehem
who also made the same conclusion...
     can't remember his name...
you know, like: two fish three loafs of bread,
you can satiate a coliseum...
   ah! delirium! that's what alcoholics experience
sometimes... i love delirium...
      it just shows you, that if you're really
serious, you can experience many more facets of
alcoholism...
    hidden gems... and if you're really
hot-headed, have enough crassness about
to write about it...
    delirium... when other drugs have the after-effects
of paranoia, alcohol prescribes you delirium...
   in polish slang also called a delirka...
   but i'm not drinking purple denaturat /
ethynol substitute to chanel no. cinq...
    or should i say: çank?  yep, that ship sank
once it gave a smoochie to an ice-berg...
                                 hail Titanic! ave Titanus!
but i really was trying to find
je ne sais quoi (qua... ******* French,
excessive spelling and a gob that later
says much more throng... and that nasal
cavity needs fixing, seriously -
  but they write so beautifully,
and later slobber it with their local...
or should i say: locál! or perhaps: locállé?!
depends how you make do
with a syllable dissection) -
so how would it go? the je ne sais quoi in
Swabian?
   ich tun nicht was kennt...
              well... there are worse things than
mutilating a language...
      you could do worse, like mutilate a body...
   like in that film...
   with colonel sisi... the last king of scotland...
ah, what's his name? that guy
reminding me to never travel to uganda?
    yeah, had a wife, she cheated on him,
so he cut off her legs and arms, and sewed them
back onto her torso so she really ended up
with a confused pair of cranium hemispheres...
    and i'm the mad one...
just because i drink and have a vocabulary
equivalent of diarrhoea...
       but, so it goes...
   i'll never say the correct way of saying
je ne sais quoi in Swabian... because je ne sais quoi
is a complete package... like faux pas is
a complete package, like carpe diem is a complete
package... like coup d'état is a complete
package... like déjà vu is a complete package...
    there's absolutely no way to unravel it
or furthermore: translate it...
      a German once complimented my language
on the cushion-like effect of the word
  kurva...  *****... he loved the trilled -r-
and the waterfall of -va / wa wa... va to english speakers;
and so he did, relieve himself of stress
saying the word... and with such malice as
to no hurt anyone... and what's happening in
english? social-cool, prescriptive dyslexia...
        one step away from really, i mean
really being o.k. with watching **** and all
forms of perversity, and not o.k. with seeing
the correct spelling of the word ****...
      yes... mm... so ******* agonising seeing
a correct spelling...
                                   i better gouge my eyes
out having seen that....
or that case of ultra-proximity...
     kręt                        vs.      skręt...
kręt (a pathological liar, on a building site in
England usually called a Romanian) -
skręt? a rollie... a cigarette, you know the type,
you buy the tobacco, you buy the papers,
you buy the filter... and you actually roll
a cigarette... a variation of the word skew,
i'm sure... kręt does actually mean a meddler...
a swinddler...  and if you having been exposed
to the reality of a construction site in england...
you should see the ******* that's written
in the toilets...
     i really shouldn't have gone to university,
i wasted my degree in chemistry to merely drink...
**** good wine though, home made juice...
   hyper! hyper! hyper-ventilating on the silence
that's gathering around me...
  and if you ever spotted a lightning bolt
and never heard a thunder... you're bound
to be as itchy as me -
and by the way: the karma term for a German
in Poland is: schwab - or szwab...
              of shvab... it's getting dizzy... pfoo...
bilinguals can't be proud polymaths...
         i'm seeing alternative spelling in different
linguistic geo-political zones.
Amira I Jun 2020
Rumah joglo di tengah sawah.
Dengan cahaya remang yang berasal dari pojok ruangan ini.
Pemutar piringan hitammu baru selesai kau perbaiki.
Ku memilih untuk mendengarkan album Chet Baker Sings dengan vokalnya, seingatku itu milik mendiang kakekmu.
Gelas-gelas tinggi sudah kau siapkan, sebotol anggur dari Bordeaux sudah ku buka.
Makan malam kita sudah tandas, dua piring penuh berisi daging sapi yang sore tadi ku panggang, hampir matang penuh, bersama hancuran kentang yang sedikit dibubuhi garam dan lada, dengan saus krim jamur.
Jasmu sudah kau tanggalkan dan sampirkan di sisi sofa coklat tua itu.
Gaun hitamku masih rapih melekat pada tubuhku, namun rambutku, yang hanya sepanjang bahu, sudah ku urai, agar kau bisa menghirup harum bunga sakuranya.
Kita menari, pelan, sembari menengguk asam dan manisnya anggur Bordeaux itu.
Ku kira Chet Baker telah letih bernyanyi dan bermain trumpet, suaranya perlahan hilang, digantikan oleh suara jangkrik dari luar sana.
Aku pun lelah, ku rebahkan tubuhku di sofa coklat itu, menyandarkan kepala di dekat sampiran jasmu, menghirup bau cendana yang hampir hilang.
Kau menghampiriku, memelukku erat, menghirup leherku, pipiku, dan mengecup bibirku.
Pelan-pelan, satu per satu pakaian kita tanggal, di bawah cahaya temaram, ditemani suara jangkrik, kita melebur, melebur jadi satu.
Tanah Ubud, tak pernah gagal membuatku jatuh cinta, sengaja maupun tidak.
terinspirasi dari lagu Sal Priadi berjudul sama.
Mousamous Jun 2017
jika nanti kemudian, ada orang yang membencimu karena tingkah dan atau karena kelakuanmu,knapa tidak sekali saja kau meliat dari sisi dia. Ia membenci apa yang kurang atau apa yang tidak ia sukai dirimu, maka kemudian jadikan dia sebagai pembelajaran.


