Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Joshua Soesanto Jun 2014
sebuah tatapan kosong
teriak! harapan perlahan hilang
lalu, lahirlah sebuah manusia tanpa wajah
di hujani batu demi batu rasa asa

jangan kalungkan pelangi di lehernya
karena akan di curi dan di hancurkan orang
seperti timbangan keruh dan pergulatan gelap

"bahagiakan saja aku!"
terdengar suara perempuan seperti letusan
di sebuah lorong sempit, sepi tak bertuan

apakah salah tuhan menciptakanmu?
dengan senyum yang menawan
dengan hidup yang penuh warna
dengan hidup secercah matahari pagi
dengan hidup yang bersinar seperti bintang
dengan hidup yang kata orang penuh arti

lantas, salah siapa?
kalau pada akhirnya dia hanya di hujani rasa sakit
seperti anjing liar dalam tubuhnya
mengonggong sampai hati padam,
lalu lupa akan sinarnya

dulu dia pernah mengecap manisnya hidup, dulu..
di hujani sejuta kata rayu
sekarang dia jatuh, tergeletak
bersama matahari menggantikan rembulan

lalu, biarkan langit tampak mencolok
setelah kurvanya kehabisan mekar
dan biarkan langit tak lagi elok
sebab kini mimpi terlihat samar

ingatan pada sebuah kotak
berdebu dan usang
tentang dambaan seseorang yang lewat
dengan wajah kemarin

mungkin, mengingatmu seperti pagi
selalu sederhana.
ingatan..sebuah ingatan

tentang dirimu yang hancur, di sia-siakan
di peluk lalu di injak-injak orang, di buang

tentang tegarnya dirimu menjalankan alur cerita
cerita naskah sang pencipta

tentang dirimu yang berjalan dalam kelabu
karena jejakmu lupa warna
tentang dirimu..yang penuh arti tapi bukan untuk dia

seperti pisau bermata dua
seperti senapan berpeluru dua
salah satu harus mati
atau
kita berdua, mati.
Erik Indarto - A Kite On The Darkest Night #NowPlaying #Tracklist
Aku memiliki seribu mimpi tapi ibu bilang aku tak tahu diri
Tak mengerti keadaan dan kondisi, akupun berhenti membicarakan itu dengannya.
Kopi panas yang ku seduh dengan kekecewaan kemarin pagi diseruput lega olehnya.
"Jadikan perkataan mereka cambuk bagimu"
Salah seorang teman pernah berkata begitu padaku.
Tapi kepalaku ini berisi setan-setan bengal!
Mereka hanya mengerti kesedihan dan kemarahan.
Aku tidur dengan tangan penuh tinta merah setiap malam,
berusaha memindahkan kotak-kotak terlarang dari sudut mimpi ke ruang kegagalan.
Mereka berhenti mencoba membunuhku tapi kali ini mereka menaruh racun disetiap gelas yang akan ku teguk
Bukan! Bukan racun mematikan
tapi cukup membuat jiwaku lumpuh untuk waktu yang tak menentu
Aku berhenti membicarakan mimpi-mimpiku kepada siapapun
Aku tak ingin mimpi yang tersisa hancur diinjak-injak oleh kaki yang bahkan tak peduli berapa lama aku membangunnya 'kembali'
Tahun-tahun tak bernyawa
Meludah kata-kata serapah seakan hatiku dinding beton dingin
Kecukupan seperti apa yang membuat mereka bahagia!
Atau biarkan aku tergeletak di kasur lembut itu
Jangan! Jangan coba bangunkan aku
Mungkin ketenangan di dalam sana mampu meredam kekacauan di kepala malamku
#puisi #mimpi
Joshua Soesanto Jun 2014
called "Papaver Somniferum"

perempuan seperti bunga *****
mempesona juga mematikan
di ekstrak di murnikan
di setubuhi di suntikan
konteks itu rasa
kohesi dalam pembuluh darah

serasa terbang tak menapak
ternyata aku overdosis kata

jangan penjarakan!
teriak pemadat rasa
jarum sajak masih menempel di tangan
"aku ini hanya pemakai kata"
kata yang ku tulis diam-diam
lalu kau membaca, merekahlah analogi rasa

aku ingat hari itu
kau berpakaian penuh warna
aku mulai gila
inikah suntikan pada kepala? pantas..
beringas

aku mulai sadar
saat kau bersenandung tentang orang lain
menjelang mentari tenggelam
aku bungkam

mungkin kali ini jarum terisi racun
suntik kemana?
"aku tidak akan memilih nyawa"
hanya memilih nadi yang pernah berwarna
kini melabuh mencapai titik jenuh

sesungguhnya sang pemberontak ingin bicara
tentang kopi tentang mimpi
tentang pantai tentang ombak
tentang terik tentang hujan
tentang candu tentang perjalanan
tentang rencana tentang pergi lalu menghilang
tetapi kau mengokang senjata

kembali aku bungkam
angkat kaki..
pergi dengan kutukan.
Banda Neira - Esok Pasti Jumpa #NowPlaying #Tracklist
coffeesign Jun 2013
perempuan datang atas nama cinta,
bonda pergi kerana cinta.
digenangi air racun jingga adalah wajahmu,
seperti bulan lelap tidur di hatimu,
yang berdinding kelam dan kedinginan ada apa dengannya ?
meninggalkan hati untuk dicaci,
lalu sekali ini aku lihat karya surga,
dari mata seorang hawa ada apa dengan cinta ?
tapi aku pasti akan kembali dalam satu purnama,
untuk mempertanyakan kembali cintanya.
bukan untuknya bukan untuk siapa,
tapi untukku ,
karena aku ingin kamu,
itu saja*
        
                                                 rangga
Diska Kurniawan Sep 2016
Seteguk apapun, semua tak akan berakhir*

Aku adalah seorang pemabuk yang selalu menguarkan harum arak kemanapun aku pergi. Anggur, dan berbotol-botol ***** telah kutenggak pagi ini. Dan hanya hari ini pula aku ingin bicara, tentang segenggam racun yang kalian semua suntik ke dalam nadi dan pembuluhku.

