Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
el Aug 2014
ada kalanya dimana aku akan duduk tersungkur di pojok ruangan
memandangi selembar foto dirimu
tersenyum bahagia disebelahnya
kau sangat cocok bersamanya
bahkan, tangan yang dulu rasanya pas disela-sela tanganku itu
terlihat lebih cocok bersamanya dibandingkan denganku

sudah beberapa kali aku mencoba untuk merelakanmu tanpa pernah memilikimu
ikatan batinku terlalu kuat
tidak bisa begitu saja aku melepasnya
4 tahun bukanlah waktu yang sebentar, bukan?

aku sudah tidak menunggumu pulang lagi
karena aku tahu
kau tidak akan pernah pulang lagi kepadaku
dan aku harus belajar melepasmu
Aridea P Oct 2011
Rabu, 2 Mei 2007


Betapa ku rindu lirik indahmu
Sampai kapan ku harus menunggumu?
Setiap hari ku rindu jeritan indahmu
Betapa lelah hati ini menantimu
Pulanglah kau di pelukku
Kau dan aku saling merindu
Jangan kau pergi dariku
Dari suatu rindu yang ku tunggu-tunggu
Jovanka Marsha S Jun 2018
Ingin rasanya melayang jauh ke masa lampau
Takkan ku biarkan sosoknya hadir
Jauh ke masa lampau...
Takkan ku biarkan kebahagiaan tersingkir

Saat awan lahir ke peraduan
Kenangannya memanggil manja
Dengan menerobos dinding kenyataan
Nyatanya ia telah hilang tak membekas apa-apa

Perasaan semakin tinggi menjulang
Kamu - Senja - Aku akan selamanya satu

Kau benar telah memilih pergi
Aku benar telah memutuskan menunggumu kembali.
- Jovanka Marsha S
Awan | 11 Des 17 | 13.22
Atta Aug 2017
Aku melihatmu jatuh ratusan kali
Melihatmu bangkit ribuan kali
untuk wanita yang menikmati kegelisahanmu

Tetap saja kau mengejar apa yang tidak menunggumu
Buy a map, then honey. You're ****** up.
Terdengar suara darimu yang tidak ingin aku bahas lagi di cerita ini
Media komunikasi yang kubenci
Kenapa harus kamu yang aku hubungi
Kenapa harus kamu yang menjadi pelabuhanku
Kenapa kamu yang harus aku jadikan perhentian
Walaupun sementara, bukankah ini terlalu jelas
Aku memberi yang lain alasan untuk kembali padamu
Walau tidak akan menunggumu lagi
Kabar hatimu tidak akan kupertanyakan lagi kali ini
Dan kamu memberikan kata sandi
Entah untuk masuk ke perasaanmu
Atau sekedar tahu keberadaan hatimu
Aku juga sudah tidak mau tahu
Kamu meminta seseorang untuk sungguh
Bukan sekedar singgah
Tapi tanpa kamu sadari
Yang kamu lakukan selama inikan hanya singgah
Aku bukan seseorang itu
Aku tahu dengan jelas
Karena kamu pun tidak pernah jadi sebuah jawaban
Bahasa Indonesia
Atta Apr 2020
ini sudah malam
matahari sudah tidak nampak
jalanan sudah sepi
burung pun kembali ke sarangnya

ini sudah larut
aku sudah berada di kasurku
kamu pun juga di kasurmu
diantara kita, masih sama-sama diam

aku sudah lelah
setelah menunggumu semalaman
sampai hatiku merintih menyesal
tapi tak ada lagi sapaan darimu malam ini

aku terlelap
setelah semalaman menangis
menyesal, kenapa aku tidak memaafkanmu
menyesal, kenapa aku tidak memintamu kembali

kalau bulan bisa memberi tahu
harusnya aku yang memulai
-
namun malam ini aku diam
kamu pun, diam
dari aku yang waktu itu diam saja. yang hanya bisa mengharapkanmu memulai lagi.
aku memang beda
tidak seperti laki-laki yang sebelumnya kau temui
aku...
tidak pernah yang namanya setengah

hidupku
tidak pernah yang namanya setengah
aku puas telah mencoba segala hal dengan tidak setengah setengah
aku di ajari untuk menyelam
bukan mengapung

disaat ini
aku membebaskan mu dengan sebebas bebasnya manusia
aku membebaskan mu untuk memilih
disaat aku sakit hati kau tau?
itu sakit yang bukan setengah-setengah
aku pernah di posisi yang serupa seperti ini
mungkin sekarang aku bisa lebih menerima hal tersebut,
pendewasaan mungkin?
setidaknya kau tau, bagai mana perasaan laki-laki yang tidak setengah-setengah ini pecah bagai beling, dan ku injak beling tersebut sampai aku merasakan hal seperti ini lagi, bagai bunga lily aku kembali mekar....
disaat kau kembali...
setidaknya kamu tahu, aku memaafkanmu tidak setengah dan tidak akan membiarkan mu sakit kembali, akibat berkelana terlalu jauh...

kamu rapuh...
tuhan masih baik menunjukan sesuatu itu padaku
bukan kepadamu...
mungkin kalo tuhan melihatkan padamu...
hal yang kurasakan, akan kau rasakan juga...
aku belajar untuk tidak ikut campur lagi soal hubungan barumu
mungkin nanti...
kamu akan sadar
dan tergampar akan realita yang besar
memar... bagai terkena tinju
biru... bagai lebam terpukul amarah batin
aku disini, berlatih menjadi laki-laki
untuk bisa menerima kekuranganmu, mungkin nanti tatapan ku masih seperti pertama kita bertemu, harapan yang dulu kita bual-bualkan akan ku realisasikan, hati-hati dijalan, aku menunggu di rumah...
menunggumu pulang dengan sejuta cerita yang telah kau lewati...

— The End —