dari jiwanya mengalir darah tembaga; kelas tigaβ karena ia tak pernah meraih posisi utama. air mata jatuh dan menggema, isi kekosongan yang selalu ada: banjir kesunyian, ribuan tetes tangis di bawah cahaya rembulan sembunyi di antara lipatan selimut.
banting tulang, buang waktu. banting diri dalam sesal, buang kebahagiaan. hanya tembaga yang mendefinisikan diri; hati terbalut emas begitu berharga, medali tembaga dalam genggam dan tak pernah cukupβ tak pernah cukup.
based on a character, been a while since i last wrote indonesian poetry! first time doing indonesian poetry in this style though. and in this site.