Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Dalam kerlap kerlip dunia malam
Debuman musik keras menggema dalam telinga
Menggeliat diantara tubuh para adam
Mengumbar buah dada
Menebar wewangian erotis
Menarik para lebah mendekat
Jalang bukan sembarang jalang
Mendesah indah hanya bermodalkan tubuh molek
Selembar uang sengaja tersangkut dalam lingerine
Senyuman diberikan
Membuat libidoku tak terbendung lagi
Mengoyak pakaian minim yang menghalang akses untuk menjelajah tubuhmu
Kau mendesah lagi
Melodi indah mengiringku menuju surga dunia
Peluh yang menyatu malam itu menjadi saksi
Betapa indahnya tubuhmu bak bidadari
Kuhantam titik titik nikmat dalam tubuhmu
Kau bernyanyi, nyanyian erotis terindah yang pernah kudengar
Kutatap wajahmu, rona merah dan peluh menyatu
Wajah sempurna
Penglihatanku berkabut
Sekelebat cahaya putih menyilaukan terlihat
Ketika kita bersama menikmati indahnya surga dunia
Benih benih janin tak sanggup kubendung lagi
Kau pun mendesah lagi
Ah, kau memang bukan sembarang jalang
Favian Wiratno Jun 2018
Dirimu bagaikan api yang membara
Panas jika disentuh sembarang,
Tapi indah jika aku menatapnya dengan benar.

Dirimu bagaikan lautan yang luas
Tenggelam jika tidak berhati-hati,
Tapi bisa membuatku menghargai keindahanya.

Bagiku dirimu adalah keindahan
Tapi bagimu diriku hanyalah sepotong cerita masa lalu.
ga Nov 2017
Bermekaran bunga mengiringi senyummu
Harum mewangi semanis madu
Rendahkan sedikit sekuntum kelopakmu
Tak ayal kumbang bergemuruh

Semanis madu kau mengundang
Aku terbuai layaknya kumbang
Indah gemulai tak kunjung lekang
Kau ratuku bukan sembarang

Tak kusadar burung berkeciap
Gagah benar paruh mengkilap
Hebat benar kepakkan sayap
Kumbang limbung terbangnya kalap

Bunga indah harum mewangi
Ternyata pandai bermain api
Tak disangka membakar janji
Batang indah bertumbuh duri

Kumbang sesak terbangnya lirih
Perihnya hati dusta sang terkasih
Berharap terang hujanpun masih
Berharap lekang sayangpun masih
04/10/2017
Rahameem Jun 2022
Aku jatuh cinta kepada apapun yang bebas.

Bebas yang bukan seperti layangan-layang di langit lapangan. Terlihat bebas namun angin dan benang tak terlihat oleh mata. Menggerakkan yang apa ada di udara.

Bebas yang bukan seperti para ikan. Mereka berenang di dalam lautan, menyusuri lautan yang sepertinya tak terbatas. Mereka berenang ke air mana pun yang mereka mau. Mereka berenang tanpa tanpa tahu, terdapat langit di atas lautan, yang merampas dan mengembalikan air laut mereka.

Bebas bukan seperti aku. Menulis ini dengan bahasa, yang katanya bahasa dari bangsa yang telah merdeka. Kemerdekaan bukan sembarang kemerdekaan. Bangsa yang merebut kemerdekaan, namun rasanya kemerdekaan ku hanya berpindah lengan.
Ini puisi cinta. Karena saya benar-benar jatuh cinta dengan kebebasan.

— The End —