Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Aridea P Oct 2011
Jakarta, 10 Mei 2008

Lirik lagu tentang cinta itu
Buatku seakan dia ciptakan untukku
Padahal dia ciptakan untuk yang lain

Tapi kenapa harus dia
Yang indah buatku luluh
Angin bawakan sejuk untukku
Karenanya suara lirik itu terdengar

Aku pun menangis
Begitu indahnya sampai ku bermimpi
Tak henti mimpi sampai saat ini
Yang tak ingin ku akhiri

Percuma, dia takkan tahu aku di sini
Meski ku kuras s’luruh air mata
Ku ucapkan seluruh kata cinta
Hingga tak tersisa lagi

Berulang kali angin bawakan lagu itu
Sekali lagi untukku, dari dia yang indah
Selamanya sungguh ku cinta
Karna sampai kini tak pernah ku lupa
Aridea P Oct 2011
Sifat jahat kembali lagi
Hancur hidup ku saat ini
Karena ucapan kali ini
Dan aku pun menangis

Gerah rasanya hidup ini
Aku di sini hanya lirih
Apa yang bisa aku akhiri
Bila semua takkan terakhiri

Akankah ku pergi lagi?
Diam tanpa harus bicara lagi?
Menangis di malam  lagi?
Dan mendengar lagunya kembali?

Aku kangen Arlonsy lagi
Aku ingat Arlonsy lagi
Aku menangisi Arlonsy lagi
Dan aku mimpi Arlonsy lagi

Aku dengar suara dia
Aku dengar melodi dia
Aku dengar detak jantung dia
Dan aku dengar segala tentang dia

Aku menangisi dia lagi
Aku rindu dia lagi
Aku kenang dia lagi
Dan aku ingin dia kembali
Ankit Dubey May 2019
jindagi na jane kis mod pe khadi hai,
na rasta dikh raha hai,
na manjil hi dikh rahi hai,
dikhta nahi najara ,
na hi koi aas dikh rahi hai,
hai jindagi tumhari,
ise apna tum bana lo,
jindagi na jane kis mod pe khadi hai......
na tum dikh rahi **,
na tumhara aksh dikh raha hai,
besudh hua ja raha hu,
yaad aa rahi hai,
chirag dil ka jala bhi loo to,
ankhen hai nam itni,
k roshni bhi bujh rahi hai,
jindagi na jane kis mod pe khadi hai.....
na sath chootta hai,
na sabra tootata hai,
na aate ** tum kareeb hi,
na doori hi kargar hai,
na yaad teri jaati,
na bandish hi choot pati,
ab aur na rulao,
k aanso b ro rahe hai,
jindagi na jane kis mod pe khadi hai....
tera yakeen bhi hai,
fir b hai dard footta ,
tu hi to rahnuma hai,
tujhme hi alam-ae-tasavvur,
na ji sakunga tum bin,
hai kar diya muqarrar,
mere kareeb aao,
dard badhta hi ja raha hai
jindagi na jane kis mod pe khadi hai.....
ab mujhme fanaa ** jao,
mera vajood tera ,
tera har wakayah hai mera,
tu hi to ishk-ae-rangat,
hai khuda ki tu inayat,
jo likhi hai usne aayat,
tujhme hai rooh meri ,
meri har aarjoo hai tu hi,
bas karo hajoor mere,
meri saanso ko rok lo tum,
sath chootta hi ja raha hai,
jindagi na jane kis mod pe khadi hai.....
ab rah gayi na himmat,
k ji sakun tere bina,
aao kareeb aao mujhko tum bacha lo,
mai ** gaya hu farkat,
kisi aur ki wajh se,
na husn ki hai chahat,
na ****-o-sangmarmar se dillagi hai,
tujhme hai rab mera,
bas tujhko hi chahta hu ,
tujhko hi mangta hu,
rooh se rooh tum mila do,
kuj aur na mangunga,
meri jindagi me aao,,
rag rag me sama jao,
tere bin nahi hai jina,
maut kareeb aa rahi hai,
jindagi na jane kis mod pe khadi hai.....
hai akhiri ibadat,
deedar-ae- rahnuma mai kar loo,
vo usko ek pal k liye chod de,
mai sirf apna bana k bahon me unko bhar loo,
jindagi hui khush,
bas god me aankhen band ** jaye,
saanse bhi ruk jaye,
har pal k liye tere kareeb aa jaun,
bas tujhse lipat jaun,
har pal k liye so jaun,
jindagi na jane kis mod pe khadi hai....
koi shikwa nahi rahega ,
tera kisi ka hona,
kisi aur ki fitrat,
kisi aur ki amanat,
ab himmat nahi hai mujhme,
k tumhe kisi aur ki banau,
chala jaunga mai ek din,
bas shant jindagi me,
ek nayi hi hogi duniya,
bas tum aur mai honge,
na koi aur hi rahega,
na koi hak kisi ka hoga,
bas mujhme bhi tu hoga,
aur tujhme bhi mai rahunga.......
Ankit Dubey May 2019
Kyun sham thaharti nahi tab tak,
K tu aa na jaye kareeb jab tak,
Kyu raat dhalti nahi tab tak,
K tu meri ** na jaye jab tak,
Ab to bina wajah hi kai baar dil dhadakta hai,
Lekin kyun saanse meri rukti nahi tab tak,
K tujhe khud me mahsoos na kar loo jab tak.....
k banjar hua ja raha  hu mai bina tere,
ku akhiri ehsaas tootne se ruk jata nahi tab tak,
k akhiri armaan poora mera hi na jaye jab tak,
kyu jindagi me tofaan koi aata rahta hai,
kyu baki nahi rah jaati jan mujh me tab tak,
k tu har pal mujhme na simat jaye jab tak......
bojhil mera dil ku thak jata hai,
rota hai,
ghabrata hai,
aansoo bahata hai,
kyu jindagi thokar mujhe marti nahi tab tak,
k koi mera mujhko samet le aoni bahon me jab tak,
bekhabar bejubaan dil mera ku dard bayan karta nahi  tab tak,
k koi aayat khuda ki tujhse roobaru hoti nahi jab tak.......
kyu gair koi mujhe dard de jata hai,
kyun mere liye khuda sab bhool jata hai,
kyu har kisi k rooth jane par tu pyar mujhe karta nahi tab tak,
k aankhen band ** jaye meri par ehsaaas tera mujhme rah jaye jab tak,
k saanse agar na bhi chale,
par jikr tera chala rah jaye jab tak........
Zaina khalid Jun 2019
Kabhe toh voh din bhe aiga
Jab sab kuch guzar jaiga
Jab hum na akhae khole ge
Na toh kuch bolege
Voh din jald he aiga

