Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
Aug 2017
We sat side by side that evening
:a pair of lost children
before the menu list of dining.

Looks like I'm the only one
who can hear your heart throb
looks like you're the only one
who isn't bothered by ugly music
in that tea shop.

From where does this nervous start?

Eight kilometers ago a greedy fate
swallowed all holidays
and postponed journey of prayer,
delaying your arrival in the reach
of my helpless desire.

Though you finally arrived
and we sat side by side
all evening, the cracking
weather at the end of the year
did not stop sending a signal
to the trembling cup of tea in
my hand.

The conversation is like a wraith,
because words already we keep
in faith.

And in the arch of your cheeks,
twilight becomes innocent
Like a single little sin
that slowly being forgiven.
(The original version - Indonesian)

Dari Mana Kegugugupan Bermula?

Kita duduk bersisian sepanjang sore itu
:sepasang anak hilang yang gugup di hadapan daftar menu.

Sepertinya cuma aku yang bisa
mendengar debar jantungmu. Sepertinya cuma kau yang tak terganggu musik jelek di kafe itu.

Dari mana kegugupan ini bermula?

Delapan kilometer lalu nasib yang rakus
menelan semua hari libur dan menunda
perjalanan doa-doa. Menunda
ketibaanmu di jangkauan lenganku
yang tak berdaya.

Meski akhirnya kau tiba dan kita duduk bersisian sepanjang sore itu, cuaca yang retak di penghujung tahun tak juga berhenti mengirim isyarat kepada secangkir teh yang gemetar di tanganku.

Percakapan ini alangkah sunyi, sebab kata
kata telah terlanjur kita imani.

Dan di lengkung pipimu,
senja menjadi murni
seperti dosa kecil
yang sedang diampuni.
Jamil Massa
Written by
Jamil Massa  32/M/Indonesia
(32/M/Indonesia)   
Please log in to view and add comments on poems