Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Alia Ruray Nov 2014
Hidup dengan segala problematikanya
sejenak senang sejenak tenang
sejenak buram sejenak suram

Matahari bawaku cahaya
Tapi aku kepanasan
Hijab bawaku perlindungan
Tapi aku tertutup
Pohon bawaku udara
Tapi aku tumbangkan untuk wi-fi
Ini baik tapi ini buruk.

Lalu hadir kerutan ditengah keningku
Melengkapi lipatan hitam mata ini
Hasil semua akar-akar pikiran
Bola matapun sekarang berfilter

Kuingat mawar pemberiannya
Gambar persembahan mereka
Seluruh tumpahan merah muda itu
Tapi tetap saja kabut dari belakang datang
Ia bersembunyi hanya tuk muncul kembali
-
-
-
Mengapa begini?
Terlalu banyak tapi
Mengindahkan kebingungan
Terbawa kelelahan
Ada hal yang terlalu indah.
Tak bisa di jamah,
Pembicaraan dengan mu yang mengusik kalbu ,
Menambah candu pada irama suaramu.

Singkat , penuh arti.

Kau yang terlalu pemalu,
Aku yang begitu terpaku.
Ingin bercakap hingga lupa waktu.
Namun gengsi masih terbelenggu.


Diam-diam menatap ,
Diam-diam bergejolak,
Matapun saling menatap,
Garis senyum mulai terkuak.


Kita sama-sama saling
Saling tahu,
Saling ingin,
Dan tak saling mengungkapkan,.


Sore yang mnjadi saksi mata,
Pada pembicaraan di meja kedua,
akan sekeping hati yang kian pasrah,
Rasa Ketidakpastian yang ditelan mentah,
Menjadi tema pembicaraan yang kian membetah.


Sejatinya, harapan kian menggersang,
Mengikis hati tanpa bak diiris pedang,
Dan semakin rasa ini mendalam,
Semakin menumbuh renjana dalam diam.


-Tan

— The End —