bukan kemudian dengan bertingkah apatis, berkata lebih mending daripada munafik dll. nobody's perfect mmang nyata, namun bukan berrti membuat kita serta merta acuh pada kesalahan.

sempurna belum tentu terbaik, dan orang baik memang ada dan nyata adanya. if u can't get one, just be the one.

prdks.
ps: dan (sekali lagi) tentu saja, baik itu relatif.
Akankah…
Kita akan terus begini?
Terpisah oleh jarak bermil – mil
Walau hanya dalam dunia fatamorgana
Kuingin kau kembali ke sisi
Seperti saat kita bersama dahulu

Akankah…
Pertemuan pertama kita
Hanya tinggal kenangan?
Walau hanya dalam dunia fatamorgana
Kuingin kau kembali dan melinkupiku dengan sayapmu
Seperti saat kita pertama berjumpa dahulu

Akankah…
Janji kita
Hanya tinggal sebuah janji?
Walau hanya dalam dunia fatamorgana
Kuingin kau kembali dan kita saling mengkaitkan jari
Seperti saat kita berjanji dahulu

Akankah…
Cinta kita
Hanya tinggal sebuah kata?
Walau hanya dalam dunia fatamorgana
Kuingin kau kembali dan berkata
Walau jarak dan ruang memisahkan kita
Aku percaya jika hati t’lah bicara
Takkan ada yang mampu memisahkan kita
EVewritesss Mar 2018
Ketika jenuhku mulai bergemuruh di sisi bahuku
Seakan ingin terangkat dan melepaskan diri..
Tau
Aku sadar
Aku mencobanya berulang kali tapi lepas itu semua
Aku sadar lagi,
- memangnya kenapa jika memang begini, ini aku thats I've to be me, adult not mean we stop to feel stupid like in teenegers but just to count how wise we are-
Jika nanti ada angin yang bertanya lagi
Mungkin aku akan menjawab
" ya tanya saja pada cuaca ini kenapa ia menyuruhmu kemari, saat aku sedang hampa dan ketika pula kau datang, bukankah kau tau itu dan kenapa kau bertanya berulang lagi?" (:
#lovewriteve

— The End —