Us din ka intezaar kabse hai
Zindagi mai kuch naya paane ka intezaar kabse hai

Voh din jab aiga
Har koi saath ** jaiga
Roh kar shayad ek he baath bataiga
Ke voh mere kitne paas the
Ke voh mere kitne khaas the
Shayad sabke  akho mai aasu honge
Shayad sabke yaado me mai
Shayad koi roh raha hoga
Zindagi mai kuch kho raha hoga

Har ek jo merai paas the
Aaj voh ek ahsaas hai
Jo bhe merai khaas the
Voh dil mai merai paas hai

Jab tum roh rahe hoge
Dukh mai kho rahe hoge
Toh tumko dekh kar mai muskuraoge
Dil mai chupe gam ko chupaoge
Aur ek he baath kah kar jaoge

YEH WAQT BHE JALD HE GUZAR JAIGA
This is my first poem
Aridea P Oct 2011
Dahulu ku punya cerita
Tentang aku dan juga dirinya
Ingin ku akhiri saja
Meski menyakitkan
Hati ku selamanya

Baik ku lupakan saja
Kau bahagia dengan nya
Tak usah bertemu kita berdua
Meski menyakitkan
Hati ku selamanya

Created by Aridea Purple
senjakala May 2019
Di saat aku tak mengharapkan kehadiranmu, kamu datang dengan wajah sendu, seakan mengungkapkan rindu, mengisyaratkan tak ingin melepasku.
Apa-apaan kamu ini—berulang kali jadikan aku Yang Tersisih; tak pernah malu membuat aku ragu.

Biasanya, aku yang bertanya kepada diriku sendiri;
Apakah aku, yang harus selalu memperjuangkan dirinya?
Apakah aku, yang harus selalu menjadikannya nomor satu?
Apakah aku, yang harus selalu menghujaninya dengan kasih sayang?

Apakah aku, yang harus selalu memberikannya perhatian?
Apakah aku, yang harus selalu mewujudkan impiannya?
Apakah aku, yang harus selalu memanjakannya dengan cinta?
Apakah aku, yang harus selalu jatuh dan merindu?

Apakah aku, yang harus selalu—
... dan segala pertanyaan lainnya masih kusimpan dalam hati.
Kita sudahi sampai di sini, karena sebentar lagi, tangis tak mampu berhenti.
Kita akhiri sampai di sini, sebab aku tak ingin dia lagi.

