HePo
Classics
Words
Blog
F.A.Q.
About
Contact
Guidelines
© 2024 HePo
by
Eliot
Submit your work, meet writers and drop the ads.
Become a member
ga
9 followers
/
2.8k words
Follow
Message
Block
Stream
39
Poems
39
Latest
Popular
A - Z
Favorites
6
Poems
(3)
Members
(3)
ga
aku
yang
kau
tak
malam
dan
itu
namun
love
ingin
dalam
pernah
dengan
senyum
akan
ini
warna
hari
hatiku
pada
saat
dari
untuk
padaku
cinta
lagi
menjadi
kita
hujan
kala
tanpa
indah
setiap
melihat
pagi
karena
sang
lembut
mata
bisa
diriku
suka
manis
kembali
dunia
dirimu
selalu
lagu
kalinya
maafkan
hangat
mimpi
lebih
suara
nanti
awan
gelap
badai
telah
tirai
semalam
walau
suaramu
hitam
bulan
tahu
langit
masih
night
semanis
wajahmu
rasa
tiba
angin
menatap
sebuah
untukmu
bintang
dia
berharap
layaknya
hati
kecewa
saja
mana
terlelap
bisikkan
hatimu
ketika
tanganmu
seperti
cahaya
bara
selamat
bisakah
menyambut
atas
pertama
kata
amarah
penuh
tubuhmu
kertas
lemah
matanya
seribu
dua
mungkin
dingin
mulai
nyatanya
rindu
sudut
jauh
kembang
senyummu
api
tetap
bunga
biar
tiap
tanganku
andaikan
musim
jiwaku
sendu
waktu
perlu
tersenyum
menggoda
pernahkah
terjaga
lama
padamu
kepalaku
agar
terakhir
hanya
semua
tapi
apakah
antara
ada
kusudahi
lara
erat
seluruh
atau
panggung
mampu
rambutmu
berpendar
menyiksa
wajah
omong
merona
mataku
biarlah
tolong
gersang
air
siap
jikalau
semoga
ksatria
tenang
menutup
nyaman
puisi
sebelum
akulah
september
sedikit
jemari
demi
menguap
merasakan
kenangan
saling
tanyakan
sampai
pekat
belakang
adalah
kosong
mimpiku
sudah
sejuknya
kabut
menciptakan
matamu
kupetik
sambil
melupakan
kugenggam
nyata
diam
hatinya
menyusuri
tatap
naskah
memeluk
luka
tawa
menuju
kaca
ombak
rintik
maaf
bidadari
datang
bersama
saatnya
tubuhku
karnaval
biasa
berhasil
oleh
sebentar
memberi
rembulan
dapati
kering
seorang
sore
milikku
pahit
ucapkan
smile
dikala
tumpah
pungguk
lampau
membagi
paling
kan
melihatmu
side
rela
kuasa
apel
berlalu
engkau
kalah
jalan
tetaplah
surga
apiku
kumiliki
smell
padang
buta
tinggal
mau
sadar
hambamu
cukup
mendengarkan
sunyi
kutatap
megah
terbelah
hingga
penghujung
kicau
mencintaimu
tubuh
esok
menumbuhkan
kubawa
kabar
siang
harum
berpisah
langitmu
terus
hidup
biru
terbangun
isi
menyibak
kamarmu
arang
anganku
detik
dinginnya
pentas
genggam
gugur
nafasmu
tandus
derita
semilir
daya
menggema
sempurna
ambil
bertukar
menemani
beri
layarku
membelaiku
mengapa
bertiup
langitku
laut
untuknya
melalui
bumi
terang
sewarna
bersamamu
tidur
angan
melawan
menantang
drama
fireworks
senja
memaksa
ilusi
menahan
membalas
berkawan
senyap
nyanyikan
namamu
menghangatkan
gadis
kakimu
merindukan
inginku
rasanya
menyaksikan
hancurkan
jatuh
gambaran
genggamanmu
sepekat
memerah
bersayapkan
bagaikan
melepaskan
perang
sinar
pulang
lautan
profesional
sementara
separuh
lampu
memejamkan
ingatanku
berat
venus
menemanimu
ditemani
terdengar
jengkal
terlena
wajahku
segaris
kelam
dahaga
harapan
relung
sampaikan
selimut
merah
pipinya
setia
sejenak
jendela
sentuhanmu
kali
memaksaku
kaulah
hariku
telepon
meresap
bagiku
kutahu
harimau
kuucapkan
benci
sekalipun
takkan
doa
ribuan
menyanyikan
eyes
bergairah
jadi
rebahkan
menceritakan
segera
masa
malamku
seketika
bibirmu
lelah
berikan
kehidupan
ujung
kucari
membawa
walaupun
bisikan
katakan
harimu
mekar
cerita
manisnya
memancing
untaian
darimu
selembut
apimu
sana
melangkah
hijau
pejamkan
reminds
holding
selagi
things
kenal
kejahuan
beda
risau
nun
dihantam
mengajarimu
kupenuhi
mengantarmu
secara
deru
telingaku
henti
candu
dicuri
jelas
didera
cabikan
tidak
kisah
raga
menyinari
inikah
puisinya
pentaskan
memilih
pulau
ayunkan
tutup
mencintai
duniaku
memandangi
kumainkan
pengumuman
berani
raganya
dibalik
menghitam
ingatannya
melampiaskan
light
ceria
begitu
lantunkan
murka
kebebasan
nada
pandang
mengusik
baitnya
galaksi
dibasuh
membiarkanmu
mendengar
menciptkan
satupun
bukannya
menebar
percakapan
mantra
kastil
sirna
mengumbar
mengumpan
lembutmu
melekat
embrace
ratuku
seutas
harap
pipimu
sehitam
bersatu
faint