Submit your work, meet writers and drop the ads. Become a member
 
 Jan 2020 Oka
Safira Azizah
Aku suka kata-kata
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ begitu pun kamu
tapi bukankah
Seno pernah mengutuk kata-kata karena
mereka sudah terlalu banyak di dunia?*
.kata-kata tak punya makna
apalagi jiwa
kata-kata mudah menguap
sampai kita harus (mengurungnya)
sebelum terevaporasi entah-berentah
tak lagi dipahami!

Apa arti 'kita'
jika kata-kata tak punya makna?

Aku cukup payah
mencari kata 'kita' di antara tumpukan buku
yang tak selesai kubaca.

Kamu pernah bilang
aku membiusㅡmembisukan
tapi bukankah kata hanya sampai
bila diutarakan? tidak ke selatan, 'kan?

Kata-kata memang tak punya makna
apalagi yang tak tersampaikan
kata-kata mudah dilupakan
meski kamu pandai meramu kata
menjadi sajak-sajak cinta, dan menyuapiku:
semua terasa getir, aku tak punya selera.

Aku hanya bisa
menelan perasaan penasaran
yang tak kunjung habis.

Hingga aku kepayahan
merapal kata-kata 'kita,'
entah-berentah
Aku belum paham.
September 2019
.*dalam cerpen Seno Gumira Ajidarma "Sepotong Senja untuk Pacarku"
#sajaktober
#metafora
 Jan 2020 Oka
Safira Azizah
stargaze
 Jan 2020 Oka
Safira Azizah
Te dije que yo so-la me queria ir. Quiero estar a solas con usted. Mirar las estrellas. Un poco de distracción es bueno para la imaginación. estarás bien, siempre en mi corazón.
 Jan 2020 Oka
Safira Azizah
home
 Jan 2020 Oka
Safira Azizah
I took refuge in your eyes, lied in the bed of your lies believe it or not, I know these affection tastes like formalityㅡ they're bland and bitter. They're not sacred, they're lust.

I looked at you in the eyes, to realize there's no one home.
 Jan 2020 Oka
Safira Azizah
 Jan 2020 Oka
Safira Azizah
bunga itu
biru atau kelabu?
merah itu
darah atau memar di dada?
mengapa kau menutupinya dengan
biru dan legam,
apakah kau betul berkabung
atau hanya ikut berseragam?

bebungaan
menyatu dalam diam
menyaru ke alam
realm nun kelam

bebungaan bicara
dengan warna
dan bermekar-mekaran
 Sep 2019 Oka
Safira Azizah
Terbang
 Sep 2019 Oka
Safira Azizah
Kini kamu bukan hanya
berdiri di atas kaki sendiri
Melampauinya-
kamu berani berdiri
di atas permukaan laut
yang hitam dan muram

Menyelaminya dalam-dalam
tersedak-sedak air asin
mendesak-desak ruang
dengan gelagat cemas
sambil menderit-derit
seperti mesin berdesing

Dan aku bangga
melihat mu mampu
bahkan mulai menantang
batas-batas ruang dalam waktu
yang berkelebatan

Maka terbanglah, kawan ku!

Terbanglah--
karena luas laut tak mampu
membendung derai hasratmu
Terbanglah jauh
karena dunia taksabar menantimu

Terbanglah dan lupakan
lautan itu

Lautan yang selalu kau kutuk: Sialan
bila malam datang dan pagi
enggan kau jumpai
Maka lupakan ia
lalu

Terbanglah
sekarang
juga!

— The End —