Aku bertahan, dengan senyuman.
Kubiarkan dia bepergian, tanpa tahu arah pulang.
Kubiarkan dia terjaga, tanpa tahu aku menunggunya pulang.
Kubiarkan dia berkelana, tanpa tahu aku menahan kerinduan.

Kubiarkan dia ...
... pergi.

Di saat aku sudah berhenti—menutup hati, berjuang pergi, berjanji tak akan kembali—kamu datang tanpa permisi, membuat hatiku lagi-lagi perih; pertanda aku masih di sini, setia menanti.

Jangan tertawa, aku tak sedang bercanda.

Bagaimana, jika kita ubah sudut pandang kamu menjadi aku?
Bagaimana, jika kamu berada di posisi aku?
Bagaimana, jika kamu menjadi aku, yang senantiasa menjaga rindu, menantikan kehadiranmu, tanpa tahu, di mana kamu?

Bagaimana?

Di saat kamu membutuhkanku, maka cari aku, meski kamu harus tahu, aku mungkin saja tak sedang menantikan kehadiranmu.
Di saat kamu menginginkanku, maka kejar aku, meski kamu harus tahu, aku bisa saja sudah tak lagi menginginkanmu.

Jangan mengira, aku akan selamanya setia, menunggumu berubah rasa di setiap langkah.
Jangan menduga, aku akan selalu ada, setiap kamu membutuhkan aku ada di sisimu selamanya.
Jangan membual, karena aku tak lagi kenal dirimu dalam khayal.

Saat menjadi aku, jangan lupakan kebiasaanku menanyakan kabarmu, meski kamu menjawab hanya di saat kamu membutuhkanku.
Saat menjadi aku, jangan lupakan kebiasaanku menjadi pendengar, meski kamu tak sadar, aku memperlihatkan tatapan nanar saat melihatmu liar.

Ingatlah satu hal, aku tak akan mencarimu dan berdiri di sampingmu lagi, sebab aku tahu, kamu hanya berlari menemuiku saat kamu kesepian mereka tak ada untukmu.
Ingatlah lagi, aku tak akan menjadikanmu pemilih, karena kali ini aku yang akan memilih.
Abhisek Agrawal Apr 2020
Meri ankahi amaanat, meri eklauti ibaadat,
Meri jarurat, tu hi to hai meri zindagi,
Jakhmo ka marham, mera naadaan bachpan,
Meri hasi, tu hi to hai meri amaadgi.

Meri pahli ummid, mera akhiri kadam,
Meri parchhai, tu hi to hai meri baarish,
Har sawaal ka jawaab, mera har khwaab,
Meri neend, tu hi to hai meri khwahish.

Tu hi to hai jiske liye
Main bejaan ab saanse leta hoon,
Rukhi zindagi ki jameen mein
Tere hi to waqt ke beej bota hoon.

Tu hi to hai jiske liye
Duniya mein apni baat rakhta hoon,
Begairat duniya ki baaraat mein
Khushiyo ki sougaat rakhta hoon.

En bejaar chaar deewaaro ko
Tu hi to hai jo ghar banaati hai,
Tu hi to hai mera aaj, aane waala kal
Tu hi to meri jeewan saathi hai.
~abhs
abhisek.agrawal@gmail.com
http://youtube.com/user/abhs253/
ga Sep 2018
Obrolan ceria menyambut pagi
Memaksaku menguap untuk terakhir kalinya
Suaramu bergetar lembut melalui sambungan telepon
Kau menceritakan mimpi semalam
Sambil menyanyikan sebuah lagu
Tak kau biarkan dunia melihatmu bersedih
Walau aku tahu,
Semalam tak sedikitpun kau mampu pejamkan mata

Derik jangkrik bertukar dengan kicau burung
Namun aku tak ingin apapun menukar dirimu
Kau adalah malaikat kala mimpi burukku
Kau layaknya bintang di siang hariku,
Surya pada malam-malamku

Kau nyanyikan sebuah lagu cinta
Suaramu menghangatkan sejuknya embun
Nafasmu menghidupkan diriku
Memberi warna pada duniaku
Membirukan langitku yang selalu hitam
Memerahkan hatiku yang biru

Kita akhiri percakapan hari ini
Kau menutup panggilan telepon dan melanjutkan harimu
Aku meresap sisa-sisa suaramu yang menggema dalam kepalaku
Kubawa  suara itu dalam doa-doaku
Semoga suara itu masih bisa kudengar lagi nanti
Semoga masih ada lagu cinta untukku
13/09/2018
Dan semoga kau menjadi milikku

— The End —