Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
T'lah kumiliki nurani bopok dan renta
Warisan ibu ayah
Membungkus kasih, dengki, segan,
damai, resah, amarah
Begitu bancuh dan arau

Sang aku berbagi pada kekasihnya
Sosok gagah terpercaya
Aku dan gagah melanglang
Beriringan menggandeng nurani
Nurani amat bahagia
Demikian puas ceria

Hingga sosok gagah itu mulai muak
Jemu, bosan katanya
Menghempas jemari aku
Dan mencampakkan nurani serupa buangan
Cakapnya aku bersalah
Tak jago mengenyangkan

Tak tega setilik pun menengok nurani
Menepis muka, aku bertanya
"Apa nurani tak apa-apa?"
Dengan terisak, nurani menyinyir menjawab
"Terlihat nestapa dan pilu dari matamu
Aku tak seberapa
Pikirkan saja dirimu"
Terinspirasi dari C.S Lewis: "To love at all is to be vulnerable"
Vickiazaira Jul 3
Di setiap ucapannya, ada lembut yang terpancar,  
Membuat hati bergetar, rasa senang tak tertakar.  
Ia merengkuh jiwa, menjadikanku dekat,  
Empat huruf itu, manisnya tak terlewat.

Bukan sekadar suara,  
Ada kehangatan dalam panggilan itu.  
Empat huruf yang jarang terucap,  
Namun kini menjadi istimewa.

Setiap kali ia berkata, dunia menjadi indah,  
Empat huruf itu membungkus rahasia.  
Adakah makna tersembunyi di balik suaranya?  
Adakah alasan mengapa aku terpilih untuknya?

Panggilan itu,  
Hanya untukku, terasa begitu akrab.  
Empat huruf yang manis,  
Mengisi hari dengan rasa tak terucap.
guess what those four letters are?

— The End —