Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Alia Ruray Nov 2014
Hidup dengan segala problematikanya
sejenak senang sejenak tenang
sejenak buram sejenak suram

Matahari bawaku cahaya
Tapi aku kepanasan
Hijab bawaku perlindungan
Tapi aku tertutup
Pohon bawaku udara
Tapi aku tumbangkan untuk wi-fi
Ini baik tapi ini buruk.

Lalu hadir kerutan ditengah keningku
Melengkapi lipatan hitam mata ini
Hasil semua akar-akar pikiran
Bola matapun sekarang berfilter

Kuingat mawar pemberiannya
Gambar persembahan mereka
Seluruh tumpahan merah muda itu
Tapi tetap saja kabut dari belakang datang
Ia bersembunyi hanya tuk muncul kembali
-
-
-
Mengapa begini?
Terlalu banyak tapi
Mengindahkan kebingungan
Terbawa kelelahan
Aridea P May 2012
GFF
Palembang, 7 Mei 2012

Gambaran indah wajahmu selalu terlukis di awan hidupku
Angin pun selalu membawa suaramu di melodiku
Lonceng bersuara merdu tak semerdu suaramu di benakku
Musim selalu berganti namun kau tak terganti
Akar ini bersarang di hatiku
Namanya pasti kau tahu, akar cintaku

Fatamorgana tak bisa ku temukan di sini
Rupamu tertinggal untuk ku nanti
Embun telah membangun sarangnya di hidup ini
Di dalam palung jiwa ini
Engkau fatamorgana ku
Riwayat hidupku
Indahmu, adalah
Cintaku
Kecintaanku akan kamu

Fase cintaku
Energi mutakhir yang diciptakan darimu
Rasa sakit selalu
Genangan air mata melulu
Ucapanku dulu
Setelah ku memberimu itu
Otakku mati, lidahku kelu
Nisanku, tak perlu kau tahu
Bintun Nahl 1453 Mar 2015
Hinanya Kematian Mustafa Kemal Attatürk yang Dikenal sebagai ‘Bapak Modernisasi Turki’ dari perspektif Barat, dia sebenarnya adalah tokoh yang meng’sekuler’kan dan ‘membunuh’ syiar Islam di Turki. Siapa lagi jika bukan Mustafa Kemal Attatürk yang diberi gelar Al-Ghazi (orang yang memerangi). "Attatürk" berarti "Bapak Orang Turki". Attatürk adalah orang yang bertanggung jawab meruntuhkan Khilafah Islam Turki pada tahun 1924. H.S. Armstrong, salah seorang pembantu Attatürk dalam bukunya yang berjudul Al-Zi’bu Al-Aghbar atau Al-Hayah Al-Khasah Li Taghiyyah telah menulis: "Sesungguhnya Attatürk adalah keturunan Yahudi, nenek moyangnya adalah Yahudi yang pindah dari Spanyol ke pelabuhan Salonika". Golongan Yahudi ini dinamakan dengan Yahudi "Daunamah" yang terdiri dari 600 keluarga. Mereka mengaku beragama Islam hanya sebagai identitas, tetapi masih menganut agama Yahudi secara diam-diam. Ini diakui sendiri oleh bekas Presiden Israel, Yitzak Zifi, dalam bukunya Daunamah terbitan tahun 1957. Attatürk mengubah ucapan Assalamualaikum menjadi Marhaban Bikum (Selamat Datang), melarang menggunakan busana Islam dan sebaliknya mewajibkan memakai pakaian ala Barat. Dalam tempo beberapa tahun saja, dia berhasil menghapuskan perayaan Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha serta melarang kaum muslim menunaikan ibadah Haji, melarang poligami dan melegalkan perkawinan wanita muslim dengan non muslim. Dia membatalkan libur pada hari Jum'at, melarang adzan dalam bahasa Arab dan menggantinya dengan bahasa Turki. Tindakan yang dilakukan oleh Attatürk ini nyata sekali telah memisahkan budaya Turki dari akar agama Islam dan menghapuskan Islam sebagai agama resmi negara Turki. Attatürk berusaha keras untuk menghancurkan para penentangnya. Dia membakar majelis-majelis, menangkap para pimpinan majelis dan juga mengawasi para ulama. Attatürk pernah menegaskan bahwa “negara tidak akan maju kalau rakyatnya tidak cenderung kepada pakaian modern”. Dia menggalakkan minum arak secara terbuka, mengubah Al-Quran yang kemudian dicetak dalam bahasa Turki. Bahasa Turki sendiri diubah dengan membuang unsur-unsur Arab dan Parsi. Attatürk mengubah Masjid Besar Aya Sofia menjadi gereja dan setengahnya untuk musium, menutup masjid serta melarang shalat berjamaah, menghapuskan Kementerian Wakaf dan membiarkan anak-anak yatim dan fakir miskin. Dia membatalkan undang-undang waris, faraid secara Islam, menghapus penggunaan kalendar Islam dan mengganti huruf Arab ke dalam huruf Latin. Attatürk mengganggap dirinya tuhan sama seperti firaun. Ketika itu ada seorang prajurit ditanya “siapa tuhan dan di mana tuhan tinggal?” karena takut, prajurit tersebut menjawab "Kemal Attatürk adalah tuhan”, dia tersenyum dan bangga dengan jawaban yang diberikan. Saat-saat menjelang kematiannya, Allah mendatangkan kepadanya beberapa penyakit yang membuatnya tersiksa dan tak dapat menanggung azab yang Allah berikan di dunia, diantaranya penyakit kulit dimana dia merasakan gatal di sekujur tubuh. Dia juga menderita penyakit jantung dan darah tinggi. Kemudian rasa panas sepanjang hari, tidak pernah merasa sejuk sehingga pompa air dikerahkan untuk menyirami rumahnya selama 24 jam. Attatürk juga menyuruh para pembantunya untuk meletakkan kantong-kantong es di dalam selimut untuk membuatnya sejuk. Maha Suci Allah, walau telah berusaha keras, tidak ada yang dapat mereka lakukan untuk mengusir rasa panas itu. Oleh karena tidak tahan dengan panas yang dirasakan, dia menjerit sangat keras hingga seluruh istana mendengarnya. Karena tidak tahan mendengar jeritan, para pembantunya membawa Attatürk ke tengah lautan dan diletakkan dalam kapal dengan harapan beliau akan merasa sejuk. Maha Besar Allah, panasnya tak juga hilang!! Pada 26 September 1938, dia pingsan selama 48 jam disebabkan panas yang dirasakannya dan kemudian sadar tetapi dia hilang ingatan. Pada 9 November 1938, dia pingsan sekali lagi selama 36 jam dan akhirnya meninggal dunia. Ketika itu tidak ada yang mau mengurus jenazahnya sesuai syariat. Mayatnya diawetkan selama 9 hari 9 malam, sehingga adik perempuannya datang meminta ulama-ulama Turki untuk memandikan, mengkafankan dan menshalatkannya. Tidak cukup sampai disitu, Allah tunjukkan lagi azab ketika mayatnya akan dimakamkan. Sewaktu mayatnya hendak ditanam, tanah tidak menerimanya (tak dapat dibayangkan bagaimana jika tanah tidak menerimanya). Karena tidak diterima tanah, mayatnya diawetkan sekali lagi dan dimasukkan ke dalam musium yang diberi nama EtnaGrafi selama 15 tahun hingga tahun 1953. Setelah 15 tahun mayatnya hendak dikuburkan kembali, tapi Allah Maha Agung, bumi sekali lagi tak menerimanya. Sampai akhirnya mayat Attaturk dibawa ke satu bukit dan disimpan dalam celah-celah marmer seberat 44 ton. Lebih menyedihkan lagi, ulama-ulama yang sezaman dengan Attatürk mengatakan bahwa jangankan bumi Turki, seluruh bumi Allah ini tidak akan menerimanya. Naudzubillah.
Joshua Soesanto Jun 2014
aku ingin teriak
menghilangkan penat yang semakin memberat
sendiri tanpa wujud manusia bersama malam, mengelapkan bumi
titik terang seperti tidak berpihak di antara hati dan jiwa bergejolak
mimpi semakin jauh

