Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Penunggang badai Feb 2021
Kuingat, waktu itu aku membawamu ke sebuah kedai. Sebuah tempat yang hari lalu pernah kujanjikan padamu. Dengan motor tua peninggalan ayahku, aku merasa bangga. Dengan kau di jok belakang, malu-malu mendekap badanku erat, kita melaju tanpa banyak bicara melintasi jalanan kota.

Sesampainya kita, aku menoleh kesana-kemari mencari tempat yang pas. Tempat yang khidmat untuk kita menunaikan ibadah temu, setelah lama menjalankan puasa rindu.

Masih seperti biasanya, tanpa memandang situasi bagaimanapun, kita tetap saja seperti biasa: tidak banyak mengobrol. Hanya tersenyum, basa-basi (aku dengan pernyataan pamungkas bahwa "rambutmu cantik hari ini", dan "jangan memujiku terus" adalah andalanmu ketika malu) , tersenyum lagi dan salah tingkah sejadinya. Begitu kikuk kita di waktu itu.

Kita begitu seadanya. Saling berhadapan, saling menggenggam tangan meski canggung. Kutengok dari balik jendela, hujan perlahan jatuh membasahi seisi bumi. Tentu kedai tempat kita juga. Kulihat ramai manusia mulai bergegas dan menepi menghindari tumpah ruah sang hujan.

Rinainya mulai melantun tak beraturan di jalanan, di atap kedai, di jok motorku dan di hati kita berdua. Sambil memandang keluar, aku yakin kau merefleksikan hal yang sama dengan apa yang ada dipikiranku. Bahwa keping ingatan masa lalu mulai berpendar, berputar dalam kepala. Yang mungkin selalu berusaha kita lupa.

Satu hal yang benar, bahwa hujan dengan begitu saja telah menjadi bagian dari identitas kita berdua. Kutipan bahwa hujan turun selalu membawa kenangan, bagiku sesekali benar. Dan diantara kau dan aku, memiliki kisah yang dianggap kelam.

Kita adalah dua manusia yang hatinya pernah patah dan kecewa, lalu dipertemukan dengan cara yang begitu acak oleh semesta. Atau, entahlah. Aku hanya yakin begitu. Mungkin buku-buku Fiersa Besari banyak mempengaruhi caraku berpikir soal ini.

Ditemani lagu-lagu dari Dialog Dini Hari, dan dinginnya suasana kedai sebab hujan yang menggerayangi, semakin menambah kesan romansa terlebih kopi pesanan kita datang menghampiri.

Masih ditengah hujan yang mulai menjinak, aku mengingatkanmu soal buku bacaan yang telah kita sepakati sebelumnya saat masih hendak merencanakan via telepon. Ya, benar, tujuan utamaku adalah mengajakmu menikmati buku bersama. Untukku, Ini kali pertama. Semoga saja engkau suka.

Dan hujan, adalah diluar dari rencana. Aku tersadar, bahwa ia membantuku banyak kali ini. Untuk memeluk hatimu kian erat, untuk menghempas keluh-kesahmu jauh tak terlihat.

Kita mulai mengeluarkan bacaan. Dari ranselku, dari tas jinjingmu.

Aku dengan Tan Malaka, kau dengan Boy Candra. Begitu kontras, namun kutau bahwa ada bahagia dengan harta yang masing-masing kita miliki itu. Yang bahwa kita membacanya karena terpana dengan mantra disetiap kata-katanya—atau juga karena pemikiran kritis yang disulap menjadi sebuah goresan pena pada setumpuk kertas oleh sang aditokoh. Kagum dengan warisannya—dalam tulisan, mereka benar-benar kekal selamanya—dalam ingatan.

Kita tenggelam jauh kedalamnya, jauh kedalam setiap paragrafnya. Mata kita beradu sesekali saat fokus tergoyah, saling melempar senyum karenanya. Lalu pada satu waktu, kita mulai menutup buku, mengartikan temu, menyempurnakan rasa hingga waktu tenggelam berlalu.

Berlalu... Benar, semuanya berlalu sejalan dengan gerak sang waktu. Tak terkecuali kita didalamnya.

Aku menyayangimu, sebagaimana keberlakuanku pada buku. Aku merindumu, sebagaimana bumi merindukan hujan. Dan episode-nya bagiku selalu saja menyajikan wangi yang sama, sebagaimana wangi petrichor yang tersisa, dari rinai yang pergi meninggalkan bentala.

Kita menjadi "pernah", lalu lestari selamanya.
Candra Creviston Feb 2020
You're one I can never forget a sin,
I commit over and over again.
Like a sweet addiction on my breathe,
A craving I can't resist.

You're one regret I love to taste,
your substance abuse.
Drunkenness and naked in your glory,
Oh God give me one last drink.

You're a mistake a type of adultery,
That brings me pleasure.
I would choose you as my drug,
****** injected in my veins.

I keep wanting more even after I swallowed the bitterness.
The taste of methadone as it dissolves on your tongue.
The best mistake I made is your regret a taste I can never forget.
Candy81 © 3 days ago, Candra Creviston    pain • rhyme • love • sad • death  
Read more →
Like (3)
You said - Thanks What did you think?
3  
  Bury me alive

It's cold down here, no one
can hear me.
I know you are there, I smell
your foulness.

Is there a reason, you're here,
why are you just standing there?
It's wet and moist down here,
where am I, where have you taken me?

I'm "alive, please" "sweetheart, don't" bury me.
It's wet down here I can't breathe, help me!
I need "water, there's" a pungent taste and its hard swallow.

"No, "sweetheart" I didn't
do anything, that's not me laughing.
You can trust me just let me out,
so I can kiss you again.
It should be you down here,
you pathetic cry baby.

Bury me alive, I still will not die
I will haunt you awake or dreaming.
Dig my grave 6 feet deep and
I still will claw my way out of here.
They will find us in my grave with a suicide note you wrote.



Candy81
Candra Creviston    death • pain • love • sad • nature
Candy81
Song prompt
https://youtu.be/ExTWRaJlWEs
Candra Creviston Jan 2020
You're one I can never forget a sin I commit over and over again.
Like a sweet addiction on my breathe,
A craving I can't resist.

You're one regret I love to taste,
your substance abuse.
Drunkenness and naked in your glory,
Oh God give me one last drink.

Your a mistake a type of adultery,
That brings me pleasure.
I would choose you as my drug,
****** injected in my veins.

I keep wanting more even after I swallowed the bitterness.
The taste of methadone as it dissolves on your tongue.
The best mistake I made is your regret a taste I can never forget.
Candy81 © 3 minutes ago, Candra Creviston    pain • rhyme • love • sad • death
Candy81

Poem can be found at link below

https://allpoetry.com/poem/14948012--i-class-fa-fa-thumb-tack-title-Pinned-to-profile---i--nbsp--Subs-by-candy81-babyblue

— The End —