Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Noandy Apr 2016
Gelapku membisiki
Ada iblis
Dalam dirimu
Dan ia tidak bisa mati

Kau diikuti
Dari pekatnya malam
Di sela-sela lampu jalan
Kau lalu dirasuki

Kenapa iblis, bukan setan,
Tanyamu
Gelapku membisiki,
Karena ia kini kaujadikan raja

Kau tak yakin pada gelapku
Pada yang akan kau lakukan:
Akan mati, atau terus hidup
Kau tak merasa disusupi

Ada iblis dalam dirimu
Dan ia kekal rupanya
Sekarang yang mencintaiku
Kau atau iblismu?

Siapa nama Sang Iblis?
Tanyamu pada sayup gelap
Gelapku membisiki:
Namanya Harap, ia mengindahkan borok
Alia Ruray Nov 2014
Hidup dengan segala problematikanya
sejenak senang sejenak tenang
sejenak buram sejenak suram

Matahari bawaku cahaya
Tapi aku kepanasan
Hijab bawaku perlindungan
Tapi aku tertutup
Pohon bawaku udara
Tapi aku tumbangkan untuk wi-fi
Ini baik tapi ini buruk.

Lalu hadir kerutan ditengah keningku
Melengkapi lipatan hitam mata ini
Hasil semua akar-akar pikiran
Bola matapun sekarang berfilter

Kuingat mawar pemberiannya
Gambar persembahan mereka
Seluruh tumpahan merah muda itu
Tapi tetap saja kabut dari belakang datang
Ia bersembunyi hanya tuk muncul kembali
-
-
-
Mengapa begini?
Terlalu banyak tapi
Mengindahkan kebingungan
Terbawa kelelahan
Alia Ruray Nov 2014
Suatu saat kulihat ronanya
Atau barangkali komposisinya
Dan jikala hati terpaut,
tak ragu kurupainya.
Kurupai serupa-rupa
Karena perupa adalah aku.
Warnai kanvas kosong biar tak nelangsa
Karena perupa adalah aku.

Kelak di lain saat kulihat ronanya
Atau barangkali komposisinya
Dan jikala hati terpaut,
tak ragu kurupainya.
Kurupai serupa-rupa; merupai hal baru
Lantas kubuang rupa lampau
Kulupakan tanpa mengindahkan
Kulupakan selupa-lupa
Karena pelupa adalah aku.
Menghapus kanvas berhuni biar nelangsa
Karena pelupa adalah aku

— The End —