satu cerita seperti gambaran perjalanan hidup
mengarah kepada kematian jiwa
keraslah
keringlah
seperti akar hasrat yang haus akan hujan nurani sebuah sosok

lalu makin penuhlah pikiran dengan kotoran suara "omong kosong"
puisi jingga yang kata banyak orang sebagai makna dari "hidup"
kapankah sebuah imajinasi berwujud nyata?
bertumbuh, bermutasi sebagai bagian dari mimpi yang pernah ada

sepertinya kopi dan rokok pun sudah bosan
mendengar celoteh sang pemberontak
tapi, mereka selalu ada
suntikan darurat adrenaline ke otak

disaat itulah..
aku membunuh tuan waktu
lupa reluk, remuk.
siraman spiritual kepada luka-luka nanah di masa muda

mungkinkah kopi berwujud manusia?
*apakah ia bidadari? *
dan
mengapa aku menanti dia mati?

ternyata benar
kematian adalah sebuah regulasi
ia menjadi bubuk mantra.. luruslah hidup katanya
seduh
delapan puluh derajat panasnya
sebuah bisikan kata-kata "pesona"
maka meronalah ia.. berbusa senyum
cairan itu.. damai

damai
selalu damai
lima huruf memukul ingatan akan senderan hangat dada yang empuk
detak jantungnya terdengar berdebar
kembalinya mantra halus jatuh dari bibir
kata-kata tertahan yang tak sempat kembali

akan kah kembali?
mungkin.
Jika kau tanya siapa aku
Bagaimana harus kujawab?*

*Tiada hari tanpa kukenakan kedok tebal ini
Menebar senyum, canda, berpesta
Aku meraung sambil tertawa

Riasan mata dan bibir dengan berbagai opsi warna
Jangan! Jangan terlalu pucat juga jangan terlalu mencolok
Nanti orang tidak senang
Kau kan harus memuaskan setiap mata
Jangan lupa pasang tameng itu tanggal demi tanggal
Jika tak lalai kalungkan secercah pamor dan aga

Bagaimana jika terlalu pucat?
Ah ya orang  tidak suka
Cakap nista kan menghardik
Memekik
Menghamun
Siapa monyet abu kucam menjijikkan didepanku?

