Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Iqbal Ramadhan Jun 2020
Pemerintah Indonesia secara terang-terangan melakukan pemerasan dan perampasan terhadap sumber kekayaaan di tanah Papua. Masyarakat Papua kerap dihalangi dalam menentukan taraf hidupnya, mereka dibenturkan dengan kebijakan yang justru bertentangan dengan kebiasaan hidup masyarakat Papua. Bentuk menghalan-halangi masyarakat Papua untuk bertanggung jawab dan menentukan kehidupannya sendiri merupakan sebuah bentuk penindasan yang ditutupi dengan iming-iming kesejahteraan palsu.

Hal ini hendak menggambarkan campur tangan pemerintah Indonesia dalam mencampuri fitrah ontologi penentuan nasib masyarakat Papua. Hingga kini pemerintah Indonesia melakukan tindakan yang semakin memperlihatkan penindasan terhadap masyarakat Papua. Mereka dituduh makar, ditakuti-takuti, diteror bahkan hingga dibunuh!

Pemerintah Indonesia layak menyandang julukan "si kejam" atas tindakannya selama ini kepada masyarakat Papua. Pemerintah Indonesia yang dengan kekuasaannya melahirkan orang - orang yg terhempas dari kehidupannya sendiri.

Bagaimana bisa masyarakat Papua memulai kehidupan yang bebas, sedangkan mereka adalah hasil dari kekejaman itu sendiri?

Bagaimana mungkin mereka mendukung suatu tindakan yang membawa mereka kepada kehidupan yang terindas?
Merinda Jan 2019
Hey buddy
Engkau yang tak pernah mungkin kembali
Kau yang membuatku terjebak dalam sebuah ironi
Kita dihadapkan dengan sebuah hukum pasti
Semua yang terlahir pasti akan mati
Pada masanya
10 tahun penuh makna
Bersamamu ku dapat melihat indahnya dunia
Ya, indahnya dunia
Walaupun sekarang engkau sudah di alam baka
Dan sosokmu hanya tergambar dalam sebuah berkas kamera
Kehadiranmu kala itu bak seberkas cahaya
Yang membuatku tetap ingin bertahan di tengah ketidakadilan dan penindasan yg bermakna
Di saat aku tidak bisa lagi melihat sisi baik 'manusia'
Ketika aku pulang dari kandang ilmu dengan penuh tangisan
Seakan engkau menanyakan 'apa yg sedang terjadi?'
Ketika aku hanya ingin berhenti
Berhenti dari segalanya
Bahkan untuk sekedar bersinggungan dengan udara
Engkau seakan tak rela
Aku tak pernah ingin mengulang waktu
Walaupun itu bersamamu
Waktu yang begitu berat bagi hidupku
Waktu yang membuat semua yg kucita-citakan seakan tabu
Waktu yang telah membentukku sebagai sosok pemalu
Malu dalam segala hal
Bahkan terlalu malu hanya untuk sekedar mengatakan 'aku'
Aku hanya ingin menambah waktuku bersamamu
Agar aku bisa membagi kisahku denganmu
Aku yang sudah bisa pergi jauh
Yang sudah banyak mengenal Medan baru
Yang sedikit banyak telah mendapat penerimaan waktu
Dulu, saat aku jatuh
Engkau selalu ada didekatku
Dengan untaian kata motivasi dan semangat alamu
Tapi, di usia rentamu
Aku terlalu peduli dengan sibukku
Hingga ku lupa hanya sekedar menyapa keadaanmu
Entah apa yg ada dipikirku
Sungguh egois memang
Tapi, apa mau dikata
Semua telah tertulis rapi dicatatan-Nya
Aku hanya bisa menjalankan
Dengan tetap menjagamu dalam lamunan

— The End —