Topeng
yang dengan bangga kalian pakai
tak ubahnya ketelanjangan
hanya mengumbar malu dan aib

Tawa
yang sesenggukan kalian jeritkan
hanyalah tangis jiwa kalian yang memudar
memutihkan kejujuran dan kebajikan


Oh, beginikah cara kerja dunia
berduri dan berbatu, sama saja
disetiap lajurnya
kemanapun aku pergi, dijejali
mulutku dengan dusta dan hanya dusta
belaka

Menghitamnya jiwaku, seandainya
bagai langit malam
tak ada chandra di ufuknya

Sudah selayaknya aku berkabung atas jiwaku, dimana dia merintih penuh sesal dan tanya. Apakah lalu lalang motor dan diesel itu memusingkan kepala atau hanya sebuah kesibukan belaka. Dan dengan itu pula jiwaku berakhir, terdiam, dalam kematian.

Kukubur dia dengan layak, diantara nisan-nisan lain disekitarku, yang diberi nomor, sesuai urutannya. Jiwaku tersungkur di nomor tujuh. Beruntung sekali!
Kukubur dia, pelan sekali dengan tertidur. Tak berharap bangun lagi di keesokan pagi. Kutaburi bunga-bunga dan prosa yang harum, dan kusiram dengan sebotol Martini dan bir.

Harum. Seharum embun yang kau injak ditepian jalan.
Wangi. Sewangi sukmamu yang kuingat telah pergi.

Aku adalah pemabuk. Yang selalu menenteng sebotol arak, bermabuk di tepian jalan kehidupan. Mengambil jeda diantara kalimat-kalimat mencela dan busuk, yang tergelincir masuk ke dalam telingaku.

Botol-botol inilah sang penawar, berminum pula para nabi terdahulu menyesali umatnya, sedangkan aku?

Menyesali kalian.
Mousamous Sep 2017
pasal IV: tentang hujan yang tak kunjung reda, dan tangis yang tak kunjung berakhir.

- terkadang, ada beberapa hal yang datang, selain membawa berkah dan kebahagiaan, juga turut di dalamnya kesedihan yang berlarutlarut. seperti halnya hujan, yang datang membawa unsur kehidupan, tapi kemudian, dinginnya mengundang pilu, berusah mencari kehangatan. begitu pula dirimu, datang sekiranya membuatku bahagia walau di awal, namun akhirnya memilih pergi setelah membunuh setiap harapan baru yang tumbuh dengan tega.

- ada beberapa hal yang terjadi, namun datangnya tak dapat dihentikan, dan kepergiannya tak dapat dipaksakan, layaknya hujan ketika mentari tengah bersinar, membuat sebagian orang mendengus kesal, banyak hal rencana yang gagal. seperti halnya dirimu, ketika dirimu datang ketika ku tengah sedemikian rupa menata hati. kau datang mengambil setitik kecil potonganmu yang tertinggal, kemudian justru potongan kecil itu yang menghancurkan hati yang telah tertata rapi. hancur. kembali. lalu kau beranjak pergi, layaknya hujan badai yang reda, seolah tak terjadi apaapa.

- setelahnya, setelah sisasisa hujan pada dedaunan mengering, dan musim hujan telah berlalu, masih sesekali duakali ia datang, mebawa harapan sekilas, kemudian pergi seolah tak ingin kembali. sejenak menentramkan,  meluruhkan kotoran di udara, namun tetesannyamengandung racun yang tak baik. seperti ketikamu datang tibatiba, seolaholah baikbaik saja, ternyata memang tidak ada apaapa, bukan benarbenar tidak ada, hanya saja, bukan untukku, tapi untuk dia yang lain.

- selalu ada akhir dari jutaan tetesan air yang jatuh ke bumi, dan semoga, hal itu juga berlaku pada diriku. entah kapan tangis akan reda, namun kau tetap saja berlalu, semoga kau tak lagi datang membawa harapan. maafkan keegoisanku memilih menangisi kepergianmu.

prdks.
ps: jika dirimu tau rasanya hujan yang turun ketika mentari tengah bersinar, harusnya kau tau, bagaimana rasanya tangis yang muncul ketika senyum tengah memekar. maafkan keegoisanku.
GEIGA VIA TANARO Oct 2017
Kemana semalam kalau siangmu penuh peluh?
Peraduan mana yang kau singgah kala menunggu Tuhan membalas?
Sang racun dunia
Sang peracau jiwa
Sang penggoyah iman mereka bilang
Kendara motor dini hari
Pergi dengan siapa ia mau
Karena akan terlalu bodoh memikirkan rangkanya
Diamlah kalau kau belum tahu rumahnya
Diamlah kalau tak tahu mana zakar mana akar
Urusanmu selalu tak kalah sepele dari pada urusan Si Jalang
ga Dec 2017
Tenang namun menghanyutkan
Nyaman dengan gelap namun menerangi
Dia yang senyap menyaksikan badai
Seperti malam-malam yang dicintainya

Mengumbar senyum namun terluka
Gersang tandus namun menjamu tamu
Dia yang kering namun melepaskan dahaga
Seperti khianat yang ditanggungnya

Lelah raga namun selalu terjaga
Menahan perih namun membalut luka
Dia yang tersengat namun menawar racun
Seperti kecewa yang ditintakannya

— The End —