Namun jika terlalu mencolok
Jua hinaan berkunjung ada
Biar ku beritahu
Mereka tak suka kau lebih darinya

Aku benci dunia
Aku berantakan
Kecurian
Namaku hilang dimakan cacian
Bagaikan karang tertutup berjebah rumput lautan
Aku mahkota yang hilang

Ah! Omong kosong semua!
Enyah kau kepala cemar
Umbi harus kembali didekat akar
Aku berkenan rujuk atas jasadku
Biar aku melalak tinggal abu
Aku enggan gemang
Aku punya Sembilan nyawa

Jika kau tanya siapa aku
Aku namaku
Jangan berani-berani hina nama itu!
Marcapada boleh berlimpah belang dan muka dua
Aku  jijik serupa dengan dunia
Oleh Novita Olivera
Puisi ini untuk dilombakan dalam Deklamasi Puisi Pekan Seni Tiga 2016 yang bertemakan "Inilah Aku".
Mengisahkan kekecewaan dan bentuk penentangan aku akan tuntutan dunia yang selalu berkomentar akan dirinya. Diakhir puisi, aku kembali percaya diri akan sosok asli dirinya dan tidak peduli akan apa yang dunia katakan.
Ceyhun Mahi Dec 2016
Sessizlik kovulur; bir yıldırım duyar yağmur,
Cennetten ince inciler gibi akar yağmur.

Aleme mal ile mülk sormadan ikram eder,
Birden gelir, birden verir, birden kaçar yağmur.

Beni terk ederse güneş ya terk ederse ay,
Hüzünlü yalnızlıkta beni kucaklar yağmur.

Semaların ahları sessiz sessiz duyarım,
Hüzün, bereket dünya içine katar yağmur.

Görmez açık elin renkleri ya işleri,
Güle kör, dikene kör; zira kör ağlar yağmur.

Efendi dervişe, namusuz katile verir,
Bilmez bir dindar ya bilmez bir günahkar yağmur.

Allahın Rahmeti sır gibi duyulmaz bazen,
Sessiz şakır şakır, ıslak ıslak akar yağmur.

El açık Rahmet Deryası semada bulunur,
Mis Gül Efendisi gibi Rahmet saçar yağmur.
I love writing in all the languages I wield.
Fahali Machi Mar 2012
seluruh hidup, kau akan berdengung menyanyikan lagu selamat tidur ke telinga ini,

dan di tempat tidur mati ini akan menjadi semua saksi..

suatu hari ku kan memuat sebuah memoar di dalam genggaman tanganmu..diiringi sebuah melodi terputus-putus dan bergetar..

mereka menemukan cinta dan ketenangan seperti mereka belum pernah mengenalnya..seperti sebuah daging yang diangkat dari sinar matahari

mereka menemukan cinta dan ketenangan seperti mereka belum pernah mengenalnya..dan tulisan berakhir tanpa sebuah resolusi..sebuah revolusi

sebuah kesudahan perlahan, meleleh, melebur melalui ruang dan waktu ke dalam diri lagi..kebutuhan sebuah realita akan menjadi hampa..

mereka berteriak kepada kehampaan “oh wahai kosmos, oh cahaya suci!”..

ia akhirnya belajar dari sebuah bayangan tidak hanya pada kegelapan

dan kepada mereka yang tidak percaya pada sebuah proses, kelak akan menjadi akar yang busuk di dalam sebuah kandungan.
Pumpkin Eater Dec 2017
Haq Meri mohabbat ka Ada kyun nahi karti
Tum dard to deti ** dawa kyun nahi karti
Kyun baithi ** is terha khamosh mere paas akar
Tum mere Marne ki Dua kyun nahi karti
Pholon ki terha **** hay pathar ki terha Dil
Jaane tum mujhse Wafa kyun nahi karti
Aankhon ki adaalat se Bari Kar tou Diya hay
Zulfon se Meri jaan reha kyun nahi karti !??
GEIGA VIA TANARO Oct 2017
Kemana semalam kalau siangmu penuh peluh?
Peraduan mana yang kau singgah kala menunggu Tuhan membalas?
Sang racun dunia
Sang peracau jiwa
Sang penggoyah iman mereka bilang
Kendara motor dini hari
Pergi dengan siapa ia mau
Karena akan terlalu bodoh memikirkan rangkanya
Diamlah kalau kau belum tahu rumahnya
Diamlah kalau tak tahu mana zakar mana akar
Urusanmu selalu tak kalah sepele dari pada urusan Si Jalang
Muzaffer Mar 2019
cangıldan
akar nehire su
saplanır budak
ıslak dudaklarına
sabahın
uykusunda yay
kemansız dans
doyumsuz iki şavk...

— The End —