Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
coffee jelly Apr 2021
Kebebasan.
Semua orang mencarinya.
Tapi, apa kebebasan yang kita inginkan benar-benar ada?
Sesuatu yang ingin kita lakukan tentu memiliki batasnya, kan?
Tidak semua hal yang ingin kita lakukan bisa terjadi.
Jadi, apa definisi kebebasan itu?
Kenapa semua orang mencarinya?

Ini mengingatkanku kepada seorang kenalan, yang sangat bebas. Aku sangat kagum padanya. Dia selalu melakukan apapun yang dia inginkan, dia orang yang sangat ceria dan tidak takut dengan apapun dan siapapun. Saat ini, dia sedang mencari kebebasannya. Dia juga orang yang mengajariku agar hidup tanpa penyelesaian.

Untuk melihat "dia" mencapai kebebasan tersebut, tentu aku harus tetap hidup dan mencari kebebasanku sendiri, kan?
Dia alasanku tersenyum setiap hari
Sarah Nov 2013
mau sampai kapan kau begini?
terpenjara dalam sangkar
tersedu, merintih, menangis dalam hati

mau sampai kapan kau begini?
terkubur dalam tanah
sesak, megap, gerah, tapi tak berani berteriak

mau sampai kapan kau begini?
bertopeng ayu nan rupawan
padahal semuanya hanya polesan belaka

mau sampai kapan kau begini?
mulut ditutup kain, mata dibutakan langit
mana dirimu yang katanya menjunjung kebebasan?

mau sampai kapan?
hidup ini takkan sampai seribu tahun
Raihah Mior Dec 2017
Dalam retrospeksi
minda naif kecilku pernah berimaginasi
memikirkan dunia luar sana yang bagaikan fantasi
hati merontakan suatu kebebasan yang diimpi
namun kini ku sedari, itu semua hanyalah persepsi
seorang gadis kecil yang dahulunya bercita-cita tinggi
masa sudah tiba untuk kembali ke realiti.

Selamat datang ke Kota Korupsi
di mana manusia-manusia bertopengkan syaitan
kehausan kuasa, kerakusan harta duniawi
dipuja, dipuji dan disanjung tinggi
pil penawar pula makanan ruji untuk depresi
tiada lagi tempat mengadu, tempat meluahkan hati
hanya tinggal kata-kata yang kehilangan erti
terpapar di kotak skrin empat segi.

Bangsaku semakin alpa, agamaku jauh sekali
soal halal haram tidak dipertikaikan lagi
hanya topik sembang santai di kedai kopi
bicara hari nanti ditolak dahulu ke tepi.

Dunia yang dahulu semakin pudar
hanya serpihan di hujung sudut memori
masa berlalu terlalu pantas, terlepas dari jari-jemari
sekarang sudahpun tiba generasi baru menapakkan kaki
namun, lihatlah sejarah mengulangi dirinya sekali lagi
selagi nafas belum terhenti
selagi kita belum pergi.
My first actual sajak written for my Penulisan Kreatif class. Not my best work, but I'm genuinely quite proud of it. We had to recite it in class and I actually did it, with hand movements, ****** expressions, intonation, all that jazz (it was even accompanied by a Tron soundtrack hahahah). Basically the poem's just a little commentary on what globalization has brought to the people of my side of town. But I guess it applies to everyone too. The world keeps changing and evolving anyway. What are we to do. *shrugs*
ga Sep 2017
Aku pernah menjadi angin
Menyusuri tingkap-tingkap rumahmu
Membawa sejuknya pagi ke kamarmu
Semilir menyentuh kulitmu, membangunkanmu

Aku pernah menjadi awan
Melayang-layang mengikutimu
Menahan risau sampai menghitam
Mendung kala itu

Aku pernah menjadi lagu
Kala kau menatap melalui kaca jendela
Beradu dengan deru hujan
Sayup menemani lamunanmu

Aku pernah menjadi nada
Suara yang kau beri warna
Yang terus kau latih
Selalu kau nyanyikan

Aku pernah menjadi naskah
Cerita indah di balik luka
Dan kau adalah ratunya
Drama yang kau pentaskan

Aku pernah menjadi malam
Dingin namun memberimu kebebasan
Mengakhiri harimu yang lelah
Menemanimu terlelap
Aku pernah menjadi cakrawala
Indah di ujung garis mata
So Dreamy Aug 2019
Setetes, dua tetes, tiga tetes, empat tetes
Air hujan akhirnya kembali pulang ke kampung halamannya
Ke tanah kering,
Berisi hamparan debu dan keluhan para penghuni kota yang melebur jadi satu
Melagu, menyelimuti atmosfer kota yang dihinggapi kebosanan dan ketergesaan
Kemajemukan dan kesamaan-kesamaan
Kebebasan dan keterbatasan
Kesempatan dan hambatan-hambatan

Jalan panjang menuju rumah
Dihuni sepi, tetesan hujan di jendela bus, dan pikiran-pikiran tak lumrah
Trotoar basah dan langit gelap
Berhenti di satu halte,
Seorang laki-laki berkemeja kotak-kotak datang menghampiri

Tanyanya,
“Hai, di sini kosong?”

Perempuan itu diam, mengangguk.
“Kosong.”

Laki-laki itu duduk di sebelahnya, memangku tas ransel hitam, dan bertanya lagi,
“Tahu kenapa langit tiba-tiba menangis?”

Perempuan itu menggeleng.
“Kenapa?”

Laki-laki itu bicara lagi, mendekatkan kepalanya,
“Karena langit sedang mencari rumahnya yang lama hilang.”

Tepat saat itu,
Si perempuan tersadar,
Terlalu lama ia tenggelam,
Dalam percakapan yang hanya hidup di ruang imajinasinya.
B'Artanto Aug 2022
Jika Tuhan tidak pernah sampai
Lalu aku ada dimana?
Ditumpukan sisa rautan pensil, katamu
Habis, kandas menyisakan kehitaman diujung-ujung tajamnya

Jika Tuhan tidak pernah mengirim pesan
Lalu aku bercerita dimana?
Pada kerumunan isi kota yang melenakan
Padat, riuh semua ingin berbicara

Tuhanku mendengar, Tuhanmu juga
Kemudian bagaimana dengan kebebasan?
Ia ada, tanpa diminta.

B_A
24 Agustus 2022
lhm Oct 2020
Ikatan ini tak bisa mengontrol segalanya,
Ikatan ini tak harus tau setiap detiknya "aku sedang apa",
Ikatan ini tak mesti cemburu dengan teman lelakiku,
Ikatan ini tak berhak mengatur pakaian yang kan ku gunakan,
Ikatan ini sebaiknya berikan aku kebebasan, karena bisa saja ku gunting ikatan ini dan akan benar-benar bebas.

-lhm
-M- Sep 2019
hutan digunduli
rakyat di provokasi
mahasiswa turun aksi
kembali ke zaman reformasi

kebebasan diperketat
yang keblabasan malah dipercepat
ini bukan tontonan pelepas penat
tapi menyadarkan para pengkhianat

negara ini milik bersama
tapi penguasa yang seenaknya
jika tidak ada kita-kita
kau bisa apa

kekuasaan bukan tolak ukur
sampai urusan selangkangan saja diatur
kalian itu cocoknya hanya tidur
sekalinya kerja malah ngelantur

kasihan ibu pertiwi
diperkosa anak sendiri
cakapnya saja mengabdi
tapi sikapnya bak pencuri

Indonesia

berduka

atau

bercanda

— The End —